Pendahuluan Scabies
Scabies, atau disebut juga sebagai skabies atau kudis, adalah penyakit menular kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei hominis. Tungau mikroskopis tersebut akan menggali ke dalam epidermis, bertelur, dan menyebabkan manifestasi klinis. Gejala scabies yang paling umum adalah rasa gatal yang hebat dan ruam kulit seperti jerawat, yang biasanya terjadi pada suatu kelompok secara bersamaan. Scabies ditularkan melalui kontak langsung dari kulit atau material yang terkontaminasi.[1,2]
Gejala klasik scabies yaitu pruritus nokturnal, riwayat kontak dengan orang yang memiliki gejala sama, dan ditemukan lesi pada kulit berupa terowongan. Terkadang gejala dan lesi scabies mirip dengan penyakit kulit lain sehingga diagnosis sering terlewat. Konfirmasi diagnosis dapat dilakukan dengan mengambil sampel kulit dan menemukan tungau dewasa atau telur tungau tersebut.[1-3]
WHO mendeklarasikan scabies sebagai penyakit kulit yang terabaikan, terutama di negara berkembang. Diperkirakan prevalensi scabies di seluruh dunia adalah 300 juta setiap tahunnya. Prevalensi yang tinggi berkorelasi dengan kemiskinan, status gizi buruk, tunawisma, dan higienitas yang tidak memadai.[1,2]
Scabies lebih sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Wabah dapat terjadi secara sporadis atau institusional seperti di sekolah, asrama, panti jompo, rumah sakit, penjara, dan area padat penduduk. Morbiditas scabies yang signifikan terjadi karena infeksi sekunder seperti abses, limfadenopati, hingga infeksi sistemik seperti bakteremia dan sepsis.[1-3]
Scabies diterapi dengan obat skabisidal seperti krim permetrin, krim sulfur, atau crotamiton. Selain pada pasien yang bergejala, orang di sekitar pasien yang berkontak dalam jangka waktu substansial juga perlu diobati, misalnya keluarga pasien atau partner seksual. Sprei, pakaian, dan handuk yang digunakan oleh orang yang terinfeksi dalam 3 hari sebelum perawatan harus dicuci dalam air panas atau disegel dalam kantong plastik setidaknya selama 72 jam. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran, karena tungau scabies umumnya tidak bertahan lebih dari 2-3 hari di luar kulit manusia.[1-4]
Penulisan pertama oleh: dr. Afiffa Mardhotillah