Etiologi Scabies
Etiologi scabies atau skabies adalah tungau Sarcoptes scabiei hominis. Penularan dapat terjadi secara langsung melalui kontak kulit, maupun tidak langsung melalui benda-benda yang mengandung larva atau tungau scabies. Faktor kemiskinan, status gizi buruk, tunawisma, dan higienitas yang tidak memadai meningkatkan risiko scabies dan memudahkan penularan.
Sarcoptes scabiei hominis
Tungau Sarcoptes scabiei hominis merupakan arthropoda kelas Arachnida, ordo Astigmata, famili Sarcoptidae. Sarcoptes scabies merupakan parasit obligat pada manusia. Sarcoptes scabiei menempati lapisan dermis dan epidermis pada kulit manusia atau hewan.[1,2]
Siklus Hidup Tungau Sarcoptes scabiei hominis
Ukuran tungau betina sekitar 0,3 mm x 0,4 mm. Tungau betina memiliki ukuran dua kali lebih besar dari tungau jantan. Parasit dapat bergerak sekitar 2,5 cm per menit pada tubuh yang hangat. Tungau betina yang bertelur dapat menggali lubang pada kulit sehingga membentuk terowongan sekitar 0,5-5 mm per harinya pada lapisan stratum korneum dan akan bertahan di sana hingga mati.
Jangka waktu tungau betina berada pada stratum korneum hingga mati sekitar 4-6 minggu. Selama masa itu, tungau betina akan menelurkan 2-3 telur per hari. Larva akan menetas 2-3 hari setelahnya, kemudian akan berkerumun ke permukaan kulit dan berkembang pada kerutan kulit serta folikel rambut hingga menjadi nimfa.
Sekitar 9-17 hari, nimfa akan menjadi tungau dewasa dan secara seksual akan bersenggama di tempat yang sama. Tungau jantan akan mati tak lama kemudian, sementara tungau betina yang sudah dibuahi akan menggali terowongan ke dalam kulit dan siklus akan dimulai kembali.[1,3]
Penularan
Cara penularan scabies adalah melalui kontak, baik langsung maupun tidak langsung. Kontak tidak langsung umumnya jarang terjadi, kecuali bila pasien menderita scabies tipe krusta atau Norwegian scabies.
Kontak langsung didapatkan melalui sentuhan kulit, misalnya berjabat tangan, tidur bersama, maupun hubungan seksual. Sementara itu, kontak tidak langsung dapat terjadi pada kondisi bertukar handuk, seprei, bantal, serta pakaian. Umumnya penularan terjadi disebabkan oleh Sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi atau dapat pula dalam bentuk larva.[1-3]
Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya scabies di antaranya adalah usia muda, banyaknya anggota keluarga dalam satu rumah, tingkat pengetahuan atau tingkat ekonomi rendah, lingkungan rumah yang tidak higienis, memakai linen bersama, dan jarang mandi.[1,6,8,9]
Pada anak usia sekolah, scabies seringkali didapatkan pada asrama, tempat bermain, atau taman kanak-kanak. Higienitas personal pada anak dapat mencegah penularan scabies.[9]
Norwegian scabies atau tipe krusta, lebih banyak ditemukan pada pasien imunokompromais, misalnya pasien yang mengonsumsi terapi imunosupresif, diabetes, HIV, atau pada lansia.[2,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Afiffa Mardhotillah