Diagnosis Scabies
Diagnosis scabies atau skabies perlu dicurigai pada pasien yang mengeluhkan rasa gatal yang memberat di malam hari dan adanya riwayat kontak dengan individu yang mengalami scabies atau faktor risiko lain. Diagnosis scabies dapat ditegakkan jika ditemukan 2 dari 4 gejala klinis utama scabies atau tanda kardinal, yaitu:
- Pruritus nokturnal: munculnya rasa gatal pada malam hari akibat aktivitas tungau yang lebih tinggi
- Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga, perkampungan padat penduduk, maupun orang yang tinggal dalam satu asrama
- Adanya terowongan (kunikulus) pada daerah predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan. Daerah predileksi yang dimaksud yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mamae (pada wanita), umbilikus, bokong, genitalia eksterna dan perut bagian bawah pada pria
- Ditemukannya tungau hidup minimal satu.[1-3]
Anamnesis
Melalui anamnesis, gejala khas scabies seperti rasa gatal yang memberat di malam hari dan riwayat kontak termasuk gejala serupa pada orang yang satu rumah dapat mengarahkan scabies menjadi diagnosis banding teratas pada pasien.
Karakteristik Gatal
Keluhan utama pasien scabies yaitu gatal yang dirasakan memberat saat malam hari. Gatal umumnya dirasa lebih nyaman atau lebih ringan jika digaruk. Keluhan dapat bertambah seiring dengan waktu karena bertambahnya populasi tungau pada kulit dengan lokasi yang bertambah hingga menyebar ke seluruh tubuh.[1,3]
Predileksi Lesi
Lokasi predileksi biasanya berbeda antara orang dewasa dan anak-anak. Pada orang dewasa, lokasi predileksi yaitu pada area fleksor tangan, sela-sela jari, bagian dorsal kaki, aksila, siku, pinggang, bokong, dan area genital. Karakteristik khas pada orang dewasa yaitu adanya luka seperti melepuh pada skrotum dan penis pria, atau pada aerola mammae wanita.
Pada bayi dan anak-anak, lesi seringkali dikeluhkan secara acak dan lebih sering pada wajah, kepala, leher, telapak tangan, dan telapak kaki. Pada pasien lansia dan imunokompromais, seringkali pasien mengeluhkan gatal-gatal seperti dermatitis dengan lokasi yang tidak khas. Hal ini dapat menjadikan diagnosis scabies pada kelompok ini menjadi terlewat.[1,3]
Progresivitas Gejala
Tanda dan gejala dari gatal akan meningkat secara progresif selama 2-3 minggu sebelum pasien mencari pertolongan medis. Scabies sering tampak pada satu kluster atau institusi sekaligus sehingga dapat menjadi kejadian luar biasa pada suatu komunitas.[1,3]
Aspek Anamnesis Lainnya
Riwayat penyakit sebelumnya pada pasien perlu juga digali selama anamnesis untuk melihat apakah ada diagnosis banding atau kasus berulang. Riwayat penyakit keluarga, terutama yang satu rumah dengan pasien dapat digali apakah ada gejala yang mirip pada anggota keluarga atau orang lain yang satu tempat tinggal dengan pasien. Riwayat sosioekonomi serta riwayat nutrisi pada pasien dapat digali untuk mengidentifikasi faktor risiko.[1,3]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menemukan lesi khas scabies dan menilai adanya tungau. Berikut ini beberapa cara untuk menemukan tungau scabies:
- Cari terowongan dan amati ujung yang terdapat papul atau vesikel. Kemudian papul atau vesikel tersebut dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas kaca objek dan ditutup dengan kaca penutup untuk diamati dengan mikroskop cahaya
- Dengan cara menyikat dengan sikat dan di tampung di atas selembar kertas putih dan diamati dengan kaca pembesar
- Dapat pula dengan membuat biopsi irisan, yaitu dengan menjepit lesi dengan dua jari, kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya
- Melalui biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan hemaktosilin eosin
Konfirmasi secara mikroskopik dapat dilakukan, hanya saja sering terjadi hasil negatif palsu akibat pemeriksaan kerokan kulit maupun dermoskopi karena sering kali penderita scabies hanya memiliki beberapa tungau di seluruh tubuhnya sehingga sering tidak terbawa pada spesimen.[1-3]
Lesi Scabies dan Lokasi Predileksi
Pada pemeriksaan status lokalis pasien scabies dapat ditemukan lesi serpiginosa dengan garis berwarna putih yang mengindikasikan adanya terowongan tungau. Lokasi predileksi terowongan yaitu area intertriginosa, aksila, umbilikus, sela-sela jari, area lingkar pinggang, bokong, areola mammae pada wanita, permukaan jari, dan permukaan penis.
Reaksi hipersensitivitas tipe IV sebagai reaksi terhadap tungau, kutu, atau kotoran tungau dapat menyebabkan lesi lain berupa papula eritematosa. Gatal yang dirasakan seringkali memicu pasien untuk menggaruk sehingga seringkali tampak adanya lesi bekas garukan dengan enkrustasi dan lesi seperti impetigo.[1-3]
Infeksi Sekunder
Infeksi bakteri sekunder sering terjadi setelah adanya terowongan yang terbentuk oleh tungau. Impetigo merupakan infeksi sekunder yang paling sering terjadi. Hal ini juga berkaitan dengan adanya hubungan antara tungau scabies dengan Streptococcus pyogenes.
Scabies yang membuat terowongan dapat mengeluarkan komplemen yang menginhibisi protein yang mencegah opsonisasi S. pyogenes, yang mana hal ini dapat menyebabkan bakteri berproliferasi dan menyerang sistem imun. [2,3]
Diagnosis Banding
Scabies juga dikenal sebagai the great imitator karena efloresensinya yang dapat menyerupai penyakit kulit lain. Diagnosis banding scabies yaitu pioderma, impetigo, dermatitis, dan pedikulosis korporis.
Pioderma
Pioderma merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Secara umum, pioderma dapat menimbulkan efloresensi yang mirip dengan scabies, hanya saja, pada pioderma yang ditemukan hanya lesi makulopapular yang dapat disertai dengan pustul tanpa ditemukan kanalikuli (terowongan) yang hanya ada pada scabies.
Dermatitis Atopik
Pada dermatitis atopik, lesi yang muncul berupa makula eritematosa yang dapat disertai dengan gatal, dengan area predileksi terutama pada pipi dan ekstremitas. Namun, dermatitis atopik tidak menimbulkan kanalikuli yang khas terdapat pada scabies. Selain itu, pada anamnesis perlu ditekankan adanya riwayat atopi pada pasien, sementara hal itu tidak diperlukan pada penderita scabies.
Pedikulosis Korporis
Pedikulosis korporis juga merupakan penyakit kulit akibat infestasi parasit. Pada pedikulosis, penemuan telur dan titik merah pada pakaian maupun pakaian dalam akibat darah bekas gigitan tungau dapat menjadi ciri khas. Selain itu, lesi berbentuk kanalikuli juga tidak didapatkan pada pedikulosis korporis. [1-4]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk membuat diagnosis pasti scabies meliputi pemeriksaan mikroskopik, high-powered imaging, dan dermoskopi. Pemeriksaan lain yang jarang dilakukan secara rutin yaitu polymerase chain reaction (PCR), spektroskopi, dan deteksi antigen.[11,12]
Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik untuk mendiagnosis scabies menggunakan mikroskop cahaya merupakan cara sederhana dan mudah untuk memvisualisasikan tungau, telur, atau feses. Akurasi dari mikroskop bergantung pada operator, terutama dalam menemukan terowongan pada sampel kulit yang akan diambil dan dalam mengekstraksi material.
Keuntungan dari pemeriksaan mikroskopik adalah merupakan diagnosis definitif scabies jika ada bagian dari scabies yang ditemukan pada pemeriksaan. Pemeriksaan ini juga terjangkau. Kekurangan dari pemeriksaan mikroskopis adalah tidak sensitif karena bergantung pada operator, serta membutuhkan waktu yang lama terutama pada pasien anak.[11,12]
High-Powered Imaging
Piranti High-powered imaging merupakan piranti yang memungkinkan visualisasi kulit secara non invasif dan detail. Pembesaran memungkinkan hingga 70 kali bahkan lebih. Piranti ini di antaranya adalah videodermoskopi (pembesaran 70-1000 kali) dan mikroskop konfokal reflektansi (pembesaran 30-400 kali).[11,12]
Kelebihan dari piranti ini adalah dapat mengidentifikasi tungau secara langsung dengan cepat. Sedangkan kekurangannya seringkali membutuhkan piranti tambahan, tidak dapat digunakan pada lesi yang mirip impetigo, dan biaya yang tinggi.[11]
Dermoskopi
Dermoskopi dapat mengkonfirmasi diagnosis dari scabies melalui identifikasi tungau secara langsung. Apabila terowongan teridentifikasi, maka diagnosis scabies dapat dibuat secara klinis. Kelebihan dari pemeriksaan ini adalah mudah digunakan dan terjangkau, sementara kekurangannya adalah sangat bergantung pada operator dan tidak memungkinkan dalam memvisualisasi telur atau material feses.[11,12]
Kriteria Diagnosis
International Alliance for the Control of Scabies (IACS) pada tahun 2020 membagi diagnosis scabies menjadi tiga. Scabies terkonfirmasi memerlukan visualisasi langsung dari tungau atau produknya. Scabies klinis dan curiga (suspect) scabies bergantung pada pemeriksaan klinis berdasarkan tanda dan gejala.[1-3,11,12]
Scabies Terkonfirmasi
Setidaknya satu dari:
- Tungau, telur, atau feses pada mikroskop cahaya melalui sampel kulit
- Tungau, telur, atau feses yang tervisualisasi pada pasien dengan menggunakan high-powered imaging
- Tungau yang tervisualisasi pada pasien dengan menggunakan dermoskopi
Scabies Klinis
Setidaknya satu dari:
- Terowongan scabies
- Lesi tipikal pada genitalia pria
- Lesi tipikal dengan distribusi tipikal dan dua riwayat yang berkaitan
Curiga atau Suspect Sabies
Satu dari:
- Lesi tipikal dengan distribusi tipikal dan satu riwayat yang berkaitan
- Lesi atipikal atau distribusi atipikal dan dua riwayat yang berkaitan
Penegakan Diagnosis
Dokter juga perlu menanyakan riwayat yang berkaitan, yaitu:
- Gatal
- Riwayat kontak positif.[1-3,11,12]
Diagnosis klinis atau curiga scabies hanya bisa dibuat apabila diagnosis banding tidak mengarah ke penyakit lain selain scabies.[11]
Penulisan pertama oleh: dr. Afiffa Mardhotillah