Epidemiologi Spider Nevus
Data epidemiologi terkait spider nevus menunjukkan prevalensi tertinggi pada pasien dengan sirosis hepatis, hepatitis alkoholik, dan sindrom hepatopulmoner. Spider nevus juga berhubungan dengan kemungkinan tinggi varises esofagus, yang mengindikasikan luasnya fibrosis hati.
Prevalensi spider nevus pada sirosis adalah 33%. Dalam satu penelitian, 38% anak sehat memiliki setidaknya satu spider nevus. Lesi ini juga terlihat pada 60% wanita hamil.[2,8]
Global
Spider nevus cukup sering ditemukan pada anak sehat dan memiliki prevalensi sebesar 10-15% baik pada dewasa maupun anak-anak. Spider nevus ditemukan pada 38% anak-anak yang tidak memiliki riwayat penyakit hati sebelumnya. Prevalensi spider nevus meningkat seiring bertambahnya usia.
Lesi multipel dilaporkan berkaitan dengan kondisi lebih lanjut. Delapan dari sepuluh anak dengan sirosis hepatis setidaknya memiliki satu lesi spider nevus, tetapi hanya 3 dari 34 pasien anak dengan penyakit hati kronis saja yang memiliki lebih dari 5 lesi spider nevus.Sebagian besar spider nevus ditemukan pada area tangan dan jarang yang memiliki ukuran >5 mm.[7,9]
Prevalensi sirosis hepatis di Amerika Serikat sebesar 0,27%, berdasarkan data dari sebuah penelitian yang dilakukan pada 633.323 orang dewasa. Prevalensi ditemukan lebih tinggi pada orang kelompok sosioekonomi yang rendah. Diabetes, penyalahgunaan alkohol, hepatitis C dan B, jenis kelamin pria, serta usia lanjut memengaruhi angka kejadian sirosis hepatis.[10]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi spider nevus di Indonesia. Data mengenai prevalensi sirosis hepatis di Indonesia juga masih terbatas. Menurut laporan rumah sakit umum pemerintah di Indonesia, rata-rata prevalensi sirosis hepatis adalah 3,5% dari seluruh pasien yang dirawat di bangsal penyakit dalam, atau rata-rata 47,4% dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat.[11]
Mortalitas
Adanya lesi spider nevus berhubungan dengan risiko kematian yang lebih tinggi pada penyakit hati alkoholik. Pasien yang tetap mengonsumsi alkohol setelah terdiagnosa penyakit hati alkoholik mengalami peningkatan 20% terhadap risiko sirosis hepatis. Tingkat kelangsungan hidup 70% dilaporkan pada tahun ke-2 dan ke-10 setelah terdiagnosis.
Tingkat kematian dalam tiga puluh hari adalah sebanyak 20% pada pasien dengan penyakit ringan sampai sedang, sedangkan pada pasien dengan gejala berat dapat melebihi 40%.[1,12]