Epidemiologi Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
Data epidemiologi menunjukkan bahwa Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS) lebih banyak terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun. Insidensi Staphylococcal scalded skin syndrome dilaporkan lebih tinggi di negara berkembang karena infeksi Staphylococcus yang juga lebih tinggi.[1,2]
Global
Secara global, Staphylococcal scalded skin syndrome paling sering terjadi pada neonatus dan anak dengan insiden keseluruhan lebih tinggi di negara berkembang dan area dengan insiden infeksi Staphylococcus yang lebih tinggi. Berdasarkan studi epidemiologi mengenai Staphylococcal scalded skin syndrome di Perancis dan Jerman, insidensi Staphylococcal scalded skin syndrome berkisar antara 0,09 hingga 0,56 per juta orang.[1,2,6]
Studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa Staphylococcal scalded skin syndrome memiliki rerata insiden tahunan 7,67 per juta anak-anak, dengan 45,1 kasus per juta bayi berusia <2 tahun.[6]
Sebuah penelitian di Republik Ceko menunjukkan bahwa insidensi terjadinya Staphylococcal scalded skin syndrome sekitar 25 kasus per 100.000 anak di bawah usia satu tahun. Sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak usia di bawah 2 tahun.[1]
Berdasarkan usia, diketahui anak-anak lebih berisiko karena kurangnya kekebalan dan kemampuan pembersihan renal yang belum matang. Secara epidemiologi, diketahui sebagian pasien berusia kurang dari 2 tahun (62%) dan hampir seluruhnya berusia kurang dari 6 tahun (98%).
Staphylococcal scalded skin syndrome jarang terjadi pada individu dewasa. Pada dewasa, Staphylococcal scalded skin syndrome lebih sering terjadi pada individu dengan penyakit kronik, imunokompromais, atau gagal ginjal.[1,2]
Indonesia
Data terkait epidemiologi Staphylococcal scalded skin syndrome di Indonesia masih belum tersedia.
Mortalitas
Tingkat mortalitas dan risiko komplikasi akibat Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS) lebih tinggi pada populasi dewasa dibandingkan anak-anak. Tingkat mortalitas pada anak-anak tergolong sangat rendah, yakni sekitar 1-5%, kecuali jika terdapat sepsis atau ada kondisi medis serius yang mendasari. Sementara itu, pada individu dewasa, tingkat mortalitas dilaporkan lebih tinggi yakni 50-60%, yang dihubungkan dengan adanya komorbiditas dan risiko komplikasi yang tinggi.[2,5,7]
Selain mortalitas, Staphylococcal scalded skin syndrome juga meningkatkan morbiditas yang signifikan akibat penyebaran infeksi secara hematologi atau lokal. Staphylococcal scalded skin syndrome dapat menyebabkan komplikasi seperti sepsis, superinfeksi, serta dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit.[2]