Etiologi Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
Etiologi Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS) adalah eksotoksin epidermolitik yang dihasilkan oleh beberapa strain Staphylococcus, sekitar 5% di antaranya adalah Staphylococcus aureus. Terdapat dua eksotoksin yang telah diidentifikasi, yaitu tipe A dan B (ETA dan ETB) meskipun mekanisme pasti yang menyebabkan manifestasi Staphylococcal scalded skin syndrome masih belum diketahui.[1,2,6]
Studi awal menunjukkan bahwa fag litik kelompok II Staphylococcus aureus (subtipe 3A, 3B, 3C, 55, dan 71) bertanggung jawab dalam produksi toksin eksfoliatif. Namun, saat ini diketahui bahwa semua kelompok fag mampu menghasilkan toksin eksfoliatif yang menyebabkan pemisahan epidermis di bawah lapisan sel granular dan menyebar secara hematogen menyebabkan keterlibatan kulit yang luas [1,2,5]
Faktor Risiko
Neonatus dan anak-anak dari kelompok usia di bawah 5 tahun berisiko tinggi mengalami Staphylococcal scalded skin syndrome. Hal ini diduga disebabkan oleh fungsi renal yang belum matang pada kelompok usia ini, yang berkontribusi terhadap gangguan pembersihan eksotoksin yang bersirkulasi. Kelompok usia ini juga belum mengembangkan antibodi terhadap toksin Staphylococcus.[1,2,4-6]
Individu dengan gangguan kekebalan atau defisiensi imunologi akibat gagal ginjal, diabetes mellitus, infeksi HIV, dan penyakit kronik lain memiliki risiko lebih tinggi mengalami Staphylococcal scalded skin syndrome. Selain itu, praktik pengendalian infeksi yang tidak memadai di fasilitas kesehatan juga dapat meningkatkan kemungkinan Staphylococcal scalded skin syndrome.[1,2,5,6]