Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan e-Prescription Alomedika Tinea Versicolor adira-deandra-chairie 2022-11-15T08:53:30+07:00 2022-11-15T08:53:30+07:00
Tinea Versicolor
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription Alomedika

Panduan e-Prescription Alomedika Tinea Versicolor

Oleh :
dr. Maruti Lintangsenjani
Share To Social Media:

Panduan e-prescription pada tinea versicolor atau pityriasis versicolor dapat digunakan oleh Dokter Umum saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.

Tinea versicolor atau pityriasis versicolor, yang biasa disebut panu, adalah penyakit infeksi kronis jamur Malassezia furfur yang terjadi pada superfisial kulit, dan berlangsung secara kronis. Prevalensi penyakit ini tinggi pada daerah tropis yang bersuhu hangat dan lembab.[20]

Tanda dan Gejala

  • Rasa gatal ringan yang muncul terutama saat berkeringat, tetapi sebagian besar pasien asimptomatik
  • Lesi makula hipopigmentasi berwarna putih / merah muda, atau hiperpigmentasi berwarna coklat kemerahan
  • Bercak tersebut dapat berbentuk bulat atau tidak beraturan
  • Disertai skuama halus dan tipis, kadangkala hanya tampak dengan menggores kulit (finger nail sign)
  • Predileksi di tubuh bagian atas, seperti leher, wajah, dada, ketiak, dan lengan atas[20,21,23]

Perdalam faktor risiko, antara lain sering dijumpai pada usia dewasa muda karena kelenjar sebasea bekerja lebih aktif, pasien dengan imunodefisiensi, tubuh yang banyak berkeringat, serta keadaan cuaca yang panas dan lembab.[20,21]

Diagnosis banding: hipopigmentasi pascainflamasi, vitiligo, pitiriasis alba, atau dermatitis seboroik.[20,21]

Peringatan

Perlu diperhatikan pada kasus kronis atau berulang. Penggunaan kortikosteroid sistemik jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya tinea versicolor. Selain itu, harus diwaspadai untuk pasien dengan kondisi imunosupresif, seperti penderita HIV.[23]

Perhatian pada pemberian medikamentosa adalah efek samping akibat penggunaan antifungal sistemik jangka lama pada kasus tinea versicolor kronis atau berulang. Efek samping yang dapat terjadi adalah gangguan gastrointestinal dan peningkatan fungsi hati yang bersifat sementara.[22]

Medikamentosa

Pasien disarankan untuk lebih menjaga higienitas dan sanitasi, tidak menggunakan pakaian yang lembab, dan tidak menggunakan barang pribadi bersama dengan orang lain.[20]

Pasien Dewasa

Lini Pertama:

Sebaiknya diberikan topikal antifungal terlebih dahulu. Pilih salah satu obat topikal di bawah ini:

  • Sampo ketokonazol 2%, dioles pada lesi 5 menit sebelum mandi, 1x setiap hari, dan dipakai selama 3 hari berturut-turut
  • Sampo selenium sulfida 2,5%, dioles pada lesi selama 15−30 menit sebelum mandi, 1x setiap hari, dipakai selama 3 hari berturut-turut dan diulang seminggu kemudian
  • Khusus daerah wajah dan genital gunakan vehikulum solusio, atau golongan azol topikal seperti krim miconazole, dioles 2 kali setiap hari, dipakai selama 7 hari berturut-turut[20-22]

Lini Kedua:

Terapi lini kedua berupa terapi sistemik yang diberikan apabila kondisi lesi menyebar luas, sulit disembuhkan dengan terapi topikal, atau pada kasus kronis berulang. Pilih salah satu antifungal peroral di bawah ini:

  • Ketoconazole 200 mg, diminum 1 x per hari, selama 10 hari

  • Itrakonazol 200−400 mg, diminum 1 x per hari, selama 5−7 hari
  • Fluconazole 150−300 mg, diminum dosis tunggal 1x per minggu, selama 2−4 minggu[20-22]

Pasien Anak

Lini Pertama:

Pengobatan lini pertama untuk anak disarankan menggunakan antifungal topikal seperti pada pasien dewasa.

Lini Kedua:

Pemberian antifungal sistemik untuk kasus tinea versicolor pada anak sebaiknya dihindari, karena sering menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, nyeri abdomen, dan diare.

Namun, jika lesi luas, simtomatik, tidak membaik dengan topikal, atau kasus kronis berulang, maka dapat diberi obat peroral:

  • Fluconazole 3−6 mg/kgBB, atau 50 mg untuk berat 10 kg, diminum 1 x per hari, selama 2−4 minggu, lama pengobatan maksimum 6 minggu[24,25,27]

Pemberian pada Ibu Hamil dan Menyusui

Sebagian besar obat antifungal masuk FDA kategori C sehingga pemberian pada ibu hamil tidak dianjurkan, terutama pada kehamilan trimester pertama. Terdapat beberapa antifungal topikal yang aman untuk diberikan pada kehamilan.

Pemberian pada ibu menyusui harus berdasarkan pertimbangan keuntungan lebih besar daripada risiko, karena obat antifungal dapat disekresikan ke dalam ASI dan menyebabkan efek samping pada bayi. Obat antifungal yang termasuk dalam kategori B, atau aman diberikan untuk ibu hamil adalah amphotericin B, oxiconazole dan terbinafine.[26,28]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

 

Referensi

20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 5. Panduan Praktis Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta; 2014
21. Perkumpulan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta; 2017.
22. Arifin, E. M., Amin, S., Bubakar, A. R., Kadir, D., Silviana, A., & Adriani, A. (2013). Efektivitas Itrakonazol Dosis Tunggal dan Ketokonazol Dosis Kontinyu Pada Pitiriasis Versikolor. Mdvi, 40(2), 69–73.
23. Verawaty, L., & Karmila, I. D. (2017). Penatalaksanaan Pitiriasis Versikolor. Bagian Kesehatan Kulit Kelamin FK Universitas Udayana, 3–10.
24. Pusat Informasi Obat Nasional. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Anti Jamur. 2022. http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-5-infeksi/53-anti-jamur
25. Pusat Informasi Obat Nasional. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Anti Jamur. Available from: http://pionas.pom.go.id/monografi/flukonazol
26. Palareti, G., Legnani, C., Cosmi, B., Antonucci, E., Erba, N., Poli, D., … Tosetto, A. (2016). Comparison between different D-Dimer cutoff values to assess the individual risk of recurrent venous thromboembolism: Analysis of results obtained in the DULCIS study. International Journal of Laboratory Hematology, 38(1), 42–49. https://doi.org/10.1111/ijlh.12426
27. Govindarajan A, Bistas KG, Ingold CJ, et al. Fluconazole. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537158/
28. Benoît Pilmis, Vincent Jullien, Jack Sobel, Marc Lecuit, Olivier Lortholary, Caroline Charlier, Antifungal drugs during pregnancy: an updated review, Journal of Antimicrobial Chemotherapy, Volume 70, Issue 1, January 2015, Pages 14–22, https://doi.org/10.1093/jac/dku355
29. Karray M, McKinney WP. Tinea Versicolor. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482500/

Edukasi dan Promosi Kesehatan Ti...

Artikel Terkait

  • Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
    Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
  • Batuk Kering pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
    Batuk Kering pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Batuk Berdahak pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
    Batuk Berdahak pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
    Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika
    Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Nabel
Dibalas 11 April 2025, 15:05
Pseudoefedrin sudah bisa diresepkan dari My Patient Alomedika?
Oleh: dr.Nabel
1 Balasan
Alo Dokter, kupikir resep pseudoefedrin tidak bisa diberikan secara online. Tetapi, kemarin saat saya coba kirim resep dari My Patient Alomedika, saya bisa...
dr.Meidina
Dibalas 08 April 2025, 15:50
Pengalaman tulis resep di fitur My Patient Alomedika
Oleh: dr.Meidina
2 Balasan
Gak nyangka bakal semudah ini buat bantu saudara saat lebaran di Bandung kemarin. Hari ke-2 lebaran kemarin, ada saudara yang mengeluh batuk pilek dan...
Anonymous
Dibalas 27 Maret 2025, 07:20
Untuk meresepkan obat di fitur My Patient, apakah harus punya SIP?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya Alo dokter,Saya mau mengirim resep obat asma rutin adek saya yang ada di Bandung. Apakah bisa melalui Alomedika - My Patient? Apa saja...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.