Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Karsinoma Sel Skuamosa general_alomedika 2023-07-14T16:21:59+07:00 2023-07-14T16:21:59+07:00
Karsinoma Sel Skuamosa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Karsinoma Sel Skuamosa

Oleh :
dr.Megawati Tanu
Share To Social Media:

Diagnosis karsinoma sel skuamosa (KSS) atau squamous cell carcinoma dapat dipertimbangkan pada pasien dengan keluhan ulkus tidak kunjung sembuh, atau terdapat massa flesh-coloured dengan permukaan yang ditutupi skuama dan hiperkeratosis. Diagnosis pasti ditegakan berdasarkan pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaan dermoskopi dapat membantu membedakan subtipe KSS kulit invasif dan KSS in situ (penyakit Bowen).[2,7]

KSS in situ merupakan lesi tahap awal kanker, di mana terdapat sel atipikal keratinosit yang terbatas hanya pada lapisan epidermis. Sementara pada KSS invasif, sel atipikal keratinosit mendustruksi hingga ke membran basalis. Pada pemeriksaan histologi, KSS invasif dapat dijumpai inti sel hiperkromatik dan pleomorfik disertai destruksi lokal di sekitar area kanker.[2,7].

Anamnesis

KSS kulit dapat muncul sebagai ulkus yang tidak kunjung sembuh, atau sebagai pertumbuhan abnormal pada area yang terpapar matahari. Anamnesis perlu menggali faktor risiko, seperti riwayat pajanan matahari yang sering dan lama, tipe kulit, dan kondisi imunosupresi.[1,2]

Predileksi lesi KSS adalah area yang terpajan matahari, misalnya kepala, leher, ekstremitas atas, dan dorsum tangan. Pada pasien yang sebelumnya sehat, salah satu prediktor utama KSS adalah kondisi keratosis aktinik, di mana lesi ini dapat meningkatkan risiko KSS tetapi bukan sebagai lesi yang akan bertransformasi menjadi KSS.[1,2]

Pemeriksaan Fisik

KSS kulit dapat memiliki tampilan klinis yang beragam, tergantung ukuran, diferensiasi sel, pigmentasi, lokasi, dan tipe kulit. Lesi minimal invasif awal nampak sebagai plak atau papul kecil flesh-coloured, yang kadang ditutupi sisik atau  hiperkeratosis pada permukaannya. [2,7]

Plak tersebut akan membesar seiring waktu dan menimbulkan ulserasi atau krusta.  Umumnya, KSS tampak sebagai tumor berkrusta yang disertai ulserasi maupun tidak, atau keratinisasi nodular yang mengalami indurasi. KSS kulit dapat berpigmen, yaitu warna coklat muda-tua. [2,7]

Beberapa lesi KSS kulit terasa nyeri ketika ditekan. Saat pemeriksaan, harus melakukan evaluasi kelenjar limfe untuk mendeteksi metastasis regional.[1,7]

Karsinoma Sel Skuamosa In Situ (Penyakit Bowen)

KSS in situ bersifat asimptomatik, dengan klinis berupa plak hiperkeratosis, dengan dasar eritema, berbatas tegas, tepi ireguler. Predileksi pada area yang terpajan matahari untuk individu berkulit putih.

Variasi KSS in situ berpigmen dapat ditemukan sebesar 1,7‒5,5% pada individu berkulit putih. KSS in situ pada individu berkulit gelap, lebih banyak pada pria dengan predileksi di area yang tertutup sinar matahari, seperti ekstremitas bawah dan intertriginosa.[6]

Diagnosis Banding

Gambaran lesi kulit pada penderita KSS dapat didiagnosis banding dengan kelainan kulit hiperplastik/hiperkeratotik keratosis aktinik dan keratoakantoma.

Hiperplastik atau Hiperkeratotik Keratosis Aktinik

Keratosis aktinik merupakan proliferasi keratinosit atipikal pada lapisan intradermal. Lesi berupa plak berwarna merah atau coklat dengan peningkatan keratosis, dan berada pada lokasi yang terpapar matahari. Jika seluruh lapisan kulit mengandung keratinosit atipikal tanpa keterlibatan membran basal, disebut karsinoma in situ (penyakit Bowen).[10]

Namun, jika keratinosit atipikal melewati membran basal maka disebut KSS kulit. Pada pemeriksaan dermoskopi, keratosis aktinik dapat menunjukkan pseudonetwork berwarna merah.[5]

Keratoakantoma

Keratoakantoma merupakan tumor skuamosa-proliferatif yang tumbuh dengan cepat, dalam hari hingga minggu, tetapi dapat mengalami regresi spontan. Lesi tampak sebagai nodul soliter simetris berbentuk kubah, ditutupi keratin, dan di area yang sering terpajan matahari.

Pada dermoskopi, keratoakantoma dapat dibedakan dari KSS dan lesi nonpigmentasi kulit lainnya jika terdapat lesi bulat berwarna putih, keratin, dan bintik perdarahan.[1,5]

Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang diperlukan untuk diagnosis pasti KSS Kulit, yaitu pemeriksaan histopatologi, dermoskopi, serta radiologi.

Pemeriksaan Histopatologi

Histopatologi merupakan pemeriksaan baku emas untuk KSS. Eksisi atau biopsi kulit yang dilanjutkan dengan konfirmasi histologi wajib dilakukan pada semua kasus suspek KSS. KSS terdiri dari sel epitel tumor atipikal, menyerupai sel di lapisan stratum spinosum, yang cenderung mengalami kornifikasi dan membentuk gambaran mutiara tanduk.

Pemeriksaan histopatologi harus dilakukan sebelum terapi yang bersifat destruktif, seperti laser atau radioterapi. Data demografi, yaitu lokasi dan diameter lesi, perlu dicatat untuk penentuan staging.

Hasil pemeriksaan histopatologi penting lainnya adalah ketebalan lesi (mm), kedalaman invasi (Clark level), adanya invasi perineural (PNI), derajat diferensiasi, status margin, dan tipe desmoplastic, yang semuanya berperan dalam menentukan staging dan prognosis KSS kulit.[1]

Pemeriksaan Dermoskopi

Pemeriksaan dermoskopi dapat membedakan beberapa varian jenis KSS kulit, yaitu penyakit Bowen pigmentasi, penyakit Bowen non pigmentasi, dan KSS kulit invasif.[2,7]

Tabel 1. Struktur KSS Kulit pada Pemeriksaan Dermoskopi

KSS Kulit Invasif

●      Keratin atau bersisik

●      Bercak darah

●      Lingkaran putih

●      Area tanpa struktur berwarna putih

●      Hairpin dan linier – pembuluh tidak beraturan

●      Halo putih perivaskular

●      Ulserasi

Penyakit Bowen

(pigmentasi)

●      Gumpalan/titik berwarna coklat hingga abu-abu di area perifer (*tidak spesifik)

●      Pigmentasi tanpa struktur

●      Area tanpa struktur berwarna coklat

●      Tanda tepi ganda (tepi berpigmen paralel di pinggiran lesi)

Penyakit Bowen

(non-pigmentasi)

●      Pembuluh tampak putus-putus dan glomerular

●      Permukaan bersisik putih-kuning

Sumber:  Megawati, 2023.[2]

g1KarsinomaSelSkuamosa

Gambar 1. Dermoskopi dalam Diagnosis Karsinoma Sel Skuamosa Nonpigmentasi dan Hipopigmentasi. A) Papul eritematosa di sisi kiri. (B) Polimorfisme vaskular dan sisa pigmentasi pada dermoskopi. (C) Dermoskopi menunjukkan polimorfisme vaskular (persegi), pigmentasi residu biru (tanda bintang), dan area merah muda (panah).

Pemeriksaan Pencitraan

Pasien KSS kulit primer dengan faktor risiko tinggi sebaiknya dilakukan pemeriksaan pencitraan untuk menentukan keterlibatan kelenjar limfe. Ultrasonografi menjadi pertimbangan pertama karena minimal invasif dan lebih murah. Jika dicurigai terdapat keterlibatan jaringan, CT scan (tulang) atau MRI (jaringan lunak) perlu dilakukan untuk menentukan apakah sudah terdapat infiltrasi lokal, jauh, atau metastasis.[1,7]

Staging Karsinoma Sel Skuamosa

Klasifikasi dan staging KSS kulit berdasarkan TNM (tumor, nodul, metastasis) tertera pada tabel di bawah.[7]

Tabel 2. Klasifikasi TNM Karsinoma Sel Skuamosa Kulit

Kategori T
T1 Diameter terbesar ≤2 cm
T2 Diameter terbesar >2 hingga 4 cm
T3

Diameter terbesar >4 cm

atau

Terdapat erosi tulang minimal

atau

Invasi perineural spesifik (diameter ≥0,1 mm dan/atau lebih dalam dari dermis dan/atau mengenai nervus)

atau

Invasi jauh (ketebalan invasi >6 mm dan/atau melebihi lapisan subkutan)

T4a Tumor menginvasi tulang kortikal atau sumsum tulang
T4b Tumor menginvasi dasar tengkorak atau kerangka aksial, melibatkan foramen ke ruang epidural
Kategori N untuk area selain kepala dan leher
N1 Metastasis ke nodus tunggal, diameter terbesar  ≤3 cm
N2 Metastasis ke KGB ipsilateral tunggal, ukuran >3 cm dan ≤6 cm, atau multipel nodul ipsilateral dengan diameter terbesar tidak ada yang mencapai >6 cm
N3 Metastasis ke nodus limfe, dengan diameter terbesar >6 cm
Kategori N untuk area kepala dan leher
N1 Metastasis ke KGB tunggal ipsilateral, dengan diameter terbesar ≤3 cm, tanpa ekstensi ekstranodal
N2a Metastasis ke KGB tunggal ipsilateral, dengan diameter terbesar >3 cm dan <6 cm, tanpa ekstensi ekstranodal
N2b Metastasis ke KGB multipel ipsilateral, dengan diameter terbesar tidak ada yang mencapai >6 cm, tanpa ekstensi ekstranodal
N2c Metastasis ke KGB kontralateral atau bilateral, dengan diameter terbesar tidak ada yang mencapai >6 cm, tanpa ekstensi ekstranodal
N3a Metastasis ke KGB tunggal/multipel, dengan ukuran diameter terbesar >6 cm, tanpa ekstensi ekstranodal
N3b Metastasis ke KGB tunggal/multipel dengan ekstensi ekstranodal secara klinis maupun patologi
Kategori M
M0 Tidak terdapat metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh (KGB kontralateral pada KSS non kepala dan leher)

Sumber: Megawati, 2023.[7]

Tabel 3. Staging Karsinoma Sel Skuamosa Kulit berdasarkan TNM

Stage T N M
I T1 N0 M0
I T2 N0 M0
III T3 N0 M0
T1, T2, T3 N1 M0
IV A T1, T2, T3 N2, N3 M0
T4 N berapapun M0
IV B T berapapun N berapapun M1

Sumber: Megawati, 2023.[7]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Ricky Dosan

Referensi

1. Stratigos AJ, Garbe C, Dessinioti C, Lebbe C, Bataille V, Bastholt L, et al. European interdisciplinary guideline on invasive squamous cell carcinoma of the skin: Part 1. epidemiology, diagnostics and prevention. Eur J Cancer Oxf Engl 1990. 2020 Mar;128:60–82.
2. Fania L, Didona D, Di Pietro FR, Verkhovskaia S, Morese R, Paolino G, et al. Cutaneous Squamous Cell Carcinoma: From Pathophysiology to Novel Therapeutic Approaches. Biomedicines. 2021 Feb 9;9(2):171.
5. Stanganelli I, Spagnolo F, Argenziano G, Ascierto PA, Bassetto F, Bossi P, et al. The Multidisciplinary Management of Cutaneous Squamous Cell Carcinoma: A Comprehensive Review and Clinical Recommendations by a Panel of Experts. Cancers. 2022 Jan 13;14(2):377.
6. Sharma A, Birnie AJ, Bordea C, Cheung ST, Mann J, Morton CA, et al. British Association of Dermatologists guidelines for the management of people with cutaneous squamous cell carcinoma in situ (Bowen disease) 2022. Br J Dermatol. 2023 Feb 1;188(2):186–94.
7. Keohane S g., Botting J, Budny P g., Dolan O m., Fife K, Harwood C a., et al. British Association of Dermatologists guidelines for the management of people with cutaneous squamous cell carcinoma 2020*. Br J Dermatol. 2021;184(3):401–14.
10. Gutzmer R, Wiegand S, Kölbl O, Wermker K, Heppt M, Berking C. Actinic Keratosis and Cutaneous Squamous Cell Carcinoma. Dtsch Ärztebl Int. 2019 Sep;116(37):616–26.

Epidemiologi Karsinoma Sel Skuamosa
Penatalaksanaan Karsinoma Sel Sk...

Artikel Terkait

  • Hydrochlorothiazide Meningkatkan Risiko Terkena Karsinoma Sel Basal dan Skuamosa
    Hydrochlorothiazide Meningkatkan Risiko Terkena Karsinoma Sel Basal dan Skuamosa
  • Perbedaan Keratosis Aktinik dengan Karsinoma Sel Skuamosa
    Perbedaan Keratosis Aktinik dengan Karsinoma Sel Skuamosa
Diskusi Terkait
dr. Nurul hidaya
Dibalas 02 Mei 2021, 22:34
Pasien wanita usia 30 tahun dengan luka pada leher belakang sejak 2 minggu lalu yang berawal seperti jerawat
Oleh: dr. Nurul hidaya
4 Balasan
Izin share dokter, Seorang wanita usia 30tahun datang ke puskesmas dengan keluhan luka di leher belakang yang dirasakan sekitar 2 minggu terakhir. awalnya...
dr. Nurul hidaya
Dibalas 07 Februari 2021, 15:55
Pasien wanita usia 55 tahun dengan keluhan luka dan nyeri pada lengan atas sejak 4 bulan yang lalu
Oleh: dr. Nurul hidaya
6 Balasan
Izin dok,Pasien wanita usia 55tahun dengan keluhan luka dan nyeri di lengan atas sebelah kanan, dirasakan sejak 4 bulan terakhir, awal muncul berupa lecet...
dr.Eden Kurniawati Duha
Dibalas 13 Juli 2020, 11:14
Pasien perempuan usia 53 tahun dengan keluhan terdapat benjolan tampak seperti bunga kol pada lengan kiri yang terasa nyeri sejak 2 tahun lalu
Oleh: dr.Eden Kurniawati Duha
29 Balasan
Wanita , Usia 53 tahun. mengeluh benjolan pada lengan kiri bawah yang sudah di derita selama 2 Tahun. Awalnya benjolan biasa seperti kutil, kemudian...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.