Prognosis Melanoma
Prognosis melanoma tergantung kedalaman vertikal tumor dari lapisan granular epidermis ke titik invasi atau Breslow’s depth, ulserasi berdasarkan gambaran histologi, dan laju mitosis yang dinyatakan dengan mitosis/mm2. Derajat invasi atau Clark’s level sudah bukan merupakan bagian dari sistem staging menurut American Joint Committee on Cancer (AJCC).
Adanya keterlibatan kelenjar getah bening, metastasis ke organ lain, dan cepatnya penatalaksanaan yang tepat juga merupakan faktor penentu prognosis. Komplikasi umumnya berhubungan dengan terapi yang dijalani.[36,37]
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada penderita melanoma biasanya terkait terapi yang diterima, misalnya infeksi pada luka operasi, pembentukan jaringan parut, serta gangguan psikologis seperti depresi dan kecemasan.
Pada pasien dengan diseksi nodus aksilaris, komplikasi yang dapat timbul berupa seroma dan limfokel (27%), disfungsi saraf dan/atau nyeri (22%), serta hematoma (1%). Pada pasien dengan diseksi kelenjar getah bening di pangkal paha dan aksilar, komplikasi dapat berupa limfedema pada ekstremitas atas dan bawah, dengan jumlah kejadian bervariasi antara 2–39%.[5,9]
Prognosis
Prognosis dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ketebalan tumor, ada atau tidaknya ulserasi, metastasis ke organ lain, dan jumlah keterlibatan kelenjar getah bening. Berikut ini merupakan survival rate 5 tahun berdasarkan stadium:
- Stadium 0 (melanoma in-situ), survival rate 5 tahun >98%
- Stadium I, survival rate 5 tahun 90–95%
- Stadium II, survival rate 5 tahun 78% untuk melanoma tanpa ulkus dengan ketebalan 1–4 mm dan 45% untuk melanoma dengan ulkus ketebalan > 4 mm
- Stadium III, survival rate 5 tahun 69% untuk melanoma tanpa ulkus disertai keterlibatan nodus tunggal dan 26% untuk melanoma dengan ulkus yang disertai 4 atau lebih nodus terlibat
- Stadium IV, survival rate 5 tahun 3–10% pada pasien yang tidak menjalani terapi dan kurang lebih 20% pada pasien yang diterapi[30,33]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli