Edukasi dan Promosi Kesehatan Cushing Disease
Edukasi dan promosi kesehatan pada Cushing disease perlu mencakup penyebab, gejala, dan konsekuensi dari hiperproduksi kortisol yang berkepanjangan. Pasien perlu diberi tahu tentang pentingnya kepatuhan terhadap jadwal pemeriksaan dan pengobatan, serta potensi komplikasi yang mungkin terjadi jika penyakit tidak ditangani, seperti risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, dan osteoporosis.
Selain itu, pasien harus dipersiapkan untuk kemungkinan efek samping dari terapi, seperti kebutuhan akan penggantian hormon seumur hidup jika dilakukan adrenalektomi. Pemahaman mengenai tanda-tanda kekambuhan juga perlu diberikan agar pasien dapat segera mencari bantuan medis jika gejala kembali muncul.[1,2,4]
Edukasi Pasien
Edukasi pasien meliputi penyebab Cushing disease, manajemen penyakit dan pemantauan pasca tindakan. Hampir seluruh pasien dengan Cushing disease memiliki adenoma pituitari sehingga diperlukan tindakan operasi pituitari apabila tidak ada kontraindikasi untuk menghilangkan tumor. Pada pasien yang tidak dapat menjalani tindakan bedah, dapat menjalani radioterapi dan terapi farmakologi untuk mengontrol tumor dan hiperkortisolisme.[1,2]
Karena Cushing disease dapat mengalami rekurensi, maka dilakukan pemantauan berkala terhadap kadar kortisol selama seumur hidup. Pasien perlu mengonsumsi obat terus, sehingga dibutuhkan aliansi terapeutik yang baik agar pasien tidak putus pengobatan. Tata laksana yang diberikan tidak hanya terhadap Cushing disease namun juga kepada komorbid, misalnya diabetes mellitus, depresi, ulkus peptikum, dan hipertensi. Kontrol terhadap penyakit penyerta ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.[1,4]
Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Modifikasi gaya hidup pada pasien dengan Cushing disease bertujuan untuk mengontrol tekanan darah, berat badan dan gula darah dengan cara menjalani diet rendah garam dan lemak, memperbanyak konsumsi serat, mengelola stres, dan berolahraga. Karena pasien juga kemungkinan memiliki penurunan massa otot dan osteoporosis, maka diperlukan pemantauan multidisiplin dengan fisioterapis, spesialis gizi, dan spesialis rehabilitasi medik.
Peningkatan kesadaran di kalangan praktisi medis mengenai tanda dan gejala Cushing disease, serta penggunaan diagnostik yang tepat, dapat membantu dalam diagnosis yang lebih awal, mengurangi durasi paparan kortisol berlebih dan menghindari kerusakan organ lebih lanjut. Selain itu, pemantauan jangka panjang setelah pengobatan penting untuk mencegah kekambuhan dan memastikan fungsi hormon tetap stabil.[1,2]
Penulisan pertama oleh: dr. Audric Albertus