Prognosis Nodul Tiroid
Prognosis nodul tiroid ditentukan oleh sifat nodul, apakah jinak atau ganas. Nodul jinak memiliki prognosis baik, sedangkan prognosis kanker tiroid ditentukan oleh tipe histologisnya.
Komplikasi
Komplikasi nodul tiroid dapat disebabkan oleh nodul itu sendiri atau oleh tindakan medis seperti fine needle aspiration biopsy (FNAB) dan tiroidektomi.[7]
Nodul tiroid fungsional dapat mengakibatkan hipertiroidisme seperti berkeringat, palpitasi, dan toleransi glukosa terganggu. Nodul tiroid kistik kadang dapat menimbulkan nyeri tiroid, yang mungkin mengindikasikan perdarahan tiba-tiba atau infark perdarahan.[7]
Komplikasi tiroidektomi yang dapat terjadi adalah:
- Kehilangan/gangguan suara akibat terpotongnya nervus laryngeus atau pembuluh darah yang menyuplainya
- Hipokalsemia, terjadi jika kelenjar paratiroid ikut terangkat atau terkena jejas. Gejala-gejala akibat hipokalsemia dapat berupa kesemutan, mati rasa, kram otot.[18]
Tindakan FNAB untuk menegakkan diagnosis juga secara hipotesis dapat menimbulkan komplikasi seperti:
- Kebocoran cairan kista
- Reaksi anafilaksis
- Pneumothorax
- Tromboemboli
- Diseminasi/needle tract seeding kanker tiroid meduler atau limfoma tiroid[19]
Prognosis
Prognosis nodul tiroid jinak umumnya baik, sedangkan prognosis kanker tiroid bervariasi, ditentukan oleh tipe histologis kanker, usia saat terdiagnosis, ukuran tumor primer, invasi jaringan sekitar atau metastasis jauh.[7]
Umumnya kanker tiroid papiler memiliki prognosis lebih baik dibandingkan kanker tiroid folikuler dan meduler, dengan 5-year survival rate 96,1%. Kanker tiroid folikuler umumnya terjadi pada pasien berusia lanjut dan bersifat agresif, serta dihubungkan dengan metastasis dan mortalitas yang lebih tinggi.[4,7]
Beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko rekurensi keganasan atau kematian adalah jenis kelamin laki-laki, keterlibatan KGB mediastinum, penundaan pembedahan >1 tahun setelah nodul terdeteksi, dan tumor intratiroid multipel.[7]