Epidemiologi Nodul Tiroid
Epidemiologi nodul tiroid sangat ditentukan oleh metode identifikasinya. Ultrasonografi tiroid dapat mendeteksi nodul tiroid dengan lebih akurat daripada pemeriksaan fisik, sehingga memengaruhi angka prevalensi kasus.
Global
Prevalensi nodul tiroid sangat ditentukan oleh metode identifikasi. Berdasarkan palpasi saja, prevalensi nodul tiroid berkisar 4–7%, tetapi USG tiroid dapat mendeteksi nodul tiroid pada 20–76% populasi dewasa, sedangkan CT scan dapat mendeteksi nodul insidental sebanyak 5–25%.[1,3]
Prevalensi nodul tiroid yang ditemukan saat USG mendekati prevalensi nodul tiroid yang ditemukan saat pembedahan dan autopsi (50–65%). Kemampuan operator juga menentukan tingkat deteksi nodul tiroid.[1,3]
Di Amerika Serikat, insidensi nodul tiroid sekitar 0,1% per tahun. Perbandingan kasus nodul tiroid pada wanita dan pria adalah 4:1. Frekuensi nodul tiroid meningkat seiring bertambahnya usia dan pada mereka dengan asupan yodium yang kurang. Pada populasi <40 tahun, ditemukan prevalensi nodul tiroid adalah 42%, sedangkan pada populasi >61 tahun, prevalensi nodul tiroid yang terdeteksi melalui USG adalah 76%.[1,3]
Prevalensi keganasan pada tiroid nodul yang dibiopsi berkisar 4–6,5% dan tidak berhubungan dengan ukuran nodul. Insidensi nodul tiroid yang ditemukan secara insidental pada pemeriksaan 18FDG-PET (18F-fluoro-2-deoxy-D-glucose positron emission tomography) cukup rendah, yakni 1–2%, tetapi temuan nodul dengan risiko keganasan dapat mencapai 27%.[1]
Indonesia
Di Indonesia, gangguan tiroid merupakan penyakit metabolik terbanyak setelah diabetes mellitus. Belum ada data nasional spesifik mengenai kasus nodul tiroid di Indonesia tetapi data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa kadar TSH berhubungan dengan kondisi hipertiroid/hipotiroid, dan salah satu penyebabnya adalah nodul tiroid.[8]
Data Riskesdas terkait hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat 2,7% laki-laki dan 2,2% perempuan dengan kadar TSH tinggi yang mengarah ke hipertiroid, serta 12,8% laki-laki dan 14,7% perempuan dengan kadar TSH rendah yang mengarahkan kecurigaan pada hipertiroid.
Data epidemiologi yang ada saat ini mengenai nodul tiroid di Indonesia hanya berupa data epidemiologi di sebuah rumah sakit.[8,9]
Mortalitas
Nodul tiroid jinak umumnya tidak menyebabkan kematian. Sebuah studi kohort oleh Angell et al menganalisis 1.129 pasien lansia (>70 tahun) yang menjalani evaluasi nodul tiroid dalam kurun waktu 20 tahun, Studi tersebut menemukan bahwa mortalitas spesifik akibat kanker tiroid didapatkan pada 8% pasien kanker tiroid.
Ganly et al menemukan bahwa mortalitas spesifik akibat kanker tiroid meningkat secara progresif dengan bertambahnya usia.[10,11]