Diagnosis Abses Hati Amuba
Diagnosis abses hati amuba dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Gejala abses hati amuba ditandai dengan demam dan nyeri perut kanan atas. Pada pemeriksaan ditemukan hepatomegali dengan nyeri perut kanan atas.
Anamnesis
Gejala umum abses hati amuba yang dapat diketahui dari anamnesis adalah demam dan nyeri perut kanan atas. Nyeri perut kanan atas dirasakan pada 75% - 90% pasien abses hati amuba. Nyeri perut ini dirasakan lebih berat dibandingkan pada pasien dengan abses hati piogenik. Nyeri dapat dirasakan tumpul atau pleuritik, dan dapat menjalar ke bahu. Nyeri dapat disertai dengan mual, muntah, anoreksia, penurunan berat badan, dan kelemahan tubuh. Nyeri pada perut kanan atas akan terlihat dari gerakan khas pasien, yaitu jalan membungkuk ke depan dengan kedua tangan pada perut.
Demam dapat terjadi pada pasien dengan abses hati amuba. Sekitar 90% pasien akan mengeluhkan demam. Pola demam yang terjadi biasanya intermiten. Pasien juga dapat mengeluhkan malaise, mialgia, maupun atralgia. 20% dari pasien dengan abses hati amuba mempunyai riwayat diare atau disentri sebelumnya. Pada anamnesis, perlu ditanyakan riwayat tinggal atau berpergian pada daerah endemik amebiasis.[1-3,8]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik utama yang didapatkan pada pasien abses hati amuba adalah hepatomegali. Perabaan hepatomegali dapat disertai dengan nyeri tekan pada daerah hati, di bawah rusuk, maupun pada intercostal spaces. Hepatomegali juga terkadang diikuti dengan ikterik. Penemuan ikterik pada pasien abses hati amuba menandakan prognosis buruk pada pasien.
Inspeksi abdomen dapat memberikan gambaran massa di bagian kanan atas abdomen. Terkadang, friction rub dapat ditemukan pada auskultasi di sekitar hati. Pemeriksaan fisik paru dapat menunjukkan tanda efusi pleura pada hemothoraks kanan. Sekitar sepertiga pasien abses hati amuba mengalami peningkatan suhu tubuh. Pada 10–15% kasus, pasien hanya mengeluhkan demam tanpa gejala dan tanda lain.[1-3,8]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding abses hati amuba, antara lain hepatoma, kolesistitis, dan abses hati piogenik
Hepatoma
Hepatoma merupakan kanker yang berasal dari sel hati. Seperti abses hati amuba, hepatoma memiliki gambaran nyeri perut kanan atas, mual, anoreksia, dan malaise. Hepatoma dapat dibedakan dari abses hati amuba dari pemeriksaan fisiknya terdapat hepatomegali dengan permukaan tidak rata atau berbenjol-benjol.[2,3]
Kolesistitis
Kolesistitis adalah reaksi inflamasi akut dinding kantung empedu. Kolesistitis memiliki gambaran nyeri perut kanan atas dan demam yang mirip dengan gambaran gejala abses hati amuba. Kolesistitis dapat dibedakan dengan abses hati amuba dengan adanya tanda Murphy pada pemeriksaan fisik dan adanya penebalan dinding empedu pada pemeriksaan penunjang ultrasonografi (USG).[2,3]
Abses hati piogenik
Abses hati piogenik adalah abses hati yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Seperti abses hati amuba, abses hati piogenik memberikan gambaran demam, nyeri perut kanan atas, mual, muntah, anoreksia, dan hepatomegali. Abses hati piogenik dapat dibedakan dari abses hati amuba berdasarkan etiologinya, yaitu infeksi bakteri, berdasarkan pemeriksaan penunjang laboratorium.[2,3]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam membantu penegakan diagnosis abses hati amuba adalah pemeriksaan laboratorium dan radiologi.
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan pada abses hati amuba antara lain pemeriksaan darah dan feses lengkap, fungsi hati, albumin, kultur darah, dan serologi amuba. Pada pemeriksaan laboratorium dapat didapatkan peningkatan kadar leukosit darah (sel darah putih >10.000 uL), anemia (Hb <10 mg/dL), peningkatan serum transaminase (SGOT >45 U/L dan SGPT >35 U/L) dan alkaline phosphatase (ALP >100 U/L). Pemeriksaan feses akan memberikan gambaran amebiasis berupa heme positif, adanya neutrofil, dan adanya tropozoit atau kista amuba.
Kultur darah dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding abses hati piogenik, sehingga hasil yang diharapkan adalah negatif. Pemeriksaan serologi merupakan pemeriksaan yang penting dalam penegakan amebiasis. Pemeriksaan serologis didapati positif pada 70% hingga 95% pasien dengan amebiasis dan abses hepar amuba.[1-4,10]
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang biasa dilakukan pada pasien dengan abses hati amuba adalah ultrasonography (USG), computed tomography (CT), dan magnetic resonance imaging (MRI).
USG abdomen:
USG abdomen merupakan pilihan utama dalam pemeriksaan awal abses hati amuba, karena pemeriksaan ini non invasif dengan sensitifitas tinggi (80% - 90%). Lesi yang didapat pada pemeriksaan USG akan memberikan gambaran hipoechoic dengan internal echoes.
CT-scan abdomen:
Pemeriksaan CT scan abdomen dengan kontras digunakan terutama untuk menilai abses dengan ukuran lebih kecil. CT abdomen memiliki sensitivitas yang tidak jauh berbeda dengan USG (95%). Pemeriksaan MRI tidak memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dari CT, namun dapat dilakukan bila pencitraan CT memberikan hasil yang meragukan. Pemeriksaan radiologi tidak dapat digunakan untuk membedakan abses hati amuba dan piogenik. Pemeriksaan radiologi juga dapat dilakukan sebagai evaluasi tatalaksana yang telah diberikan.[1-4,8,10]