Epidemiologi Abses Hati Amuba
Epidemiologi abses hati amuba didominasi pada daerah tropis dan subtropis. Abses hati amuba didahului oleh amebiasis yang terjadi tidak hanya pada negara berkembang, namun juga negara maju, bahkan pada negara dengan pendapatan per kapita tinggi.
Global
Data World Health Organization mencatat bahwa terdapat 500 juta orang di seluruh dunia memiliki infeksi Entamoeba histolytica, dengan 50 juta menderita penyakit bergejala akibat infeksi amuba (amebiasis) ini. Morbiditas amebiasis didominasi pada negara-negara tropikal dan subtropikal yang memiliki fasilitas kesehatan dan sanitasi yang kurang memadai. Daerah endemis Entamoeba histolytica meliputi Afrika, Asia Tenggara, Meksiko, Venezuela, dan Kolombia. Amebiasis lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.
Abses hati amuba merupakan jenis abses hati yang paling umum terjadi. Pada sebuah rumah sakit di Hue, Vietnam, kota dengan populasi sekitar 1 juta, kasus abses hati amuba dilaporkan sebanyak 1.500 kasus dalam 5 tahun. Di Amerika Serikat, kebanyakan kasus abses hati amuba ditemukan pada imigran dari daerah endemik dan populasi yang tinggal di perbatasan Amerika Serikat–Meksiko. Sekitar 2% hingga 5% pasien dengan amebiasis dapat mengalami perkembangan penyakit menjadi abses hati.[2,4,6,8]
Indonesia
Tidak banyak data yang membahas abses hati amuba dan amebiasis di Indonesia. Angka prevalensi amebiasis di Indonesia berkisar pada 10 – 18%. Pada sebuah penelitian terhadap sampel air sungai di Jakarta, dua dari delapan sampel terdapat Entamoeba histolytica[6,9]
Mortalitas
Mortalitas abses hati amuba tanpa penyulit tidak melebihi 1%. Pada penderita abses hati amuba yang mengalami komplikasi ruptur abses, mortalitas dapat meningkat. Mortalitas abses yang ruptur ke dalam peritoneum mencapai 20%, sedangkan mortalitas abses yang ruptur ke perikardium mencapai 32% hingga 100%.[2]