Diagnosis Divertikulitis
Diagnosis divertikulitis dicurigai pada pasien dengan nyeri perut kiri yang terasa seperti kram, disertai demam, mual, dan gangguan defekasi. Pada pemeriksaan dapat ditemukan nyeri tekan abdomen, defans muskular, dan penurunan bising usus jika telah terjadi perforasi usus. Kolonoskopi dapat mengonfirmasi diagnosis.[1-3]
Anamnesis
Manifestasi klinis pada pasien dengan divertikulitis akut bervariasi, tergantung keparahan dari penyakit.[1,8]
Nyeri Perut
Pasien dengan divertikulitis nonkomplikata biasanya datang dengan nyeri abdomen bawah. Pada orang Asia, nyeri dilaporkan lebih sering pada kuadran kanan bawah atau area suprapubik. Karakteristik nyeri menyerupai kram dan dapat bersifat konstan atau intermiten.[1,8]
Gangguan Gastrointestinal
Manifestasi pasien dengan divertikulitis dapat menyerupai irritable bowel syndrome. Gangguan defekasi, baik diare atau konstipasi dapat menyertai keluhan nyeri abdomen pada divertikulitis.
Manifestasi klinis lainnya adalah demam dan mual muntah. Mual dan muntah mungkin disebabkan oleh obstruksi usus.[1,2]
Gangguan Urogenital
Disuria, frekuensi, dan urgensi dapat muncul jika bagian usus yang terinflamasi berkontak langsung dengan dinding vesika urinaria, sehingga disebut sistitis simpatetik.[1,2]
Gejala Lain
Gejala divertikulitis lainnya adalah abdomen teraba keras, anoreksia, disuria, bising usus hipoaktif, dan perdarahan rektum. Jika terjadi komplikasi fistula pada divertikulitis, gejala yang dapat muncul adalah fekaluria, pneumaturia, piuria, dan adanya feses per vaginam.[9]
Pemeriksaan Fisik
Temuan pemeriksaan fisik yang khas dan mengarah pada diagnosis divertikulitis akut antara lain adanya nyeri perut kuadran kiri atau kanan bawah yang disertai peningkatan suhu tubuh. Pada kondisi peradangan yang semakin berat, kekakuan otot abdomen lokal dan defans muskuler juga dapat ditemukan.
Sementara itu, bila abses telah terbentuk, massa abdomen dapat teraba. Bising usus dapat terdengar dalam batas normal atau menurun.
Pemeriksaan fisik seksama perlu dipertimbangkan untuk mengenali tanda-tanda perforasi usus pada pasien yang datang dengan kondisi medis yang buruk, riwayat penggunaan steroid jangka panjang, atau tanpa riwayat divertikulitis akut sebelumnya (serangan divertikulitis pertama).
Divertikulitis akut disertai perforasi dapat ditandai oleh hasil pemeriksaan fisik berupa adanya nyeri perut kiri bawah disertai massa yang terlihat dan teraba pada area yang mengalami nyeri. Di sisi lain, divertikulitis yang mengalami perforasi dan pembentukan abses juga dapat muncul tanpa disertai tanda-tanda peritonitis selama fascia otot abdomen tidak terinfeksi. [1,9]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding divertikulitis antara lain appendicitis akut, ileus paralitik, irritable bowel syndrome, dan kanker kolorektal.[10-12]
Appendicitis Akut
Divertikulitis bisa menyebabkan nyeri pada perut kanan bawah yang menyerupai appendicitis akut. Pada appendicitis akut, nyeri biasanya lebih berat dan appendicitis bisa dikonfirmasi dengan USG abdomen.[10,11]
Kanker Kolorektal
Pasien dengan kanker kolorektal juga memiliki manifestasi kinis nonspesifik yang serupa dengan divertikulitis, mencakup gangguan defekasi, pola buang air, mual, muntah, dan nyeri perut. Pemeriksaan penunjang dengan kolonoskopi bisa membantu membedakan keduanya.[12]
Ileus Paralitik
Ileus paralitik bisa menimbulkan gejala nonspesifik yang mirip dengan divertikulitis, mencakup mual, muntah, kembung, dan nyeri perut. Meski begitu, pasien dengan divertikulitis umumnya tidak memiliki gangguan dalam buang angin. Kolonoskopi dan pencitraan bisa membantu membedakan keduanya.[13]
Irritable Bowel Syndrome (IBS)
Keluhan serupa antara irritable bowel syndrome (IBS) dan divertikulitis yang dapat ditemukan adalah rasa tidak nyaman pada abdomen. Gejala nyeri abdomen dan perubahan kebiasaan defekasi bersifat kronik pada pasien dengan IBS. Pasien dengan IBS juga dapat mengeluhkan keluhan perut kembung, distensi, dan diare atau konstipasi. Pada pemeriksaan CT scan didapatkan gambaran patologis pada divertikulitis, sedangkan hasilnya normal pada IBS.[12]
Kolitis Iskemik
Pasien dengan kolitis iskemik biasanya datang dengan keluhan nyeri perut mendadak, hematochezia, atau diare berdarah. Pasien dapat memiliki faktor risiko kolitis iskemik, misalnya usia >60 tahun, hemodialisis, hipertensi, diabetes melitus, dehidrasi, atau penggunaan laksatif.
Pada CT scan abdomen, didapatkan adanya penebalan dinding usus segmental, mirip pada pasien dengan divertikulitis akut. Namun, tidak didapatkan gambaran inflamasi perikolon.[12]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah endoskopi, pemeriksaan laboratorium, rontgen abdomen, USG abdomen, dan CT-Scan.[1,12,14]
Endoskopi
Endoskopi harus dihindari pada kecurigaan kasus divertikulitis akut karena dapat meningkatkan risiko perforasi. Penggunaan kolonoskopi direkomendasikan setelah 6-8 minggu gejala mereda.
Kolonoskopi pada divertikulitis tanpa komplikasi akan menunjukkan adanya divertikula dan inflamasi lokal. Pada divertikulitis komplikata, bisa tampak inflamasi yang terkait dengan abses, phlegmon, fistula, obstruksi, perdarahan, atau perforasi. Kolonoskopi juga bisa digunakan untuk menyingkirkan kecurigaan keganasan atau kemungkinan kolitis.[1]
CT Scan Abdomen
CT scan abdomen dengan kontras memiliki sensitivitas dan spesifisitas sebesar 98% dan 99% dan merupakan pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan untuk diagnosis divertikulitis. CT scan harus dilakukan pada semua episode pertama kasus divertikulitis.
Gambaran CT Scan yang tampak pada kasus divertikulitis adalah penebalan dinding kolon, pericolonic fat stranding, abses, adanya gelembung udara, dan adanya gas atau cairan bebas.[8]
Rontgen Abdomen
Rontgen abdomen pada posisi erect dapat mengevaluasi adanya gambaran pneumoperitoneum, yang dapat ditemukan pada kasus divertikulitis akut dengan komplikasi perforasi. Rontgen juga dapat menggambarkan adanya dilatasi kolon, gambaran obstruksi, ileus, atau komplikasi abses.[14]
USG Abdomen
USG abdomen dapat secara akurat mendiagnosis divertikulitis akut, dengan sensitivitas 84-94% dan spesifisitas 80-93%. Hasil USG bergantung pada operator, namun keuntungan penggunaan USG adalah biayanya yang murah, mudah diakses, dan tidak ada paparan radiasi jika dibandingkan dengan CT scan abdomen.[1,12]
Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemui adanya peningkatan hitung jenis leukosit atau leukositosis. Selain itu, juga dapat ditemukan adanya elevasi dari reaktan fase akut seperti laju endap darah (LED) dan C-reactive protein (CRP).[1]
Penulisan pertama oleh: dr. Sunita