Patofisiologi Divertikulitis
Patofisiologi divertikulitis melibatkan perforasi mikroskopik dan makroskopik dari dinding divertikular dan inflamasi kronik. Divertikulitis terjadi pada pasien dengan divertikulosis, yakni kondisi terbentuknya kantong-kantong kecil pada dinding usus.[1-4]
Kaitan Divertikulosis dan Divertikulitis
Pada pasien dengan divertikulosis, ditemukan bahwa tekanan intraluminal mengalami peningkatan selama gerak peristaltik usus. Hal ini menyebabkan dugaan bahwa divertikulitis merupakan akibat dari obstruksi divertikulum kolon oleh fekalit, sehingga menyebabkan peningkatan dalam lumen divertikulum dan menyebabkan terjadinya perforasi.
Peningkatan tekanan intralumen ini diperkirakan juga diakibatkan oleh partikel makanan yang menyebabkan erosi dinding divertikula. Erosi ini menyebabkan inflamasi fokal dan nekrosis di regio tersebut, sehingga menyebabkan terjadinya perforasi, pembentukan abses, fistulisasi dari organ di sekitarnya, atau obstruksi usus. Obesitas, merokok, serta konsumsi obat seperti steroid dan opiat diketahui meningkatkan risiko mengalami divertikulitis.[1,3]
Teori Traumatik
Teori “traumatik” menunjukkan divertikulitis disebabkan inflamasi akut karena kerusakan dari divertikulum. Peningkatan tekanan pada kolon mendorong fekalit menuju ke divertikula, terutama divertikula besar. Hal ini menyebabkan feses yang terperangkap di dalam mukosa dari kantong divertikula ini mengalami impaksi, abrasi, inflamasi, dan pertumbuhan bakteri yang berlebihan.
Jika bakteri yang berkembang biak ini menembus dinding mukosa, maka produksi gas yang dihasilkan menyebabkan perforasi usus. Teori “traumatik” ini menggambarkan kejadian divertikulitis akut pada pasien yang lebih tua karena mereka memiliki divertikula yang lebih besar yang lebih mungkin terhalang oleh fekalit.[1,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Sunita