Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Inflammatory Bowel Disease general_alomedika 2023-07-31T14:27:36+07:00 2023-07-31T14:27:36+07:00
Inflammatory Bowel Disease
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Inflammatory Bowel Disease

Oleh :
dr.Monica
Share To Social Media:

Etiologi Inflammatory Bowel Disease (IBD) adalah idiopatik atau belum diketahui secara pasti. Tetapi beberapa studi mengindikasikan bahwa IBD terjadi karena interaksi antara faktor genetik, gangguan mikrobioma, disregulasi sistem imun, dan faktor lingkungan.[2,3]

Faktor Genetik

Faktor genetik adalah salah satu faktor yang memiliki hubungan yang kuat dengan terjadinya IBD. Data dari Genome-Wide Association Studies menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 230 single nucleotide polymorphisms (SNPs) yang terdeteksi berhubungan dengan IBD.

Salah satu varian genetik yang memiliki hubungan terkuat dengan IBD adalah NOD2, protein sitosol yang dikeluarkan di monosit, makrofag, sel epitel saluran pencernaan termasuk sel Paneth, serta limfosit lamina propria. Selain NOD2, varian genetik lain yang juga ditemukan berhubungan dengan IBD adalah ATG16L1, LRRK2, CARD15 dan IRGM.[8-12]

Faktor Imun

Respon sel T berperan dalam patogenesis IBD. Sel Th-1 melepaskan interferon gamma yang berperan dalam patogenesis Crohn’s disease dan sel Th-2 melepaskan interleukin yang berperan dalam patogenesis kolitis ulseratif.

Selain itu, sel Th-17 juga berperan dalam respon inflamasi pada IBD. Adanya disfungsi pada jalur imun menyebabkan terbentuknya proses inflamasi kronik pada usus.[2,14]

Faktor Mikroba

Terdapat 500-1000 spesies bakteri, jamur, dan virus pada usus manusia. Mikroba dalam usus terbentuk dalam 2 minggu pertama kehidupan dan cenderung stabil. Hasil beberapa penelitian flora usus dalam Crohn’s disease dan kolitis ulseratif, terutama pada segmen usus yang meradang dan tidak meradang, menunjukkan berkurangnya keanekaragaman mikrobiota pada pasien dibandingkan kontrol.

Mikrobiota usus sehat didominasi oleh Firmicutes, Bacteroidetes, Proteobacteria, dan Actinobacteria. Namun, pada IBD dijumpai berkurangnya mikrobiota jenis ini serta didapatkan peningkatan Enterobacteria pada Crohn’s disease dan peningkatan Escherichia coli pada kolitis ulseratif. Jumlah bakteri yang berlebihan ini dapat menginvasi sel epitel dan bereplikasi dalam makrofag.[2,10]

Faktor Risiko

Berdasarkan sumber risikonya, faktor risiko Inflammatory Bowel Disease (IBD) dapat dibagi menjadi dua tipe faktor yaitu faktor internal dan eksternal.[1]

Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor risiko yang berasal dari dalam tubuh. Beberapa contoh dari faktor internal adalah usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga.

Usia dan Jenis Kelamin:

Sebagian besar kasus IBD terjadi pada usia antara 15-35 tahun. Berdasarkan jenis kelaminnya, Crohn’s disease lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Sementara itu, kolitis ulseratif memiliki perbandingan yang sama antara laki-laki dan perempuan.[1,3,5,15]

Genetik:

Adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami IBD ditemukan pada 12% pasien IBD. Anak dengan riwayat ibu dan ayah yang menderita kolitis ulseratif berpotensi 4 kali lipat mengalami kolitis ulseratif. Di sisi lain, anak dengan riwayat ibu dan ayah yang menderita Crohn’s disease memiliki potensi Crohn’s disease 8 kali lipat lebih tinggi dibandingkan anak tanpa riwayat keluarga.[2,12,16]

Status Gizi:

Status gizi yang buruk berupa malnutrisi dapat meningkatkan risiko terjadinya IBD.[1]

Komorbiditas:

Riwayat penyakit penyerta terutama penyakit imunodefisiensi seperti infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dapat meningkatkan risiko terjadinya IBD.[1]

Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor risiko yang berasal dari luar tubuh. Beberapa contoh dari faktor eksternal adalah faktor psikologis dan paparan patogen.

Faktor Psikologis:

Stres psikologis akibat berbagai faktor diyakini dapat mempengaruhi respon imun dan mengganggu perkembangan flora normal di saluran pencernaan. Salah satu studi pada tikus percobaan melaporkan bahwa stres psikologis dapat merusak sistem perlindungan IL-22 di usus dengan cara membentuk niche yang ditemukan pada Crohn’s disease. Selain itu, dua studi dari Manitoba melaporkan bahwa penyakit psikiatrik secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya IBD.[3,17]

Riwayat Paparan Patogen Saluran Pencernaan:

Adanya paparan patogen pada saluran pencernaan dapat mengganggu fungsi barrier saluran pencernaan dan menyebabkan reaksi inflamasi. Helicobacter pylori, Clostridium difficile, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Adenovirus, Cytomegalovirus, Candida, Entamoeba histolytica, dan Toxoplasma gondii adalah contoh beberapa patogen yang dapat meningkatkan risiko terjadinya IBD.[3]

Infeksi:

Ketidakseimbangan mikroba dalam usus berkontribusi terhadap perkembangan IBD. Adanya kerentanan IBD pada pasien dengan gastroenteritis akut telah dilaporkan pada beberapa studi. Peningkatan risiko IBD telah dilaporkan antara lain pada infeksi Salmonella atau Campylobacter.[16,18]

Obat:

Penggunaan obat-obatan, seperti obat antiinflamasi non steroid (OAINS) dan kontrasepsi oral, telah dilaporkan berkaitan dengan IBD. Penggunaan OAINS merusak mukosa usus dan meningkatkan permeabilitas usus dengan menghambat siklooksigenase sehingga mengurangi produksi prostaglandin. Penggunaan kontrasepsi oral dan terapi sulih hormon dikaitkan dengan IBD melalui efek trombotik pada mikrovaskular.[3,18,19]

Diet

Insidensi IBD meningkat pada diet tinggi protein hewani, lemak jenuh, serta makanan minuman dengan kandungan sukrosa yang tinggi.[2,3]

Faktor Protektif

Beberapa faktor protektif IBD adalah apendektomi dan menyusui.

Apendektomi:

Apendektomi memiliki efek protektif menurunkan terjadinya kolitis ulseratif terutama sebelum usia 20 tahun.[3,18,24]

Menyusui:

Menyusui dapat merangsang perkembangan dan pematangan mukosa saluran cerna. Adanya efek toleransi oral terhadap mikroflora dan antigen makanan serta kandungan laktoferin pada ASI memiliki efek antibakteri, antivirus, dan anti inflamasi sehingga menurunkan risiko IBD.[3,18,24]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Karina Sutanto

Referensi

1. Kucharzik T, Ellul P, Greuter T, Rahier JF, Verstockt B, Abreu C, et al. ECCO Guidelines on the Prevention, Diagnosis, and Management of Infections in Inflammatory Bowel Disease. Journal of Crohn’s and Colitis. 2021;879-913. DOI: https://doi.org/10.1093/ecco-jcc/jjac104.
2. Okobi OE, Udoete IO, Fasehun OO, Okobi T, Evbayekha EO, Ekabua JJ, Elukeme H, Ebong IL, Ajayi OO, Olateju IV, Taiwo A, Anaya IC, Omole JA, Nkongho MB, Ojinnaka U, Ajibowo AO, Ogbeifun OE, Ugbo OO, Okorare O, Akinsola Z, Olusoji RA, Amanze IO, Nwafor JN, Ukoha NA, Elimihele TA. A Review of Four Practice Guidelines of Inflammatory Bowel Disease. Cureus. 2021 Aug 3;13(8):e16859. doi: 10.7759/cureus.16859. PMID: 34513436; PMCID: PMC8413108.
3. Seyedian SS, Nokhostin F, Malamir MD. A Review of the Diagnosis, Prevention, and Treatment Methods of Inflammatory Bowel Disease. Journal of Medicine and Life. 2019;12(2):113-22.
5. McDowell C, Farooq U, Haseeb M. Inflammatory Bowel Disease. [Updated 2023 Apr 16]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470312/
8. Nemati S, Teimourian S. An Overview of Inflammatory Bowel Disease: General Consideration and Genetic Screening Approach in Diagnosis of Early Onset Subsets. Middle East J Dig Dis. 2017; 9(2): 69–80.
9. WehKamp J, Gotz M, Herrlinger K, Steurer W, Stange E. Inflammatory Bowel Disease. Dtsch Arztebl Int. 2016 Feb; 113(5): 72–82.
10. Zhang Y, Li Y. Inflammatory Bowel Disease: Pathogenesis. World J Gastroenterol. 2014 Jan 7; 20(1): 91–99.
11. Mentella MC, Scaldaferri F, Pizzoferrato M, Gasbarrini A, Miggiano GAD. Nutrition, IBD and Gut Microbiota: A Review. Nutrients. 2020;12(944):1-20. DOI: 10.3390/nu12040944.
12. Liu TC, Stappenbeck TS. Genetics and Pathogenesis of Inflammatory Bowel Disease. Annu Rev Pathol. 2016 May 23;11:127-48. doi: 10.1146/annurev-pathol-012615-044152. Epub 2016 Feb 22. PMID: 26907531; PMCID: PMC4961083.
14. Lee SH, Kwon JE, Cho ML. Immunological pathogenesis of inflammatory bowel disease. Intest Res. 2018 Jan;16(1):26-42. doi: 10.5217/ir.2018.16.1.26. Epub 2018 Jan 18. PMID: 29422795; PMCID: PMC5797268.
15. Aniwan S, Santiago P, Loftus Jr E, Sang Hyoung P. The Epidemiology of Inflammatory Bowel Disease in Asia and Asian Immigrants to Western Countries. United European Gastroenterology Journal. 2022;10:1063-76. DOI: 10.1002/eug2.12350.
16. Santos MPC, Gomes C, Torres J. Familial and ethnic risk in inflammatory bowel disease. Ann Gastroenterol. 2018 Jan-Feb;31(1):14-23. doi: 10.20524/aog.2017.0208. Epub 2017 Oct 26. PMID: 29333063; PMCID: PMC5759609.
17. Shaler CR, Parco AA, Elhenawy W, Dourka J, Jury J, Verdu EF, Coombes BK. Psychological stress impairs IL22-driven protective gut mucosal immunity against colonising pathobionts. Nat Commun. 2021 Nov 18;12(1):6664. doi: 10.1038/s41467-021-26992-4. PMID: 34795263; PMCID: PMC8602651.
18. Rowe WA. Inflammatory Bowel Disease. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/179037-overview
19. Long MD, Kappelman MD, Martin CF, et al. Role of Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs in Exacerbations of Inflammatory Bowel Disease. J Clin Gastroenterol. 2016;50(2):152-6
24. Salgado VCL, Luiz RR, Boéchat NLF, Leão IS, Schorr BDC, Parente JML, Lima DC, Silveira Júnior ES, Silva GOS, Almeida NP, Vieira A, de Bueno MLQ, Chebli JM, Bertges ÉR, Brugnara LMDC, Junqueira Neto C, Campbell SBG, Discacciati LL, Cézar JPS, Nunes T, Kaplan GG, Zaltman C. Risk factors associated with inflammatory bowel disease: A multicenter case-control study in Brazil. World J Gastroenterol. 2020 Jul 7;26(25):3611-3624. doi: 10.3748/wjg.v26.i25.3611. PMID: 32742130; PMCID: PMC7366056.

Patofisiologi Inflammatory Bowel...
Epidemiologi Inflammatory Bowel ...

Artikel Terkait

  • Inflammatory Bowel Disease Meningkatkan Risiko Parkinson
    Inflammatory Bowel Disease Meningkatkan Risiko Parkinson
  • Hubungan NSAID dan Inflammatory Bowel Disease
    Hubungan NSAID dan Inflammatory Bowel Disease
  • Pemeriksaan Fecal Calprotectin untuk Membedakan Inflammatory Bowel Disease dan Irritable Bowel Syndrome
    Pemeriksaan Fecal Calprotectin untuk Membedakan Inflammatory Bowel Disease dan Irritable Bowel Syndrome
  • Penanganan Fistula Perianal pada Crohn’s Disease
    Penanganan Fistula Perianal pada Crohn’s Disease
Diskusi Terkait
dr. Livia Kurniati Saputra
Dibalas 02 Maret 2022, 10:31
Terapi bedah Chron's Disease - Bedah Ask the Expert
Oleh: dr. Livia Kurniati Saputra
1 Balasan
ALO dr. Irene, Sp.B,Mohon bertanya apa indikasi dilakukannya tindakan bedah pada Chron's Disease?Terima kasih
dr.Indah Purnama
Dibalas 29 Oktober 2019, 15:16
Penyebab BAB berwarna merah disertai demam yang hilang timbul pada anak usia 2 tahun
Oleh: dr.Indah Purnama
1 Balasan
Pasien anak, umur, 2 tahun. Demam sejak 1 minggu yang lalu, demam hilang timbul, suhu tertinggi tidak diukur oleh orang tua pasien. Selain demam, nyeri perut...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.