Patofisiologi Inflammatory Bowel Disease
Patofisiologi inflammatory bowel disease melibatkan inflamasi kronik pada saluran cerna. Pada Crohn’s disease, inflamasi bisa terjadi di sepanjang saluran cerna, mulai dari mulut hingga perianal. Pada kolitis ulseratif, inflamasi umumnya melibatkan rektum tetapi dapat meluas ke seluruh kolon.[2]
Patomekanisme Terbentuknya Inflammatory Bowel Disease
Dalam keadaan normal, Intestinal Epithelial cells (IECs) atau sel epitel saluran pencernaan berperan untuk membentuk barier fisik dan biokimia guna menjaga keseimbangan homeostasis saluran pencernaan. Pembentukan barier ini akan menghambat masuknya bakteri ke dalam saluran pencernaan melalui produksi mukus oleh sel Goblet, serta produksi defensin, protein, dan peptida antimikroba oleh sel Paneth.
Pada IBD, adanya interaksi antara faktor genetik dan lingkungan dapat mempengaruhi respon imunitas serta perkembangan flora normal di saluran pencernaan. Respon imunitas tubuh yang abnormal dapat menyebabkan terjadinya gangguan perkembangan flora normal di saluran pencernaan yang berdampak pada terjadinya kaskade inflamasi pada mukosa saluran cerna. Sistem pertahanan dapat terganggu akibat adanya kerusakan barier atau adanya reaksi inflamasi.
Reaksi inflamasi yang berlebihan menyebabkan terjadinya kerusakan sel epitel saluran pencernaan. Pada tahap lanjut, hal ini dapat mengganggu flora normal di saluran pencernaan yang memperberat reaksi inflamasi.[5,7-8]
Perbedaan Patomekanisme Crohn’s disease dan Kolitis Ulseratif
Meskipun secara umum patofisiologi Crohn’s disease ataupun kolitis ulseratif adalah sama, namun keterlibatan lokasinya berbeda satu sama lain.
Crohn’s disease umumnya melibatkan setiap segmen mukosa, submukosa dan transmural saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga ke anus. Pada kondisi lanjut, mukosa saluran pencernaan pada Crohn’s disease dapat memberikan gambaran “cobblestone appearance” yang disertai dengan skip lesion di sepanjang saluran pencernaan. Di sisi lain, kolitis ulseratif umumnya melibatkan lapisan mukosa dan submukosa, mulai dari rektum lalu meluas secara proksimal ke kolon.[2,5,9]
Penulisan pertama oleh: dr. Karina Sutanto