Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi
Menurut data epidemiologi, prevalensi anemia defisiensi besi lebih tinggi pada wanita daripada pria karena berkaitan dengan siklus menstruasi dan kehamilan. Prevalensi juga dilaporkan tinggi pada balita karena adanya peningkatan kebutuhan zat besi di usia tersebut untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang pesat.[4,17,18]
Global
Secara global, prevalensi anemia defisiensi besi dilaporkan lebih tinggi pada populasi wanita dan pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Prevalensi juga meningkat di area berpendapatan rendah karena malnutrisi dan banyaknya penyakit infeksi. Negara dengan jumlah kasus anemia tertinggi berasal dari sub-sahara Afrika dan Asia Selatan. Negara yang kurang mengonsumsi daging, misalnya karena alasan budaya, juga dilaporkan memiliki prevalensi defisiensi besi lebih tinggi.[19-21]
WHO memperkirakan bahwa sekitar 40% anak berusia 6–59 bulan mengalami anemia, sekitar 37% wanita hamil mengalami anemia, dan sekitar 30% wanita berusia 15–49 tahun mengalami anemia. Defisiensi besi merupakan penyebab anemia yang paling umum. Penyebab lainnya adalah thalassemia dan penyakit sickle cell.[19-21]
Indonesia
Prevalensi anemia defisiensi besi di Indonesia juga dilaporkan lebih tinggi pada wanita daripada laki-laki. Remaja wanita, wanita usia subur, dan ibu hamil rentan mengalami anemia defisiensi besi. Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa kejadian anemia terutama lebih tinggi pada ibu hamil di rentang usia 15–24 tahun (84,6%) dibandingkan ibu hamil di rentang usia 25–44 tahun (sekitar 33%).[22-24]
Menurut data Riskesdas 2018, jika ditilik berdasarkan kategori usia, prevalensi anemia di Indonesia tampak paling tinggi pada kelompok usia 0–59 bulan (38,5%) dan pada kelompok usia >75 tahun (42,3%).[22]
Mortalitas
Anemia defisiensi besi umumnya tidak langsung menyebabkan kematian. Akan tetapi, kondisi yang parah dan tidak ditangani dapat menyebabkan hipoksia yang berujung pada komplikasi paru dan kardiovaskular. Komplikasi tersebut dapat menyebabkan kematian. Rate mortalitas yang telah disesuaikan dengan usia adalah sekitar 0,04–0,08 kematian per 100.000 orang.[18,25,26]
Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan