Etiologi Anemia Defisiensi Besi
Etiologi anemia defisiensi besi dapat berupa kurangnya asupan zat besi, gangguan penyerapan zat besi di saluran cerna, peningkatan kebutuhan zat besi, dan perdarahan. Faktor risiko yang dapat memengaruhi terjadinya anemia defisiensi besi adalah umur, jenis kelamin, dan tingkat sosioekonomi.[1-3]
Kurangnya Asupan Zat Besi
Zat besi dibedakan menjadi bentuk heme dan nonheme. Zat besi heme seperti yang terdapat dalam daging, unggas, dan ikan memiliki bioavailabilitas lebih tinggi daripada zat besi nonheme dari tumbuhan. Zat besi nonheme didapatkan dari sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.[1,11]
Penyerapan zat besi nonheme dapat meningkat bila dibantu dengan asam sitrat, vitamin C. Pada bayi dan balita usia <2 tahun, penyerapan zat besi nonheme meningkat bila disertai dengan air susu ibu (ASI). Penyerapan zat besi menurun dengan adanya kalsium dan juga susu sapi.[11,12]
Penyerapan zat besi juga berkurang bila bersama penggunaan NSAID (nonsteroidal antiinflammatory drug) seperti aspirin dan ibuprofen, obat proton pump inhibitor seperti omeprazole, serta antagonis H2 seperti ranitidine. Apabila mengonsumsi obat tersebut, berikan jeda 1–2 jam sebelum konsumsi zat besi.[11,12]
Gangguan Penyerapan Zat Besi di Saluran Cerna
Gangguan penyerapan zat besi pada mukosa usus dapat terjadi pada pasien dengan celiac disease, gastric bypass surgery, diare kronis, atau sindrom malabsorbsi seperti pada inflammatory bowel disease.[1,11,13]
Peningkatan Kebutuhan Zat Besi
Peningkatan kebutuhan zat besi terjadi saat kehamilan dan usia balita. Peningkatan kebutuhan zat besi semasa kehamilan digunakan untuk perkembangan janin. Janin akan memperoleh zat besi dari ibu. Namun, cadangan zat besi bayi baru lahir hanya bertahan sekitar 6 bulan (atau 2–3 bulan pada bayi prematur). Padahal, masa-masa tersebut merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang pesat. Oleh karena itu, asupan zat besi lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah defisiensi.[1,11]
Perdarahan
Perdarahan terutama perdarahan kronis dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Contohnya adalah pada wanita dengan perdarahan menstruasi yang berat, pasien dengan infeksi cacing tambang, dan pasien dengan perdarahan gastrointestinal.[11,13]
Faktor Risiko
Faktor yang memengaruhi terjadinya anemia defisiensi besi adalah usia, jenis kelamin, dan tingkat sosioekonomi.[1-3]
Umur
Kelompok umur yang rentan terkena anemia adalah usia balita dan ibu hamil. Hal ini dikarenakan peningkatan kebutuhan zat besi yang digunakan dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan.[1,4,11]
Jenis Kelamin
Jenis kelamin wanita lebih berisiko mengalami anemia defisiensi besi daripada laki-laki. Hal ini berkaitan dengan siklus menstruasi dan kehamilan.[11,14]
Tingkat Sosioekonomi
Populasi dengan tingkat sosioekonomi rendah rentan mengalami anemia defisiensi besi karena malnutrisi. Selain itu, terdapat peningkatan risiko infeksi terutama infeksi pada saluran pencernaan, misalnya infeksi cacing tambang yang banyak ditemui di negara berkembang.[14-16]
Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan