Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Syok Kardiogenik general_alomedika 2022-07-14T11:43:24+07:00 2022-07-14T11:43:24+07:00
Syok Kardiogenik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Syok Kardiogenik

Oleh :
dr. Mia Amelia Mutiara Salikim
Share To Social Media:

Syok kardiogenik adalah sindrom hemodinamik yang disebabkan karena gangguan jantung, sehingga сardiac output (CO) turun dan menyebabkan hipoperfusi jaringan. Keadaan ini seringkali berujung pada kegagalan organ multipel dan kematian. Angka hospital mortality rate atau pasien yang meninggal di rumah sakit akibat syok kardiogenik mencapai 50%.[1,2]

Syok kardiogenik disebabkan oleh gangguan fungsi miokardium yang menyebabkan penurunan curah jantung, hipoperfusi end-organ, dan hipoksia. Manifestasi klinis ditandai dengan hipotensi refrakter dengan resusitasi cairan dan hipoperfusi end-organ yang memerlukan intervensi farmakologi maupun mekanik. Etiologi syok kardiogenik yang paling banyak ditemukan adalah infark miokard akut, dengan persentase 81%.[2]

Syok Kardiogenik-min

Penilaian objektif parameter hemodinamik, seperti penurunan indeks kardio dan pulmonary capillary wedge pressure (PCWP) sangat membantu dalam menegakan diagnosis dan menentukan fungsi ventrikel kanan pada syok kardiogenik.[3]

Diagnosis syok kardiogenik didapat melalui tanda klinis hipoperfusi, seperti keringat dingin pada ekstremitas, oliguria, penurunan kesadaran, dizziness, dan narrow pulse pressure. Peningkatan enzim jantung, seperti CK-CKMB dan troponin dapat membantu diagnosis. Selain itu, manifestasi biokimia dari hipoperfusi, seperti peningkatan serum kreatinin, asidosis metabolik, dan peningkatan serum laktat, dapat dilakukan untuk identifikasi hipoksia jaringan dan gangguan metabolisme seluler.[4]

Hipoperfusi tidak selalu ditandai dengan hipotensi, karena tekanan darah dapat terkompensasi oleh vasokonstriksi, dengan/tanpa agen vasopresor, walaupun terdapat gangguan oksigenasi dan perfusi jaringan.[4]

Pemeriksaan utama untuk syok kardiogenik pada keadaan gawat darurat adalah elektrokardiografi (EKG), selanjutnya dapat dilakukan pemeriksaan echocardiography, dan terakhir dapat dilakukan kateterisasi jantung. Sebenarnya, pemeriksaan gold standard untuk menilai fungsi jantung yang merupakan inti diagnosis syok kardiogenik adalah echocardiography, namun tidak semua rumah sakit di Indonesia memiliki alat tersebut, sehingga alternatifnya adalah EKG 12 lead yang lebih accessible.[4]

Tatalaksana syok kardiogenik sebaiknya dilakukan di fasilitas kesehatan tersier spesialistik jantung. Resusitasi cairan hanya dilakukan untuk menjaga euvolemia, namun perlu diperhatikan pada pasien yang edema paru.[5]

Penatalaksanaan farmakologis seperti vasopresor, seperti epinefrin, dan inotropik, seperti dobutamin dan dopamin, serta antiplatelet seperti aspirin dan clopidogrel diberikan sesuai indikasi untuk mempertahankan tekanan darah dan CO. Reperfusi koroner adalah tatalaksana utama pada syok kardiogenik yang disebabkan oleh miokard infark akut.[5]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yenna Tasia

Referensi

1. Tehrani BN, Truesdell AG, Psotka MA, Rosner C, Singh R, Sinha SS, et al. A Standardized and Comprehensive Approach to the Management of Cardiogenic Shock. JACC Heart Fail. 2020;8:879–91.
2. Vahdatpour C, Collins D, Goldberg S. Cardiogenic Shock. J. Am. Heart Assoc. 2019;8:e011991.
3. Thiele H, Ohman EM, de Waha-Thiele S, Zeymer U, Desch S. Management of cardiogenic shock complicating myocardial infarction: an update 2019. Eur. Heart J. 2019;40:2671–83.
4. McDonagh TA, Metra M, Adamo M, Gardner RS, Baumbach A, Böhm M, et al. 2021 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure: Developed by the Task Force for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure of the European Society of Cardiology (ESC) With the special contribution of the Heart Failure Association (HFA) of the ESC. Eur. Heart J. 2021;42:3599–726.
5. Rodriguez MML, Guerrero CJV, Garzon JCA, Marin DFHPAO, Avila AFS, Padilla JDV. Cardiogenic shock. Interv. Cardiol. 2019;11:123.

Patofisiologi Syok Kardiogenik

Artikel Terkait

  • Milrinone VS Dobutamin dalam Tata Laksana Syok Kardiogenik – Telaah Jurnal Alomedika
    Milrinone VS Dobutamin dalam Tata Laksana Syok Kardiogenik – Telaah Jurnal Alomedika
  • Red Flag Pingsan
    Red Flag Pingsan
  • Evaluasi Hemodinamik dengan Kardiometri Elektrik untuk Penanganan Syok yang Lebih Baik
    Evaluasi Hemodinamik dengan Kardiometri Elektrik untuk Penanganan Syok yang Lebih Baik
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Juni 2021, 11:35
Pasien dengan syok kardiogenik tatalaksana apa yang dapat diberikan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter izin kemarin saya mendapatkan pasien syok dok nadi tidak teraba , sesak 40, kaki bengkak di kedua tungkai , nyeri dada tengah lebih 10 menit....
Anonymous
Dibalas 16 Maret 2021, 08:33
Penggunaan beta blocker pada UAP dengan multiple VES
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada, sempat ada pingsan 2x, didahului dengan mual muntahDari pemeriksaan vital sign :TD : 80/54mmhgHR : 58-70x/menit,...
dr.mitras citradam labiro
Dibalas 23 September 2019, 22:26
Apakah loading cairan dapat dilakukan pada pasien CHF dengan komplikasi syok?
Oleh: dr.mitras citradam labiro
9 Balasan
Permisi aloMedika! Pasien laki2 usia 65 th dgn Keluhan Sesak, Batuk, lemah seluruh tubuh.Tekanan darah: 80/60, Nadi 112x/m, pernapasan: 30x/m, S:...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.