Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Syok Kardiogenik general_alomedika 2022-07-14T14:00:10+07:00 2022-07-14T14:00:10+07:00
Syok Kardiogenik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Syok Kardiogenik

Oleh :
dr. Mia Amelia Mutiara Salikim
Share To Social Media:

Prognosis jangka pendek untuk syok kardiogenik berhubungan dengan keparahan gangguan hemodinamik. Apabila terdapat hipoperfusi organ, pasien biasanya berakhir dengan multiorgan dysfunction.[55,56]

Prognosis jangka panjang pada pasien dengan syok kardiogenik, terutama yang disebabkan oleh infark miokard akut (IMA), sangat bergantung dengan revaskularisasi segera pada keadaan akut. Status fungsional dan quality of life pasien yang ditangani segera, biasanya sangat baik.[55,56]

Prognosis

Syok kardiogenik merupakan penyebab utama kematian pada pasien infark miokard akut (IMA), dimana hampir 50% pasien meninggal walaupun telah menerima terapi yang optimal. Angka mortalitas syok kardiogenik tetap meningkat dari 27% menjadi 30%, dan kematian di fasilitas kateterisasi meningkat dari 15% menjadi 20%, meskipun sudah ada peningkatan kateterisasi jantung (percutaneous coronary intervention/ PCI). Hal ini disebabkan karena meningkatnya populasi geriatri dan angka kejadian penyakit komorbid.[9,19,53,54]

Model dan Skoring Stratifikasi Risiko

Prognosis dari pasien syok kardiogenik akibat IMA berbeda dengan pasien dengan gagal jantung kronik. Prognosis dapat dihitung dengan berbagai stratifikasi risiko yang mudah dihitung dan memberikan gambaran pada patofisiologi dari syok kardiogenik, yaitu dengan metode skoring intraaortic balloon pump in cardiogenic shock II (IABP-SHOCK) dan CardShock.[5,6]

Nilai IABP-SHOCK memperkirakan tingkat mortalitas dalam 30 hari menggunakan 6 variabel setelah PCI. Interpretasi skoring ini dibagi menjadi skor rendah (0-2), sedang (3-4), dan tinggi (5-9), secara berurutan persentase mortalitas 30 hari adalah 23.8%, 49.2%, dan 76.6%.[6]

Tabel 3.  Variabel dan Skor dari IABP-SHOCK.

Variabel Skor
Usia > 73 tahun 1
Riwayat stroke 2
skor TIMI < 3 setelah PCI 2
Glukosa serum >191 mg/dL 1
Serum laktat > 45 mg/dL (> 5mmol/L) 2
Kreatinin > 1,5 mg/dL 1
Skor maksimal 9

Sumber: dr. Mia Amelia Mutiara Salikim. Alomedika, 2022[6]

Skoring dengan CardShock menggunakan 7 variabel yang memprediksi mortalitas dalam 12 hari. Variabel ini dihitung dengan skor 0 hingga 9 poin, dimana kelompok rendah (0-3), sedang (4-6), dan tinggi (7-9), dengan persentase mortalitas dalam 12 hari bila diurutkan menjadi 8,7%, 36%, dan 77%. Skoring stratifikasi risiko IABP-SHOCK dan CardShock ini digunakan untuk syok kardiogenik akibat infark miokard.[6]

Tabel 4. Variabel dan Skor dari CardShock

Variabel Skor
Usia > 75 tahun 1
Kebingungan 1
Riwayat myokard infark atau CABG 1
Etiologi infark myokard akut 1
Fraksi ejeksi ventrikel kiri < 40% 1
Serum laktat < 2 mmol/L 0
Serum laktat 2-4 mmol/L 1
Serum laktat > 4 mmol/L 2
eGFR > 60 ml/menit 0
eGFR 30-60 ml/menit 1
eGFR < 30 ml/menit 2
Skor maksimal 9

Sumber: dr. Mia Amelia Mutiara Salikim. Alomedika, 2022[6]

Komplikasi

Komplikasi yang berhubungan dengan syok kardiogenik adalah aritmia, henti jantung, gagal ginjal, aneurisma ventrikel, stroke, tromboemboli, dan kematian.[9]

Aritmia

Aritmia pada syok kardiogenik disebabkan karena adanya iskemia dan perubahan metabolik, serta efek samping penggunaan inotropik. Penelitian kohort retrospektif oleh Vallabhajosyula et al. pada pasien syok kardiogenik akibat infark miokard akut, dari total 420.319 pasien syok kardiogenik, aritmia terjadi pada 213.718 pasien, yaitu 51%, dimana fibrilasi atrium terjadi pada 45%, ventricular tachycardia sebanyak 35% dan ventricular fibrillation sebanyak 30%.[23]

Henti Jantung

Pasien dengan syok kardiogenik dapat mengalami henti jantung akibat iskemia dan kematian jaringan miokard. Studi retrospektif di Denmark menunjukkan, dari total 250 pasien, sebanyak 130 dirujuk ke Rumah Sakit tersier, sedangkan 118 pasien henti jantung di Rumah Sakit. Selain itu, angka mortalitas dalam 1 minggu pada kedua kelompok adalah 60%.[24]

Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut pada syok kardiogenik terjadi karena penurunan perfusi ke ginjal. Vallabhajosyula S, et al. pada penelitiannya menemukan gagal ginjal akut (acute kidney injury/AKI) pada syok kardiogenik dengan persentase 35,3% dan 3,4% diantaranya memerlukan hemodialisis.[25]

Aneurisma Ventrikel

Aneurisma ventrikel disebabkan karena adanya kelemahan pada bagian tertentu di dinding ventrikel, sehingga terbentuk bulging pada bagian yang melemah tersebut. Sebuah penelitian kohort retrospektif mengatakan, dari total 11.622.528 pasien infark miokard akut, sebanyak 17.626 pasien, yaitu 0,2% mengalami aneurisma ventrikel kiri.[26]

Stroke

Komplikasi stroke akibat syok kardiogenik disebabkan karena terbentuknya trombus baik dari infark, maupun karena adanya hipokinetik dan dilatasi ventrikel kiri, serta penggunaan Mechanical Circulatory Support (MCS). Pada syok kardiogenik terjadi angka kejadian stroke dari 3,1% pada tahun 2005 menjadi 5,0% pada tahun 2014. Pada syok kardiogenik, insidens stroke iskemik adalah 2,70%, sedangkan pada stroke hemoragik adalah 0,40%.[27]

Tromboemboli

Komplikasi tromboemboli setelah syok kardiogenik dapat terjadi karena infark, gangguan katup, aritmia, dan hipokinetik. Selain itu, pada kasus syok kardiogenik, dapat dilakukan terapi veno-arterial extracorporeal membrane oxygenation (vaECMO). Akan tetapi, terapi dengan vaECMO saja dapat meningkatkan resiko hipertensi pulmonal dan tromboembolisme akibat resolusi thrombus tidak sempurna.[28]

Hepatic dan Cardiac Ischemia/Reperfusion Injury (IRI)

Ischemia reperfusion injury (IRI) adalah kerusakan sel sesudah dilakukan reperfusi atau restorasi aliran darah, setelah terjadi perubahan metabolisme sel akibat iskemia dan nekrosis. Iskemia dan nekrosis menyebabkan terjadinya reaksi inflamasi dan diproduksinya radikal bebas.[41]

Saat reperfusi dilakukan, aliran darah kembali dan terjadi reoksigenasi. Reoksigenasi ini bukan hanya meningkatkan kadar oksigen, tapi juga meningkatkan oxygen free radicals. Fase awal IRI terjadi pada menit pertama setelah onset iskemia dan berlanjut sampai 6 jam.[41,42]

Maka dari itu, terapi fibrinolitik harus dilakukan sebelum 30 menit sampai 3 jam dari onset gejala, maksimal 12 jam. Sedangkan untuk reperfusi, direkomendasikan waktu  “door-to-needle” diusahakan dalam 30 menit untuk terapi fibrinolitik dan waktu “door-to-balloon” dalam 90 menit untuk primary PCI.[41-43]

Kematian

Kematian terjadi pada syok kardiogenik terjadi akibat hipoperfusi dan multiple organ failure. Akan tetapi, dengan adanya revaskularisasi, angka kematian di Rumah Sakit menurun dari 45% menjadi 34%, walaupun tingkat mortalitas keseluruhan tetap tinggi, yaitu 55% pada pasien usia lebih dari 75 tahun.[19]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yenna Tasia

Referensi

5. Rodriguez MML, Guerrero CJV, Garzon JCA, Marin DFHPAO, Avila AFS, Padilla JDV. Cardiogenic shock. Interv. Cardiol. 2019;11:123.
6. Brener MI, Rosenblum HR, Burkhoff D. Pathophysiology and Advanced Hemodynamic Assessment of Cardiogenic Shock. Methodist DeBakey Cardiovasc. J. 2020;16:7–15.
9. Kosaraju A, Pendela VS, Hai O. Cardiogenic Shock. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022.
19. van Diepen S, Katz JN, Albert NM, Henry TD, Jacobs AK, Kapur NK, et al. Contemporary Management of Cardiogenic Shock: A Scientific Statement From the American Heart Association. Circulation 2017;136:e232–68.
23. Vallabhajosyula S, Patlolla SH, Verghese D, Ya’Qoub L, Kumar V, Subramaniam AV, et al. Burden of Arrhythmias in Acute Myocardial Infarction Complicated by Cardiogenic Shock. Am. J. Cardiol. 2020;125:1774–81.
24. Napp LC, Kühn C, Bauersachs J. ECMO in cardiac arrest and cardiogenic shock. Herz 2017;42:27–44.
25. Vallabhajosyula S, Dunlay SM, Barsness GW, Vallabhajosyula S, Vallabhajosyula S, Sundaragiri PR, et al. Temporal trends, predictors, and outcomes of acute kidney injury and hemodialysis use in acute myocardial infarction-related cardiogenic shock. PLOS ONE 2019;14:e0222894.
26. Vallabhajosyula S, Kanwar S, Aung H, Cheungpasitporn W, Raphael CE, Gulati R, et al. Temporal Trends and Outcomes of Left Ventricular Aneurysm After Acute Myocardial Infarction. Am. J. Cardiol. 2020;133:32–8.
27. Pahuja M, Chehab O, Ranka S, Mishra T, Ando T, Yassin AS, et al. Incidence and clinical outcomes of stroke in ST-elevation myocardial infarction and cardiogenic shock. Catheter. Cardiovasc. Interv. 2021;97:217–25.
28. Camen S, Söffker G, Kluge S, Zengin E. Massive pulmonary embolism with intra-hospital cardiac arrest and full recovery of right ventricular function after veno-arterial extracorporeal membrane oxygenation therapy: a case report. Eur. Heart J. - Case Rep. 2020;4:1–6.
41. Soares ROS, Losada DM, Jordani MC, Évora P, Castro-E-Silva O. Ischemia/Reperfusion Injury Revisited: An Overview of the Latest Pharmacological Strategies. Int J Mol Sci. 2019;20(20):5034. Published 2019 Oct 11. doi:10.3390/ijms20205034
42. Naito H, Nojima T, Fujisaki N, et al. Therapeutic strategies for ischemia reperfusion injury in emergency medicine. Acute Med Surg. 2020;7(1):e501. Published 2020 Apr 13. doi:10.1002/ams2.501
43. Jordan M, Caesar J. Improving door-to-needle times for patients presenting with ST-elevation myocardial infarction at a rural district general hospital. BMJ Qual Improv Rep. 2016;5(1):u209049.w6736. Published 2016 Dec 19. doi:10.1136/bmjquality.u209049.w6736
53. Wayangankar SA, Bangalore S, McCoy LA, et al. Temporal Trends and Outcomes of Patients Undergoing Percutaneous Coronary Interventions for Cardiogenic Shock in the Setting of Acute Myocardial Infarction: A Report From the CathPCI Registry. JACC Cardiovasc Interv 2016; 9:341.
54. Redfors B, Angerås O, Råmunddal T, et al. 17-year trends in incidence and prognosis of cardiogenic shock in patients with acute myocardial infarction in western Sweden. Int J Cardiol 2015; 185:256.
55. Vallabhajosyula S, Dunlay SM, Prasad A, et al. Acute Noncardiac Organ Failure in Acute Myocardial Infarction With Cardiogenic Shock. J Am Coll Cardiol 2019; 73:1781.
56. Hochman JS, Sleeper LA, Webb JG, et al. Early revascularization and long-term survival in cardiogenic shock complicating acute myocardial infarction. JAMA 2006; 295:2511.

Penatalaksanaan Syok Kardiogenik
Edukasi dan Promosi Kesehatan Sy...

Artikel Terkait

  • Milrinone VS Dobutamin dalam Tata Laksana Syok Kardiogenik – Telaah Jurnal Alomedika
    Milrinone VS Dobutamin dalam Tata Laksana Syok Kardiogenik – Telaah Jurnal Alomedika
  • Red Flag Pingsan
    Red Flag Pingsan
  • Evaluasi Hemodinamik dengan Kardiometri Elektrik untuk Penanganan Syok yang Lebih Baik
    Evaluasi Hemodinamik dengan Kardiometri Elektrik untuk Penanganan Syok yang Lebih Baik
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Juni 2021, 11:35
Pasien dengan syok kardiogenik tatalaksana apa yang dapat diberikan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter izin kemarin saya mendapatkan pasien syok dok nadi tidak teraba , sesak 40, kaki bengkak di kedua tungkai , nyeri dada tengah lebih 10 menit....
Anonymous
Dibalas 16 Maret 2021, 08:33
Penggunaan beta blocker pada UAP dengan multiple VES
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada, sempat ada pingsan 2x, didahului dengan mual muntahDari pemeriksaan vital sign :TD : 80/54mmhgHR : 58-70x/menit,...
dr.mitras citradam labiro
Dibalas 23 September 2019, 22:26
Apakah loading cairan dapat dilakukan pada pasien CHF dengan komplikasi syok?
Oleh: dr.mitras citradam labiro
9 Balasan
Permisi aloMedika! Pasien laki2 usia 65 th dgn Keluhan Sesak, Batuk, lemah seluruh tubuh.Tekanan darah: 80/60, Nadi 112x/m, pernapasan: 30x/m, S:...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.