Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Syok Kardiogenik general_alomedika 2022-07-14T14:02:41+07:00 2022-07-14T14:02:41+07:00
Syok Kardiogenik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Syok Kardiogenik

Oleh :
dr. Mia Amelia Mutiara Salikim
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan pada syok kardiogenik mengenai tanda dan gejala awal infark miokard serta modifikasi faktor risiko kardiometabolik, seperti obesitas dan diabetes mellitus sangat diperlukan. Hal ini dilakukan terutama untuk mencegah terjadinya infark miokard akut yang merupakan penyebab terbanyak syok kardiogenik dengan angka mortalitas yang tinggi.

Edukasi Pasien

Edukasi pada pasien dan keluarga yang mengalami syok kardiogenik merupakan hal yang fundamental, karena pasien dapat berada pada keadaan instabilitas hemodinamik yang mengancam nyawa. Pada keadaan syok kardiogenik, edukasi mengenai pemasangan nasogastric tube (NGT), kateter urin, dan bantuan ventilasi invasif, seperti intubasi, harus dilakukan. Selain itu, perawatan intensif pada pasien syok kardiogenik untuk melakukan monitoring hemodinamik diperlukan.

Intervensi kateterisasi jantung dengan komplikasinya, seperti perdarahan dan infeksi, perlu diinformasikan. Pasien juga harus diinformasikan mengenai kontrol dan pengobatan jangka panjang. Selain itu, edukasi perubahan pola hidup, seperti pembatasan aktivitas fisik bertahap, pembatasan cairan 1,5 sampai 2 liter/hari serta diet rendah garam kurang dari 5 gram/hari dan lemak, serta mengurangi konsumsi rokok dan alkohol harus dilakukan. Selain itu, pengawasan terhadap gejala seperti dyspnea, edema, dan nyeri dada harus dilakukan.[4]

Menghindari Beta Blocker

Pasien dan keluarga harus diinformasikan untuk menghindari pemberian beta blocker, seperti bisoprolol, saat awal serangan sampai stabilisasi hemodinamik berhasil dilakukan. Meskipun beta blocker diberikan pada pasien dengan infark miokard akut (IMA).

Pada pasien dengan syok kardiogenik atau kondisi pre-shock, cardiac output (CO) berkurang, namun kadang hipotensi belum terjadi. Pada keadaan ini, pemberian beta blocker yang sifatnya inotropik negatif akan memperburuk manifestasi klinis. Pada pasien dengan syok kardiogenik yang akan menjalani revaskularisasi, biasanya diberikan aspirin 325 mg.[51]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit untuk syok kardiogenik dilakukan dengan mempromosikan pola hidup sehat untuk mencegah penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes mellitus dan hipertensi, di fasilitas kesehatan primer, serta bekerja sama dengan kader untuk melakukan promosi kesehatan kepada warga. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan faktor risiko terbesar untuk syok kardiogenik.

Pencegahan penyakit tidak menular (PTM) meliputi kontrol diet dan berat badan ideal, olah raga teratur, dan tidak merokok. Pola diet yang buruk dan aktivitas fisik yang kurang, merupakan kontributor utama dari seluruh penyebab morbiditas dan mortalitas kardiometabolik.[29]

Diet

Diet yang disarankan untuk mencegah PTM yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular penyebab syok kardiogenik adalah diet tinggi serat dan rendah lemak jenuh. Sayuran hijau dan buah-buahan, serta membatasi konsumsi garam dan gula merupakan salah satu kunci diet untuk mencegah terjadinya syok kardiogenik.[4]

Selain itu, pembatasan konsumsi alkohol juga harus dilakukan. Pada laki-laki, konsumsi alkohol dibatasi sebanyak 2 unit per hari. Sedangkan pada perempuan, disarankan untuk membatasi konsumsi alkohol sebanyak 1 unit per hari. Satu unit alkohol setara dengan 10 ml alkohol murni (misalnya 1 gelas anggur, ½ pint of beer).[4]

Berat Badan Ideal

Berat badan ideal yang disarankan pada pasien adalah sesuai indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang. Nilai IMT dapat menilai adanya overweight dan obesitas, namun terkadang nilai IMT ini kurang representatif untuk menilai status gizi. Maka dari itu, pemeriksaan lingkar pinggang diperlukan.[4]

Aktivitas Fisik

Orang dewasa direkomendasikan untuk melakukan olahraga dengan intensitas sedang minimal 30 menit per minggu. Olahraga yang dapat dilakukan antara lain seperti jalan dan bersepeda.[4]

Merokok

Edukasi untuk berhenti merokok sangat penting, terutama pada mereka yang sudah memiliki penyakit komorbid. Pada keadaan ini, pasien perlu dirujuk untuk melakukan cognitive behavioral therapy (CBT) dan dukungan psikologis untuk berhenti merokok.[4]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yenna Tasia

Referensi

4. McDonagh TA, Metra M, Adamo M, Gardner RS, Baumbach A, Böhm M, et al. 2021 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure: Developed by the Task Force for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure of the European Society of Cardiology (ESC) With the special contribution of the Heart Failure Association (HFA) of the ESC. Eur. Heart J. 2021;42:3599–726.
29. Khan SS, Greenland P. Comprehensive Cardiovascular Health Promotion for Successful Prevention of Cardiovascular Disease. JAMA 2020;324:2036–7.

Prognosis Syok Kardiogenik

Artikel Terkait

  • Milrinone VS Dobutamin dalam Tata Laksana Syok Kardiogenik – Telaah Jurnal Alomedika
    Milrinone VS Dobutamin dalam Tata Laksana Syok Kardiogenik – Telaah Jurnal Alomedika
  • Red Flag Pingsan
    Red Flag Pingsan
  • Evaluasi Hemodinamik dengan Kardiometri Elektrik untuk Penanganan Syok yang Lebih Baik
    Evaluasi Hemodinamik dengan Kardiometri Elektrik untuk Penanganan Syok yang Lebih Baik
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Juni 2021, 11:35
Pasien dengan syok kardiogenik tatalaksana apa yang dapat diberikan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter izin kemarin saya mendapatkan pasien syok dok nadi tidak teraba , sesak 40, kaki bengkak di kedua tungkai , nyeri dada tengah lebih 10 menit....
Anonymous
Dibalas 16 Maret 2021, 08:33
Penggunaan beta blocker pada UAP dengan multiple VES
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada, sempat ada pingsan 2x, didahului dengan mual muntahDari pemeriksaan vital sign :TD : 80/54mmhgHR : 58-70x/menit,...
dr.mitras citradam labiro
Dibalas 23 September 2019, 22:26
Apakah loading cairan dapat dilakukan pada pasien CHF dengan komplikasi syok?
Oleh: dr.mitras citradam labiro
9 Balasan
Permisi aloMedika! Pasien laki2 usia 65 th dgn Keluhan Sesak, Batuk, lemah seluruh tubuh.Tekanan darah: 80/60, Nadi 112x/m, pernapasan: 30x/m, S:...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.