Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Syok Kardiogenik general_alomedika 2022-07-14T11:50:00+07:00 2022-07-14T11:50:00+07:00
Syok Kardiogenik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Syok Kardiogenik

Oleh :
dr. Mia Amelia Mutiara Salikim
Share To Social Media:

Etiologi syok kardiogenik dibagi menjadi dua, yaitu yang disebabkan karena kondisi akut yang melibatkan jantung dan penyakit sistemik yang menyebabkan penyakit jantung kronis. Infark miokard akut (IMA) merupakan etiologi tersering syok kardiogenik dengan angka mortalitas yang tinggi.[8]

Etiologi

Etiologi syok kardiogenik meliputi penyakit jantung akut, seperti infark miokard akut (IMA) dan penyakit sistemik yang menyebabkan penyakit jantung kronis, seperti kardiomiopati.

Penyakit Jantung Akut

Infark miokard akut (IMA), baik infark miokard dengan elevasi segmen ST (ST Elevation Myocardial Infarct/STEMI) dan tanpa elevasi segmen ST (Non ST Elevation Myocardial Infarction/NSTEMI), paling banyak berperan dalam etiologi syok kardiogenik, dengan persentase 70-80%. Selain itu, persentase mortalitas syok kardiogenik akibat IMA, yaitu sekitar 38%-65%.[5,6]

Hipotensi akibat syok kardiogenik pada IMA terjadi karena penurunan curah jantung atau vasodilatasi yang berat. Penurunan curah jantung terjadi akibat berkurangnya kontraktilitas miokardium, sedangkan vasodilatasi yang berat terjadi akibat produksi sitokin inflamasi seperti TNF-α dan nitric oxide.[5,6]

Penyakit Jantung Kronik

Kondisi lain yang menyebabkan syok kardiogenik adalah kardiomiopati stadium akhir, miokarditis, stenosis aorta, kardiomiopati hipertrofik obstruktif, stenosis mitral, dan myxoma atrium kiri.[8]

Syok kardiogenik sekunder dapat disebabkan oleh miokarditis. Miokarditis merupakan sebuah kondisi inflamasi dari otot jantung sebagai komplikasi dari infeksi virus. Kebanyakan pasien hanya menunjukan gejala ringan, namun beberapa menunjukan gejala miokarditis berat, yang sering disebut miokarditis fulminan, dengan komplikasi gagal jantung dan syok kardiogenik.[8]

Gagal jantung kronik dan sindrom koroner dapat menyebabkan syok kardiogenik melalui mekanisme yang berbeda. Peningkatan kronik regulasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAAS) dan peningkatan katekolamin di sirkulasi pada gagal jantung kronik menyebabkan vasokonstriksi dan remodeling ventrikel, sehingga terjadi syok kardiogenik.[6]

Faktor Risiko

Kelompok yang berisiko mengalami syok kardiogenik, antara lain lansia, pasien dengan riwayat penyakit kronis yang melibatkan kardiovaskular dan jenis kelamin perempuan.[9]

Lansia

Studi kohort retrospektif oleh Kolte, et al. menemukan adanya insidensi syok kardiogenik lebih tinggi pada pasien usia ≥75 tahun dibandingkan < 75 tahun (9.4% dan 7.3%; P<0.001). Namun, rata-rata usia syok kardiogenik menurun dari 69.3 tahun menjadi 67.7 tahun (P<0.001).[10]

Riwayat Penyakit Kardiovaskular

Dua per tiga pasien dengan syok kardiogenik yang bukan disebabkan karena IMA, memiliki riwayat gagal jantung sebelumnya, dan sebagian besar kasus memiliki sekuele akibat penyakit jantung berat, seperti aritmia atrium dan ventrikel, hipertensi pulmonal, dan penyakit ginjal kronis. Selain itu, banyak pasien mengalami syok kardiogenik akibat oleh kardiomiopati yang dimiliki sebelumnya.[11]

Jenis Kelamin

Studi kohort retrospektif oleh Kolte, et al. menyatakan bahwa, insidensi syok kardiogenik lebih tinggi pada wanita dibandingkan laki-laki (8.5% dan 7.6%; P<0.001). Namun, terdapat peningkatan jumlah proporsi laki-laki dan penurunan proporsi wanita yang mengalami STEMI dan syok kardiogenik pada 8 tahun terakhir (P<0.001).[10]

 

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yenna Tasia

Referensi

5. Rodriguez MML, Guerrero CJV, Garzon JCA, Marin DFHPAO, Avila AFS, Padilla JDV. Cardiogenic shock. Interv. Cardiol. 2019;11:123.
6. Brener MI, Rosenblum HR, Burkhoff D. Pathophysiology and Advanced Hemodynamic Assessment of Cardiogenic Shock. Methodist DeBakey Cardiovasc. J. 2020;16:7–15.
8. Reyentovich A, Barghash MH, Hochman JS. Management of refractory cardiogenic shock. Nat. Rev. Cardiol. 2016;13:481–92.
9. Kosaraju A, Pendela VS, Hai O. Cardiogenic Shock. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022.
10. Kolte D, Khera S, Aronow WS, Mujib M, Palaniswamy C, Sule S, et al. Trends in Incidence, Management, and Outcomes of Cardiogenic Shock Complicating ST‐Elevation Myocardial Infarction in the United States. J. Am. Heart Assoc. 3:e000590.
11. Berg DD, Bohula EA, Morrow DA. Epidemiology and causes of cardiogenic shock. Curr. Opin. Crit. Care 2021;27:401–8.

Patofisiologi Syok Kardiogenik
Epidemiologi Syok Kardiogenik

Artikel Terkait

  • Milrinone VS Dobutamin dalam Tata Laksana Syok Kardiogenik – Telaah Jurnal Alomedika
    Milrinone VS Dobutamin dalam Tata Laksana Syok Kardiogenik – Telaah Jurnal Alomedika
  • Red Flag Pingsan
    Red Flag Pingsan
  • Evaluasi Hemodinamik dengan Kardiometri Elektrik untuk Penanganan Syok yang Lebih Baik
    Evaluasi Hemodinamik dengan Kardiometri Elektrik untuk Penanganan Syok yang Lebih Baik
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Juni 2021, 11:35
Pasien dengan syok kardiogenik tatalaksana apa yang dapat diberikan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter izin kemarin saya mendapatkan pasien syok dok nadi tidak teraba , sesak 40, kaki bengkak di kedua tungkai , nyeri dada tengah lebih 10 menit....
Anonymous
Dibalas 16 Maret 2021, 08:33
Penggunaan beta blocker pada UAP dengan multiple VES
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada, sempat ada pingsan 2x, didahului dengan mual muntahDari pemeriksaan vital sign :TD : 80/54mmhgHR : 58-70x/menit,...
dr.mitras citradam labiro
Dibalas 23 September 2019, 22:26
Apakah loading cairan dapat dilakukan pada pasien CHF dengan komplikasi syok?
Oleh: dr.mitras citradam labiro
9 Balasan
Permisi aloMedika! Pasien laki2 usia 65 th dgn Keluhan Sesak, Batuk, lemah seluruh tubuh.Tekanan darah: 80/60, Nadi 112x/m, pernapasan: 30x/m, S:...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.