Patofisiologi Aneurisma Aorta Abdominalis
Patofisiologi aneurisma aorta abdominalis (AAA) merupakan suatu proses inflamasi dan aterosklerosis yang berfokus pada remodeling jaringan ikat yang bersifat ireversibel.[1,4]
Terdapat empat proses utama yang terjadi dalam aneurisma aorta abdominalis, yaitu:
- Proteolisis
- Stres oksidatif
- Respon imun inflamasi
- Apoptosis vascular smooth muscle (VSMC)[4,8]
Selain itu, terdapat proses yang menyebabkan hilangnya elastisitas dan resistensi dinding arteri yang menghambat pemulihan diameter arteri menjadi normal setelah setiap pulsasi berlangsung.[4,8]
Proteolisis dan Degradasi Jaringan Ikat
Proses terbentuknya aneurisma aorta abdominalis diawali dengan adanya degradasi jaringan ikat, terutama serat elastin. Proses ini terjadi melalui aktivasi berbagai protease seperti plasmin, elastase, cathepsin dan matriks metalloproteinase (MMPs), bersamaan dengan penurunan ekspresi protein elastogenik seperti fibulin.[4,8,9]
Proses tersebut akan menyebabkan hilangnya sifat elastis dinding arteri dan dilatasi arteri, serta perubahan homeostasis sel pembuluh darah. Selain itu, pada dinding arteri akan terjadi infiltrasi inflamasi secara signifikan yang terdiri dari infiltrasi sel T, sel B, neutrofil, dan makrofag.[4,9]
Stress Oksidatif dan Respon Imun
Meskipun mekanisme yang memicu proses inflamasi ini tidak diketahui, kemungkinan besar peptida terlarut dari degradasi komponen matriks ekstraseluler bertindak sebagai agen kemotaktik yang mendorong infiltrasi makrofag.[4,9,10]
Peningkatan kadar interleukin-8 (IL-8), monocyte chemoattractant protein-1 (MCP-1), dan regulated upon activation, normal T cell expressed and presumably Secreted (RANTES), nantinya akan memfasilitasi rekrutmen leukosit.[8–11]
Gambar 1. Skema Patofisiologi dari Aneurisma Aorta Abdominalis. (Sumber: dr. Eva Naomi, Alomedika, 2023)
Apoptosis Vascular Smooth Muscle
Apoptosis VSMC terjadi diduga disebabkan oleh adanya peradangan kronis seperti pada aterosklerosis. Infiltrasi sel inflamasi dan stimulasi sitokin proinflamasi menginduksi apoptosis VSMC yang menyebabkan lemahnya dinding pembuluh darah. Sebagai efek kompensasi, deposisi kolagen akan terjadi dalam jumlah yang besar.[8,10]
Deposisi kolagen akan meningkat seiring dengan perkembangan aneurisma aorta abdominalis. Fragmentasi lapisan tunika intima akan menyebabkan tunika adventitia harus mendukung gaya sentrifugal yang tidak biasa. Kemudian direspon dengan produksi agen inflamasi, fibrotik, dan angiogenik, sehingga semakin memperumit perkembangan kondisi tersebut.[10,11]
Hilangnya Elastisitas Dinding Arteri
Dalam beberapa tahun terakhir, trombus intraluminal didapatkan pada 75% dari kondisi aneurisma aorta abdominalis. Trombus intraluminal merupakan jaringan aktif biologis yang dibentuk di daerah luminal oleh lapisan darah segar dengan serat fibrin.[9,11]
Selain itu, adanya eritrosit dan neutrofil di daerah luminal berkontribusi terhadap stres oksidatif melalui pelepasan zat besi dan mieloperoksidase. Ketebalan trombus ini dapat mengurangi bioavailabilitas oksigen di dinding arteri, yang dapat meningkatkan reaktivitas neutrofil dan produksi elastase.[4,9,11]
Adanya trombus intraluminal juga dikaitkan dengan berkurangnya ketebalan dinding arteri, elastolisis yang lebih besar, dan kandungan VSMC yang lebih rendah pada lapisan tengah arteri. Selain itu, terjadi peningkatan respons imun inflamasi yang lebih tinggi di lapisan adventitia.[4,8,10]
Kadar protein yang tertahan di trombus intraluminal menurun dikaitkan dengan progresivitas aneurisma aorta abdominalis yang lebih besar.[8,11]