Epidemiologi Aneurisma Aorta
Menurut data epidemiologi, insiden aneurisma aorta lebih tinggi pada populasi berusia >60 tahun, dengan puncak kejadian pada usia 70–80 tahun. Studi juga melaporkan bahwa prevalensi aneurisma aorta lebih tinggi pada pria daripada wanita.[1,2,5,6]
Global
Prevalensi aneurisma aorta tampak meningkat dalam beberapa dekade terakhir, yang mungkin berhubungan dengan peningkatan usia populasi global. Prevalensi dilaporkan melebihi 3–4% pada populasi berusia >65 tahun dan dinyatakan semakin meningkat seiring bertambahnya usia.[1,2,5,6]
Aneurisma aorta abdominalis cukup jarang ditemukan pada populasi Asia tetapi sering ditemukan pada populasi keturunan Eropa. Di Amerika Serikat, insiden aneurisma aorta abdominalis adalah sekitar 3–117 kasus per 100.000 person-years. Sementara itu, menurut estimasi global, insiden aneurisma aorta thoracalis adalah 6 kasus per 100.000 person-years.[1,2,5,6]
Prevalensi aneurisma aorta dilaporkan lebih tinggi pada pria daripada wanita. Namun, untuk aneurisma aorta abdominalis, prevalensi pada pria dan wanita hampir sama (1:1) setelah usia >80 tahun. Aneurisma aorta juga dilaporkan lebih tinggi prevalensinya pada populasi penderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).[1,2,5,6]
Indonesia
Saat ini data epidemiologi mengenai aneurisma aorta di Indonesia masih amat terbatas. Studi epidemiologi nasional masih diperlukan untuk mengetahui insiden dan prevalensi aneurisma aorta di Indonesia.
Mortalitas
Berdasarkan studi yang menggunakan data Global Health Data Exchange (GHDx), ada peningkatan mortalitas aneurisma aorta secara signifikan dalam 3 dekade terakhir. Aneurisma aorta menyebabkan sekitar 172.427 kematian secara global pada tahun 2019, yang merupakan peningkatan sebesar 82,1% bila dibandingkan dengan 94.698 kematian pada tahun 1990.[3]
Mortalitas ditemukan berkaitan dengan bertambahnya usia setelah memasuki 65 tahun. Bila dibandingkan dengan kelompok usia 65–69 tahun, ada kenaikan age-standardized rate of death sebesar 1,7 kali lipat pada kelompok usia 75–79 tahun, 5,7 kali lipat pada kelompok usia 85–89 tahun, dan 12,3 kali lipat pada kelompok usia >95 tahun.[3]
Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra