Penatalaksanaan Aneurisma Aorta
Penatalaksanaan definitif untuk aneurisma aorta adalah pembedahan. Aneurisma aorta yang ruptur merupakan suatu kegawatdaruratan yang memerlukan oksigen, resusitasi cairan, dan bedah cito. Namun, aneurisma aorta tanpa ruptur dapat menjalani bedah elektif dan farmakoterapi.
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan
Penatalaksanaan gawat darurat harus diterapkan pada pasien yang mempunyai gejala yang sesuai dengan atau sugestif terhadap diseksi atau ruptur aorta:
- Memastikan pernapasan memadai
- Memberikan oksigen 100% bersamaan dengan elektrokardiografi (EKG) kontinu dan pemantauan tanda vital saat perjalanan ke rumah sakit
- Mengatasi syok: menggunakan akses intravena ukuran besar (14 atau 16 gauge) sejak dalam perjalanan bila memungkinkan[1,2,4-6,21]
Di UGD rumah sakit, pastikan manajemen ABC (airway, breathing, circulation) di atas sudah dilakukan dan konsultasikan pasien sesegera mungkin dengan dokter spesialis bedah untuk pembedahan cito.[1,2,4-6,21]
Pembedahan
Pembedahan merupakan tata laksana definitif untuk aneurisma aorta. Pembedahan cito diperlukan untuk kasus ruptur aneurisma aorta. Namun, kasus yang tidak ruptur dapat ditangani dengan pembedahan elektif. Pembedahan ditujukan untuk mengurangi risiko kejadian aorta, seperti diseksi, ruptur, hingga kematian. Prinsip pembedahan adalah penggantian segmen aorta yang mengalami aneurisma dengan graft prostetik yang dianastomosekan ke jaringan aorta yang tidak mengalami aneurisma.[1,2,4-6,21]
Rekomendasi tentang indikasi pembedahan berbeda berdasarkan lokasi aneurisma. Pembedahan dilakukan bila manfaat dinilai lebih besar daripada risikonya.[1,2,4-6,21]
Aneurisma di Bulbus Aorta dan Aorta Ascendens
Pembedahan diindikasikan pada setiap pasien simtomatik yang aneurismanya terletak di bulbus aorta dan aorta ascendens. Pada pasien tanpa gejala, bedah diindikasikan pada aorta dengan diameter setidaknya 5 cm. Pembedahan juga diindikasikan pada aneurisma dengan diameter <5,5 cm yang memiliki laju perkembangan setidaknya 0,3 cm per tahun selama 2 tahun berturut-turut atau setidaknya 0,5 cm dalam 1 tahun. Perkembangan tersebut harus terkonfirmasi dengan CT.[1,2,4-6,21]
Aneurisma di Arkus Aorta
Sebagian besar aneurisma arkus aorta merupakan perkembangan aneurisma di bagian aorta lainnya. Pembedahan terbuka direkomendasikan pada setiap pasien aneurisma arkus aorta dengan gejala, yang memiliki risiko operatif yang rendah atau sedang. Pada pasien dengan aorta berdiameter setidaknya 5,5 cm yang tidak bergejala dan memiliki risiko operatif rendah, pembedahan juga dapat dilakukan.[1,2,4-6,21]
Aneurisma di Aorta Descendens
Aneurisma aorta descendens dengan diameter >6 cm memiliki peningkatan risiko ruptur dan kematian. Pembedahan direkomendasikan pada pasien dengan aorta berdiameter setidaknya 5,5 cm. Pada pasien dengan risiko tinggi ruptur, pembedahan bahkan dapat dipertimbangkan pada diameter <5,5 cm.[1,2,4-6,21]
Faktor risiko ruptur aneurisma di aorta descendens adalah perkembangan aneurisma setidaknya 0,5 cm per tahun, aneurisma yang bergejala, adanya kelainan genetik (seperti sindrom Marfan, Ehlers-Danlos, atau Loeys-Dietz), aneurisma yang sakular, jenis kelamin pasien perempuan, dan adanya aneurisma terinfeksi.[1,2,4-6,21]
Aneurisma di Aorta Abdominalis
Pada aneurisma aorta abdominalis, tindakan pembedahan diindikasikan untuk diameter setidaknya 5,5 cm pada laki-laki dan setidaknya 5,0 cm pada perempuan. Pada pasien yang memiliki gejala, pembedahan direkomendasikan untuk mengurangi risiko ruptur. Pembedahan juga dapat dilakukan untuk mengurangi risiko ruptur pada aneurisma yang sakular maupun aneurisma yang berkembang cepat setidaknya 0,5 cm dalam 6 bulan.[1,2,4-6,21]
Medikamentosa
Tujuan utama pemberian terapi medikamentosa pada kasus aneurisma aorta adalah menurunkan kecepatan perkembangan aneurisma, risiko mortalitas terkait aorta, dan kebutuhan pembedahan. Medikamentosa yang digunakan pada aneurisma aorta dapat berupa antihipertensi, terutama beta blocker dan angiotensin receptor blocker (ARB) dan statin.[1,2,4-6,21]
Antihipertensi
Pada pasien aneurisma aorta dengan rerata tekanan darah sistolik ≥130 mmHg dan diastolik ≥80 mmHg, penggunaan antihipertensi direkomendasikan untuk menurunkan risiko kejadian kardiovaskular. Pada pasien tanpa kontraindikasi, beta-blocker dapat diberikan sebagai pilihan pertama untuk mencapai target tekanan darah. Obat golongan ARB dapat diberikan sebagai terapi tambahan.[1,2,4-6,21]
Statin
Pemberian statin pada aneurisma aorta direkomendasikan untuk menurunkan kejadian kardioserebrovaskular, seperti stroke dan infark miokard. Pada pasien aneurisma aorta dengan aterosklerosis yang terbukti secara radiologis atau klinis, statin intensitas tinggi dapat diberikan. Bila statin intensitas tinggi tidak dapat diberikan, berikan pasien statin intensitas sedang. Pemberian statin juga dapat dipertimbangkan pada pasien tanpa bukti aterosklerosis.[1,2,4-6,21]
Aspirin
Aneurisma aorta dengan aterosklerosis memiliki risiko kejadian kardiovaskular sebesar >20% dalam 10 tahun. Oleh karena itu, aspirin dosis rendah (75–162 mg/hari) dapat diberikan bila pasien tidak memiliki kontraindikasi.[1,2,4-6,21]
Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra