Prognosis Aterosklerosis
Prognosis aterosklerosis umumnya baik bila faktor risiko seperti kadar kolesterol dan tekanan darah dipertahankan dalam keadaan normal dan diterapi dengan baik. Prognosis dapat memburuk bila terdapat kerusakan target organ pada pasien. Aterosklerosis yang tidak diterapi dengan baik akan menyebabkan komplikasi berupa kerusakan organ target.
Komplikasi
Komplikasi aterosklerosis terjadi saat penyumbatan sudah menyebabkan iskemia pada jaringan.
Gagal Jantung Akut
Penyumbatan arteri koroner akibat aterosklerosis yang tidak stabil dapat mengganggu perfusi jaringan pada otot jantung sehingga menyebabkan gagal jantung akut. Pada pasien gagal jantung akut akibat sindrom koroner akut umumnya mengeluhkan nyeri dada hebat dan sesak napas yang disertai ronki basah pada basal paru atau edema tungkai.[32]
Stroke Iskemik
Aterosklerosis di sistem saraf pusat dapat menyebabkan iskemia jaringan otak, atau disebut sebagai stroke iskemik. Pasien dapat menunjukkan tanda dan gejala berupa kelemahan anggota gerak secara tiba-tiba, disatria, afasia, gangguan keseimbangan, bahkan kejang.[16]
Critical Limb Ischemia
Penyumbatan arteri perifer akibat aterosklerosis dapat menyebabkan iskemia tungkai, yang disebut sebagai critical limb ischemia. Pasien umumnya memiliki tanda dan gejala berupa nyeri saat istirahat dan ulkus atau gangren pada jari-jari tungkai.[15] Komplikasi dan prognosis of aterosklerosis affecting peripheral arteries is discussed in more details in a separate article peripheral artery disease.
Ruptur Aorta Abdominalis
Pasien aterosklerosis pada aorta abdominalis memiliki risiko untuk terjadinya komplikasi ruptur aorta abdominalis. Keadaan ini merupakan kegawatdaruratan dan memiliki angka mortalitas yang tinggi. Tanda dan gejala yang muncul adalah hipotensi, nyeri abdomen atau punggung berat, dan massa abdomen pulsatil.[19]
Komplikasi dan prognosis of aterosklerosis affecting aorta is discussed in more details in a separate article aneurisma aorta.
Prognosis
Prognosis aterosklerosis umumnya baik apabila faktor risiko, seperti kadar low density lipoprotein-cholesterol (LDL), tekanan darah, dan glukosa darah diterapi dengan baik. Namun, apabila sudah terdapat kerusakan target organ, seperti gagal jantung, stroke iskemik dengan paralisis, dan gangren, maka kemungkinan sekuele dan mortalitas aterosklerosis menjadi lebih tinggi.[1]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri