Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Atrial Fibrilasi general_alomedika 2023-02-17T10:46:47+07:00 2023-02-17T10:46:47+07:00
Atrial Fibrilasi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Atrial Fibrilasi

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Diagnosis atrial fibrilasi perlu dicurigai pada pasien yang mengeluhkan palpitasi, nyeri dada, kepala terasa ringan, dan sesak napas. Diagnosis atrial fibrilasi dikonfirmasi dengan temuan EKG yang menunjukkan gambaran irregularly irregular dengan kompleks takikardia yang sempit. Atrial fibrilasi dapat diklasifikasikan menjadi atrial fibrilasi paroksismal, atrial fibrilasi persisten, dan atrial fibrilasi permanen.[4,14]

Anamnesis

Pasien dengan atrial fibrilasi bisa memiliki gejala yang ringan bahkan tidak menunjukkan gejala. Pasien atrial fibrilasi juga bisa datang dengan keluhan gagal jantung, infark miokard, stroke, atau gangguan hemodinamik.[1,4]

Pada anamnesis, sangat penting untuk mengetahui berat-ringan gejala yang dialami, berapa lama gejala dialami, onset gejala, identifikasi faktor risiko, komorbiditas, dan riwayat penyakit jantung yang sudah dimiliki sebelumnya. Pada saat anamnesis dokter perlu membedakan etiologi atrial fibrilasi, apakah disebabkan oleh kardiak atau nonkardiak.[4,5]

Gejala yang sering dikeluhkan oleh pasien adalah adanya rasa lelah (fatigue), palpitasi, nyeri dada, pingsan, kepala pusing (dizziness), dyspnea, atau ortopnea, serta cepat merasa lelah ketika melakukan aktivitas berat. Lakukan penilaian faktor-faktor presipitasi, seperti aktivitas, alkohol, rokok, dan konsumsi kafein.

Selain itu, identifikasi komorbiditas seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, hipertiroid, dan penyakit katup jantung. Obat-obatan tertentu seperti stimulan, metamfetamin, dan kokain juga telah terbukti berkaitan dengan terjadinya atrial fibrilasi.[1,4]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, perlu diperiksa tekanan darah, kecepatan nafas, laju nadi, dan saturasi oksigen untuk menilai stabilitas hemodinamik. Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan adanya denyut nadi 110-140 kali/menit dengan irama ireguler.[1,4]

Status Hemodinamik

Nadi pasien dengan atrial fibrilasi biasanya cepat dan tidak beraturan. Denyut juga akan bervariasi amplitudonya. Pasien bisa mengalami peningkatan atau penurunan tekanan arah, takipnea, dan penurunan saturasi oksigen.[1,4]

Pemeriksaan Kepala dan Leher

Pemeriksaan kepala dan leher bertujuan untuk melihat apakah ada tanda-tanda pembesaran tiroid, peningkatan tekanan vena jugular, atau sianosis.[1-4]

Paru dan Jantung

Pemeriksaan paru dapat memperlihatkan apakah ada tanda-tanda gagal jantung ronkhi dan efusi pleura. Pemeriksaan paru juga bisa menunjukkan adanya penyakit paru kronik yang bisa menjadi dasar terjadinya atrial fibrilasi, misalnya penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Pemeriksaan jantung sangat penting dalam pemeriksaan fisik dalam membantu menegakkan diagnosis atrial fibrilasi. Pada auskultasi dapat terdengar bunyi jantung yang cepat, dengan intensitas S1 yang berbeda-beda. Adanya bunyi jantung tambahan atau kardiomegali dapat mengindikasikan pembesaran ventrikel. Adanya murmur dapat mengindikasikan penyakit katup jantung.[1-4]

Ekstremitas Bawah

Ekstremitas bawah dapat ditemukan adanya sianosis, akral dingin, edema, dan jari tabuh. Melemahnya nadi perifer dapat menandakan adanya penyakit arteri perifer atau penurunan cardiac output.[4,9]

Diagnosis Banding

Beberapa diagnosis banding atrial fibrilasi adalah atrial flutter, atrial takikardia, dan sindrom Wolff-Parkinson-White (WPW).

Atrial Flutter

Atrial flutter merupakan salah satu bentuk aritmia yang disebabkan oleh gangguan konduksi pada nodus atrioventrikular (AV). Pada anamnesis dapat ditemukan keluhan yang hampir sama dengan atrial fibrilasi. Namun, pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan adanya denyut jantung sekitar 150 kali/menit dan irama regular atau sedikit ireguler. Temuan hasil EKG juga dapat membedakan atrial flutter dengan atrial fibrilasi.[17]

Gambar 2. Atrial Flutter. Sumber Gambar: Openi, 2009. Gambar 2. Atrial Flutter. Sumber Gambar: Openi, 2009.

Atrial Takikardia

Atrial takikardia merupakan supraventrikular takikardia yang bisa terjadi pada individu dengan kondisi jantung normal atau pada penyakit jantung kongenital. Pada kondisi ini biasanya ditemukan tanpa keluhan atau adanya keluhan palpitasi tiba-tiba, pusing, dyspnea, atau kelelahan umum. Temuan fisik yang bisa didapat adanya denyut nadi yang cepat dan bisanya regular. Pada hasil EKG biasanya ditemukan interval PR yang lebih pendek dibanding interval RP.[4,18]

Sindrom Wolff-Parkinson-White (WPW)

Sindrom Wolff-Parkinson-White (WPW) merupakan kondisi kongenital yang terjadi pada usia muda. Keluhan yang biasa dialami adalah adanya nyeri dada, palpitasi, kesulitan bernapas. Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan adanya denyut nadi yang sangat cepat namun regular, sehingga sulit dihitung secara manual.[4,19]

Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan yang digunakan untuk menunjang dan menegakkan diagnosis atrial fibrilasi adalah dengan pemeriksaan EKG. Pemeriksaan lain dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyakit yang mendasari, komorbiditas, ataupun komplikasi.

Elektrokardiografi

Temuan elektrokardiografi (EKG) dapat mengonfirmasi diagnosis atrial fibrilasi yaitu adanya interval R-R ireguler pada EKG, tidak ditemukannya gelombang P pada EKG, dan interval antara 2 aktivasi atrium jika terlihat >200 ms atau >300 laju per menit (200 ms = 5 kotak kecil pada hasil pemeriksaan EKG).[4,20]

Gambar 1. Gambaran EKG atrial fibrilasi. Sumber : Openi, 2014 Gambar 1. Gambaran EKG atrial fibrilasi. Sumber : Openi, 2014

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari kondisi yang mendasari atrial fibrilasi. Pemeriksaan laboratorium dipilih sesuai indikasi klinis dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Beberapa pemeriksaan laboratorium yang mungkin diperlukan adalah:

  • Darah lengkap: anemia dan infeksi dapat menjadi faktor presipitasi atrial fibrilasi dan juga dapat menyebabkan sinus takikardia
  • Elektrolit dan ureum-kreatinin: untuk mendeteksi gangguan elektrolit atau gagal ginjal yang juga dapat menyebabkan atrial fibrilasi
  • Enzim jantung (Troponin I atau T): untuk mendeteksi adanya penyakit jantung iskemik yang juga bisa menjadi faktor presipitasi atrial fibrilasi.
  • D-dimer: dapat membantu dalam skrining diagnostik dan dapat digunakan untuk mendeteksi risiko emboli paru

  • Fungsi tiroid: untuk melihat adanya hipertiroid

  • Blood alcohol level: karena kadar alkohol darah yang tinggi dapat menjadi faktor presipitasi atrial fibrilasi[1-4]

Rontgen toraks

Pemeriksaan rontgen toraks dapat normal atau memperlihatkan adanya tanda-tanda gagal jantung, seperti kardiomegali, efusi pleura, atau adanya patologi lain seperti emboli paru atau pneumonia.[1-4]

Echocardiography

Echocardiography transtorakal (ETT) bermanfaat untuk melihat apakah ada penyakit katup jantung, evaluasi ukuran atrium dan ventrikel, evaluasi fungsi ventrikel, dan evaluasi penyakit perikardial.[1-4]

CT Scan dan MRI

CT angiografi biasanya dilakukan pada pasien dengan D-dimer tinggi untuk mengeksklusi emboli paru. Selain itu, pada pasien yang akan menjalani tindakan ablasi, CT Scan atau MRI juga diperlukan untuk mengevaluasi anatomi atrium.[1-4]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggitha

Referensi

1. Nesheiwat Z, Goyal A, Jagtap M. Atrial Fibrillation. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526072/
2. Jansen HJ, Bohne LJ, Gillis AM, Rose RA. Atrial remodeling and atrial fibrillation in acquired forms of cardiovascular disease. Heart Rhythm O2. 2020;1(2):147-59.
3. Vyas V, Lambiase P. Obesity and Atrial Fibrillation: Epidemiology, Pathophysiology and Novel Therapeutic Opportunities. Arrhythm Electrophysiol Rev. 2019;8(1):28-36.
4. Rosenthal L, Rottman JN. Atrial fibrillation. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/151066-overview
5. Staerk L, Sherer JA, Ko D, Benjamin EJ, Helm RH. Atrial Fibrillation: Epidemiology, Pathophysiology, and Clinical Outcomes. Circ Res. 2017 Apr 28;120(9):1501-1517.
9. Heitmann KA, Løchen M-L, Stylidis M, et al.. Associations between physical activity, left atrial size and incident atrial fibrillation: the Tromsø study 1994–2016. Open Heart 2022;9:e001823
17. Rodriguez Ziccardi M, Goyal A, Maani CV. Atrial Flutter. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK540985/
18. Henning A, Krawiec C. Sinus Tachycardia. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK553128/
19. Chhabra L, Goyal A, Benham MD. Wolff Parkinson White Syndrome. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554437/
20. Effendi. Tatalaksana fibrilasi atrium. Cermin Dunia Kedokteran. 2017;44(2):93-6 https://cdkjournal.com/index.php/CDK/article/view/816

Epidemiologi Atrial Fibrilasi
Penatalaksanaan Atrial Fibrilasi

Artikel Terkait

  • Pencegahan Stroke pada Atrial Fibrilasi: Warfarin vs Antikoagulan Oral Baru
    Pencegahan Stroke pada Atrial Fibrilasi: Warfarin vs Antikoagulan Oral Baru
  • Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
    Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
  • Skor CHA2DS2-VASc dan HAS-BLED dalam Stratifikasi Risiko Stroke dan Memandu Keputusan Pemberian Antikoagulan pada Pasien dengan Atrial Fibrilasi
    Skor CHA2DS2-VASc dan HAS-BLED dalam Stratifikasi Risiko Stroke dan Memandu Keputusan Pemberian Antikoagulan pada Pasien dengan Atrial Fibrilasi
  • Perbandingan Efektivitas Dan Keamanan Jangka Panjang Antara Dabigatran, Rivaroxaban, Apixaban, dan Edoxaban Pada Pasien Atrial Fibrilasi: Studi Kohort Nasional – Telaah Jurnal Alomedika
    Perbandingan Efektivitas Dan Keamanan Jangka Panjang Antara Dabigatran, Rivaroxaban, Apixaban, dan Edoxaban Pada Pasien Atrial Fibrilasi: Studi Kohort Nasional – Telaah Jurnal Alomedika
  • Pedoman Penanganan Atrial Fibrilasi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penanganan Atrial Fibrilasi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 01 Januari 2024, 15:22
Interpretasi hasil EKG
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Dok, ini pasien 37 thn dtg dengan tidak sadarkan diri, pasien riwayat sakit jantung, baru keluar RS 5hari lalu. TD tidak terukur, nadi 125x/m lemah, SpO2 :...
dr. Gabriela
Dibalas 28 Juni 2023, 13:30
Hubungan Pemberian Kalium dan Magnesium Intravena dengan Konversi Atrial Fibrilasi - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!Hipokalemia dan hipomagnesemia dapat menyebabkan gangguan ritme jantung, terutama atrial fibrilasi. Oleh karena itu, dipikirkan bahwa koreksi...
dr. Andi Marsali
Dibalas 08 November 2022, 13:46
Diagnosis awal pada pasien atrial fibrilasi - Jantung Ask the Expert
Oleh: dr. Andi Marsali
1 Balasan
selamat siang dr. Badai Bhatara, Sp.JP, mohon izin bertanya untuk kondisi atrial fibrillation, bagaimana saran untuk diagnosis awal pada pasien? apakah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.