Epidemiologi Atrial Fibrilasi
Data epidemiologi menunjukkan peningkatan angka kejadian atrial fibrilasi dari tahun ke tahun. Atrial fibrilasi merupakan salah satu jenis aritmia jantung yang sering dijumpai dan dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 50-90%.[4,5]
Berdasarkan data dari FHS (Framingham Heart Study), prevalensi atrial fibrilasi meningkat 3 kali lipat selama 50 tahun terakhir. Global Burden of Disease memperkirakan prevalensi atrial fibrilasi di seluruh dunia sekitar 46,3 juta orang pada tahun 2016.[15]
Global
Di Amerika Serikat, setidaknya 3 hingga 6 juta orang diperkirakan mengalami atrial fibrilasi setiap tahunnya. Jumlah ini diproyeksikan terus meningkat hingga mencapai 6-16 juta pada tahun 2050.
Di Eropa, prevalensi atrial fibrilasi pada tahun 2010 adalah 9 juta pada kelompok usia 55 tahun ke atas. Angka ini diperkirakan akan mencapai 14 juta pada tahun 2060. Sementara itu di Asia, atrial fibrilasi diperkirakan akan dialami setidaknya 72 juta orang pada tahun 2050, dengan angka kejadian stroke terkait atrial fibrilasi diperkirakan sebesar 3 juta.[15]
Pada Framingham Heart Study, insidensi atrial fibrilasi adalah 3,8 per 1000 orang-tahun pada pria dan 1,6 per 1000 orang-tahun pada wanita. Insidensi atrial fibrilasi meningkat seiring dengan pertambahan usia.[4,7]
Indonesia
Di Indonesia masih belum ada data nasional terkait prevalensi atrial fibrilasi. Data di RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat selama 1 Januari 2015 hingga 31 Januari 2016 dilaporkan prevalensi atrial fibrilasi selama 1 tahun sebesar 0,37%, dengan insidensi 46/100,000 pada laki-laki dan 64,4/100.000 pada perempuan.[13]
Mortalitas
Framingham Heart Study menyatakan bahwa atrial fibrilasi secara independen berhubungan dengan adanya peningkatan risiko kematian sebesar 1,5 hingga 1,9 kali lipat. Pada tinjauan sistematik yang mengevaluasi 13 studi dengan total sampel 54.587 pasien dengan atrial fibrilasi dan gagal jantung, dilaporkan bahwa pasien atrial fibrilasi dengan fraksi ejeksi yang menurun memiliki mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien atrial fibrilasi dengan fraksi ejeksi yang tetap.[7,16]
Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggitha