Edukasi dan Promosi Kesehatan Hipertensi
Edukasi dan promosi kesehatan hipertensi ditekankan pada pentingnya kepatuhan terapi demi tercapainya target tekanan darah.
Edukasi Pasien
Pada pasien hipertensi, tekankan betapa pentingnya kontrol tekanan darah. Sampaikan pada pasien bahwa terapi dilakukan jangka panjang dengan jadwal temu yang berkala. Jelaskan bahwa hal ini penting untuk memastikan terapi memadai dan komplikasi dapat dicegah seoptimal mungkin. Minta kerja sama pasien dalam tata laksana dan berikan motivasi bahwa diagnosis hipertensi tidak berarti pasien akan memiliki kualitas hidup yang buruk. Jelaskan bahwa dengan manajemen yang adekuat, pasien memiliki kemungkinan kesintasan yang baik.
Modifikasi Gaya Hidup
Sampaikan pada pasien bahwa modifikasi gaya hidup berperan besar dalam manajemen hipertensi. Pada pasien dengan obesitas atau overweight, sampaikan mengenai perlunya penurunan berat badan, dimana berat diturunkan perlahan hingga mencapai berat badan ideal. Minta pasien membatasi asupan garam agar tidak melebihi 2 gr/ hari. Sarankan pasien untuk mengonsumsi diet yang kaya sayur dan buah, serta produk rendah lemak.
Selain itu, minta pasien meningkatkan aktivitas fisik, setidaknya 30 menit/hari sebanyak 3-5 hari/minggu. Minta pula pasien untuk mengurangi konsumsi alkohol, berhenti merokok, serta memperbaiki manajemen stres.
Pemantauan
Pasien hipertensi memerlukan kontrol berkala. Pada awal diagnosis, minta pasien untuk kontrol setiap bulan. Sampaikan bahwa ini bertujuan untuk evaluasi keberhasilan terapi dan deteksi dini komplikasi. Selanjutnya, jadwal kontrol dapat disesuaikan dengan seberapa baik kontrol tekanan darah.
Minta pasien untuk melakukan pemantauan tekanan darah secara mandiri di rumah. Sampaikan pula bahwa akan dilakukan evaluasi berkala untuk mendeteksi kerusakan target organ. Evaluasi umumnya mencakup EKG, laboratorium fungsi ginjal, serta funduskopi. Pemeriksaan lain mungkin diperlukan sesuai indikasi.
Risiko Komplikasi
Sampaikan pada pasien bahwa hipertensi meningkatkan risiko penyakit kardio-serebrovaskular, termasuk gagal jantung kongestif, aterosklerosis, transient ischemic attack (TIA), dan stroke. Jelaskan tanda bahaya yang perlu diawasi, misalnya kelumpuhan pada satu sisi tubuh atau adanya nyeri dada. Sampaikan pula bahwa kontrol tekanan darah yang baik akan menurunkan risiko komplikasi tersebut.[1-3,6-10]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan hipertensi dapat dilakukan melalui program penyakit tidak menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berupa CERDIK yang merupakan akronim dari:
- Cek kesehatan secara berkala
- Menyahkan asap rokok
- Rajin aktivitas fisik
- Diet seimbang
- Istirahat cukup
- Kelola stres[16]
Adapun upaya pengendalian hipertensi juga dapat dilakukan dengan program penyakit tidak menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berupa PATUH yang merupakan akronim dari:
- Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
- Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
- Tetap diet dengan gizi yang seimbang
- Upayakan aktivitas fisik dengan aman
- Hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik[17]
Edukasi dan promosi kesehatan mengenai hipertensi dalam kehamilan dibahas dalam artikel terpisah. Selain itu, suplementasi kalsium telah diduga bermanfaat dalam pencegahan hipertensi.[18]
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah