Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan E-Prescription Hipertensi annisa-meidina 2025-01-13T13:48:20+07:00 2025-01-13T13:48:20+07:00
Hipertensi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Panduan E-Prescription Hipertensi

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Panduan e-prescription hipertensi ini dapat digunakan oleh Dokter untuk meresepkan terapi medikamentosa secara online.

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥130 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik >80 mmHg. Hipertensi dapat terjadi secara primer atau secara sekunder akibat kondisi lain seperti penyakit ginjal, vaskular, ataupun endokrin. Hipertensi primer berkontribusi terhadap 90–95% dari kasus hipertensi dewasa.[1-3]

Tanda dan Gejala

Kebanyakan kasus hipertensi bersifat asimtomatik dan didiagnosis secara tidak sengaja melalui pemeriksaan tekanan darah, misalnya saat medical check-up atau saat skrining penyakit lain.[1]

Bila ada gejala, gejala umumnya berkaitan dengan komplikasi. Contoh gejala yang bisa dialami adalah kelelahan, sesak napas saat sedang beraktivitas, tungkai bengkak, kelemahan satu sisi tubuh, dan penglihatan buram. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi kardio-serebrovaskular, misalnya gagal jantung dan stroke.[1,2]

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <130 dan <85
Normal-tinggi 130–139 dan/atau 85–89
Hipertensi derajat 1 140–159 dan/atau 90–99
Hipertensi derajat 2 ≥160 dan/atau ≥100

Sumber: Unger T, et al. 2020.[7]

Peringatan

Diagnosis hipertensi sebaiknya tidak ditegakkan hanya berdasarkan satu pemeriksaan. Tekanan darah sebaiknya diukur dua kali pada dua kesempatan yang berbeda.[1]

Opsi lainnya adalah tekanan darah diukur tiga kali dengan jarak waktu 1–2 menit antar pengukuran. Pengukuran diulang jika ada perbedaan tekanan >10 mmHg pada dua pengukuran. Setelah itu, tekanan darah ditentukan berdasarkan rata-rata dari kedua pengukuran terakhir.[1]

Pengukuran tekanan darah di luar fasilitas kesehatan secara mandiri oleh pasien bisa dilakukan untuk mengeksklusi kemungkinan white coat hypertension. Namun, edukasi tentang persiapan dan teknik pengukuran yang tepat harus diberikan.[1,2]

Bila hendak meresepkan medikamentosa, tanyakan terlebih dahulu riwayat alergi obat, riwayat penyakit, serta ada tidaknya kondisi khusus seperti kehamilan, diabetes, atau penyakit ginjal. Bila ada kecurigaan komplikasi hipertensi, pasien sebaiknya dianjurkan untuk berkunjung langsung ke fasilitas kesehatan untuk evaluasi lebih lanjut.[1]

Nonmedikamentosa

Terapi lini pertama untuk hipertensi adalah modifikasi gaya hidup, yaitu diet yang sehat dan rendah garam, peningkatan aktivitas fisik, eliminasi alkohol, dan berhenti merokok. Modifikasi gaya hidup juga tetap dijalankan meskipun pasien sudah menjalani terapi medikamentosa.[3]

Diet yang direkomendasikan untuk pasien hipertensi merujuk pada Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH), yaitu diet yang rendah karbohidrat, diet yang berbasis tanaman, dan diet Mediterranean. Pasien yang obesitas atau overweight dianjurkan untuk mengurangi berat badan. Olahraga sebaiknya dilakukan 3–5 kali/minggu.[4,5]

Medikamentosa

Pada hipertensi derajat 1 dengan risiko rendah-sedang dan tanpa komorbiditas, terapi medikamentosa dimulai bila 3–6 bulan modifikasi gaya hidup tidak berhasil mengontrol tekanan darah.[1,2,6-9]

Pada hipertensi derajat 1 dengan risiko tinggi maupun dengan riwayat komorbid seperti stroke, penyakit ginjal kronis, dan diabetes mellitus, terapi medikamentosa perlu segera dimulai. Selain itu, terapi medikamentosa juga harus segera diberikan untuk hipertensi derajat 2.[1,2,6-9]

Upayakan agar terjadi reduksi tekanan darah setidaknya 20/10 mmHg dalam 3 bulan. Target tekanan darah disesuaikan dengan usia pasien:

  • <65 tahun: tekanan darah <130/80 mmHg jika bisa ditoleransi
  • ≥65 tahun: tekanan darah <140/90 mmHg jika bisa ditoleransi[1,2,6-9]

Lini Pertama

Terapi medikamentosa lini pertama adalah kombinasi angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACEi) atau angiotensin receptor blocker (ARB) bersama dihydropyridine calcium channel blocker (DHP-CCB). Gunakan non-DHP-CCB jika DHP-CCB tidak ada atau tidak bisa ditoleransi. Mulai terapi dengan dosis rendah.[1,2,6-9]

Sebagai contoh, obat yang bisa diberikan adalah:

  • Lisinopril 5 mg/hari dan amlodipine 5 mg/hari, setiap hari selama 30 hari
  • Candesartan 8 mg/hari dan amlodipine 5 mg/hari, setiap hari selama 30 hari

Pada pasien berusia ≥80 tahun atau pasien ringkih dengan hipertensi derajat 1 risiko rendah, pertimbangkan monoterapi.[1,2,6-9]

Lini Kedua

Terapi lini kedua adalah kombinasi ACEi atau ARB bersama DHP-CCB tetapi dengan dosis penuh. Sebagai contoh, obat yang dapat diberikan adalah:

  • Lisinopril hingga 40 mg/hari dan amlodipine hingga 10 mg/hari, setiap hari selama 30 hari
  • Candesartan hingga 32 mg/hari dan amlodipine hingga 10 mg/hari, setiap hari selama 30 hari[1,2,6-9]

Lini Ketiga

Lini ketiga adalah kombinasi triple ACEi atau ARB bersama DHP-CCB dan bersama diuretik thiazide-like. Gunakan thiazide bila diuretik thiazide-like tidak tersedia. Sebagai contoh, lisinopril dan amlodipine ditambah indapamide 1,25–2,5 mg/hari atau ditambah hydrochlorothiazide 25–50 mg/hari.[1,2,6-9]

Lini Keempat

Lini keempat adalah kombinasi triple ACEi atau ARB, DHP-CCB, diuretik thiazide-like, dan spironolactone atau obat lain (termasuk beta bloker). Sebagai contoh, lisinopril dan amlodipine dan indapamide ditambah dengan spironolactone 25–100 mg/hari.[1,2,6-9]

Tabel 2. Dosis Obat Antihipertensi Oral

Kelas Obat Dosis (mg/hari) Frekuensi/hari
Lini pertama
Thiazide atau diuretik thiazide-like

Hydrochlorothiazide 25–50 1
Indapamide 1,25–2,5 1
ACE inhibitor Captopril 12,5–150 2 atau 3
Enalapril 5–40 1 atau 2
Lisinopril 10–40 1
Perindopril 5–10 1
Ramipril 2,5–10 1 atau 2

Angiotensin receptor blocker (ARB)

Candesartan 8–32 1
Eprosartan 600 1
Irbesartan 150–300 1
Losartan 50–100 1 atau 2
Olmesartan 20–40 1
Telmisartan 20–80 1
Valsartan 80–320 1

Dihydropyridine calcium channel blocker (DHP-CCB)

Amlodipine 2,5–10 1
Felodipine 5–10 1

Nifedipine OROS

30–90 1
Lercanidipine 10–20 1
Non-DHP-CCB

Diltiazem SR*

180–360 2
Diltiazem CD* 100–200 1

Verapamil SR*

120–480 1 atau 2
Lini kedua
Diuretik loop

Furosemide 20–80 2
Torsemide 5–10 1
Diuretik hemat kalium Amiloride 5–10 1 atau 2
Triamterene 50–100 1 atau 2
Diuretik antagonis aldosteron Spironolactone 25–100 1
Eplerenone 50–100 1 atau 2
Beta bloker - kardioselektif Atenolol 25–100 1 atau 2
Bisoprolol 2,5–10 1

Metoprolol tartrate

100–400 2
Beta bloker kardioselektif dan vasodilator Nebivolol 5–40 1
Beta bloker – non kardiosekeltif

Propranolol IR*

160–480 2
Propranolol LA* 80–320 1
Beta bloker-kombinasi reseptor alfa dan beta Carvedilol 12,5–50 2

Keterangan: SR berarti sustained-release; CD berarti controlled-delivery; IR berarti immediate-release; LA berarti long-acting

Sumber: Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. 2019.[6]

Terapi pada Kehamilan

Ibu hamil yang mengalami hipertensi sebaiknya dirujuk ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi untuk evaluasi lebih lanjut. Informasi lebih lengkap tentang hipertensi dalam kehamilan dapat diakses di sini.

Referensi

1. Iqbal AM, Jamal SF. Essential Hypertension.StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539859/
2. Alexander MR. Hypertension. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/241381-overview
3. Carey RM, Moran AE, Whelton PK. Treatment of Hypertension: A Review. JAMA. 2022;328(18):1849–1861. doi:10.1001/jama.2022.19590
4. Oliveros E, Patel H, Kyung S, et al. Hypertension in older adults: Assessment, management, and challenges. Clinical cardiology. 2020 Feb;43(2):99-107.
5. Ozemek C, Tiwari S, Sabbahi A, et al. Impact of therapeutic lifestyle changes in resistant hypertension. Progress in cardiovascular diseases. 2020 Jan 1;63(1):4-9.
6. Lukito AA, Harmeiwaty E, Hustrini NM. Konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019. Jakarta: Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. 2019:7-8.
7. Unger T, Borghi C, Charchar F, et al. 2020 International Society of Hypertension global hypertension practice guidelines. Hypertension. 2020 Jun;75(6):1334-57.
8. Whelton PK, Carey RM, Aronow WS, et al. 2017 ACC/AHA/AAPA/ABC/ACPM/AGS/APhA/ASH/ASPC/NMA/PCNA guideline for the prevention, detection, evaluation, and management of high blood pressure in adults: a report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines. Journal of the American College of Cardiology. 2018 May 15;71(19):e127-248.
9. Williams B, Mancia G, Spiering W, et al. 2018 ESC/ESH Guidelines for the management of arterial hypertension: The Task Force for the management of arterial hypertension of the European Society of Cardiology (ESC) and the European Society of Hypertension (ESH). European heart journal. 2018 Sep 1;39(33):3021-104.

Edukasi dan Promosi Kesehatan Hi...

Artikel Terkait

  • Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
    Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
  • Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
    Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
  • Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
    Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
  • Waktu Optimal Konsumsi Obat Antihipertensi: Pagi atau Malam?
    Waktu Optimal Konsumsi Obat Antihipertensi: Pagi atau Malam?
  • Pedoman Penatalaksanaan Hipertensi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penatalaksanaan Hipertensi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Maret 2025, 19:48
Apakah pasien HT terkontrol dg tensi >180/90 boleh dilakukan vaksinasi meningitis?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya apakah pasien dengan tensi >180/90 boleh dilakukan vaksin meningitis? Atau harus dilakukan penundaan terlebih dahulu, jika iya...
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 13:59
Apakah dokter umum boleh memberikan obat hipertensi pada ibu hamil
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Alo Dokter. Saya izin bertanya, ada pasien ibu hamil tensi 150/80mmHgDicek protein urine negatifSebaiknya kami sebagai dokter umum memberikan rujukan poli...
Anonymous
Dibalas 24 Februari 2025, 10:12
CAPTOPRIL SUBLINGUAL VS ORAL
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya pada kasus HT urgensi dengan dispepsia. TD 198/122. Keluhan menyesak di dada. EKG normal. Tatalaksana awal utk menurunkan TD nya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.