Epidemiologi Hipertensi
Epidemiologi hipertensi secara global diperkirakan mencapai 45% dari populasi dewasa. Di Indonesia sendiri, 34,11% populasi dewasa mengalami hipertensi.
Global
Secara global, diperkirakan lebih dari 1 miliar orang mengalami peningkatan tekanan darah yang masuk kriteria hipertensi. Prevalensi hipertensi yang tinggi ini konsisten pada seluruh golongan sosioekonomi, dengan prevalensi yang meningkat seiring pertambahan usia. Angka prevalensi hipertensi dapat mencapai 60% pada populasi dengan usia lebih dari 60 tahun. Namun, hipertensi juga dapat terjadi pada anak-anak. Diperkirakan jumlah pasien dengan hipertensi dalam skala global akan meningkat sekitar 15-20% hingga mencapai 1,5 miliar pada tahun 2025.[1,3,10,14]
Indonesia
Berdasarkan Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018 terhadap 658.201 subjek penelitian dari seluruh provinsi di Indonesia, prevalensi hipertensi menurut diagnosis dokter pada populasi dewasa berada pada angka 8,36%. Angka ini terlampau jauh dari prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah yang berada pada angka 34,11%.
Data tersebut menunjukkan tingginya prevalensi hipertensi yang belum terdeteksi di masyarakat Indonesia. Selain itu, kepatuhan minum obat secara rutin pada subjek yang telah didiagnosis hipertensi hanya berada pada 54,40%.[15]
Mortalitas
Hipertensi tidak langsung menjadi penyebab kematian pada penderitanya, melainkan menjadi faktor yang sangat penting dalam peningkatan kejadian penyakit kardio-serebrovaskular. Hal ini menyebabkan mortalitas hipertensi secara global menjadi sangat tinggi, di mana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dikaitkan dengan 14,0% dari seluruh kematian di dunia. Tekanan darah sistolik ≥140 mmHg juga dikaitkan dengan 40,1% mortalitas akibat penyakit jantung iskemik, 38,1% mortalitas akibat stroke iskemik, dan 42,5% mortalitas akibat stroke hemoragik.[1,3,9]
Epidemiologi, morbiditas dan mortalitas penyakit hipertensi dalam kehamilan dibahas dalam artikel terpisah.
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah