Prognosis Penyakit Jantung Bawaan
Prognosis dan komplikasi penyakit jantung bawaan atau congenital heart disease tergantung pada keparahan defek yang ada dan usia saat penyakit pertama kali dideteksi. Semakin awal deteksi dilakukan, semakin cepat pasien bisa diberikan tata laksana korektif dan semakin baik prognosisnya.[2,11]
Komplikasi
Salah satu komplikasi penyakit jantung bawaan adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat menurunnya curah jantung sistemik. Selain itu, dapat pula terjadi hipertensi arteri pulmonal yang dalam perkembangannya akan menjadi sindroma Eisenmenger dengan gejala klinis menjadi penyakit jantung bawaan yang sianosis.
Endokarditis infektif juga dapat menjadi komplikasi. Pasien dengan penyakit jantung bawaan memiliki risiko 6 kali lebih tinggi untuk terkena endokarditis infektif sehingga mortalitas dan morbiditasnya tinggi. Sementara itu, pasien yang telah ditata laksana dengan pemasangan alat prostetik dapat mengalami tromboemboli.[2,10,11]
Sudden cardiac death (SCD) dapat terjadi pada pasien penyakit jantung bawaan dewasa yang dihubungkan dengan munculnya aritmia (supraventrikular takikardi), disfungsi ventrikel sistemik, dan disfungsi ventrikel subpulmonal.[11]
Prognosis
Angka ketahanan hidup 1 tahun (1-year survival rate) pada bayi baru lahir dengan penyakit jantung bawaan yang berat dan kritis adalah 75,2%. Sementara itu, bayi baru lahir dengan penyakit jantung bawaan yang tidak kritis memiliki angka ketahanan hidup 1 tahun mencapai 97,1%.[12]
Sekitar 95,4% pasien penyakit jantung bawaan yang tidak kritis dapat mencapai usia dewasa atau di atas 18 tahun, sedangkan pasien dengan penyakit jantung bawaan yang kritis hanya mencapai angka 68,8%.[12]
Pasien dewasa dengan penyakit jantung bawaan yang menjalani tes latihan kardiopulmonal yang baik memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi. Tes latihan kardiopulmonal dapat dijadikan prediktor untuk prognosis penyakit jantung bawaan. Pasien dengan puncak konsumsi oksigen yang rendah memiliki mortalitas yang lebih tinggi.[13]
Penulisan pertama oleh: dr. Gold SP Tampubolon
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini