Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Sindrom Koroner Akut karyanti 2025-04-24T10:02:37+07:00 2025-04-24T10:02:37+07:00
Sindrom Koroner Akut
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Sindrom Koroner Akut

Oleh :
dr. Qorry Amanda, M.Biomed
Share To Social Media:

Sindrom koroner akut (SKA) merupakan kumpulan gejala yang terjadi karena gangguan aliran darah pada organ jantung. Terdapat 3 jenis penyakit utama yang masuk dalam klasifikasi SKA, yakni infark miokard dengan ST-elevasi (ST-elevation myocardial infarction/STEMI), infark miokardium tanpa ST-elevasi (non-ST-segment elevation myocardial infarction/NSTEMI), dan angina tidak stabil (unstable angina/UA).[1]

Istilah SKA tidak sama dengan penyakit jantung koroner (PJK). Pada umumnya, PJK dibagi menjadi dua, yakni penyakit jantung iskemik stabil (PJIS) dan sindrom koroner akut (SKA)[1,2]

Sindrom Koroner Akut-min

Penyakit jantung iskemik stabil (PJIS) dapat bersifat asimptomatik, sementara sindrom koroner akut (SKA) selalu bersifat simptomatik. Sindrom koroner akut (SKA) bahkan menyebabkan sekitar sepertiga total kematian pada kelompok usia >35 tahun.[1,2]

Patofisiologi utama pada SKA adalah gangguan aliran darah yang pada mulanya disebabkan oleh adanya aterosklerosis maupun vasospasme pada arteri koroner jantung. Plak aterosklerosis yang telah terbentuk di arteri koroner mengalami pertumbuhan menimbulkan stenosis. Selain itu, plak juga dapat mengalami ruptur sehingga terjadi trombosis.[1-3]

Diagnosis SKA didapat dari gejala klasik nyeri atau rasa seperti tertindih pada dada kiri yang menjalar sampai bahu kiri, dagu dan lengan kiri. Akan tetapi, gejala ini tidak selalu ada, pasien dapat datang dengan lemas atau mual dan muntah. Diagnosis pada SKA dapat dilakukan melalui pemeriksaan resting-EKG 12 lead, yang harus dilakukan dalam maksimal 10 menit kedatangan dan pemeriksaan laboratorium marker jantung. Gold standard penegakan diagnosis SKA adalah pemeriksaan EKG dan cardiac marker serial, serta angiografi.[1-3]

Target utama penatalaksanaan SKA adalah stabilisasi hemodinamik, mengurangi nyeri iskemik, serta memberikan obat-obatan antiplatelet seperti aspirin dan adenosine diphosphate inhibitor seperti clopidogrel. Pasien SKA juga perlu diedukasi mengenai pentingnya menjaga pola hidup sehat untuk memperbaiki faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan membantu kontrol penyakit.[1-3]

Tata laksana lini pertama untuk pasien yang memerlukan reperfusi adalah percutaneous coronary intervention (PCI) atau yang juga dikenal kateterisasi jantung, karena memiliki outcome yang terbaik. Tata laksana ini dipilih apabila dapat dilakukan salam 120 menit dari onset gejala. Di Indonesia, tindakan PCI biasanya dilakukan di fasilitas kesehatan tersier. Apabila tidak dapat dilakukan PCI pada window period 120 menit, maka agen fibrinolitik seperti streptokinase, alteplase or tenecteplase yang harus dipilih sebagai terapi alternatif.[80,81]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Gold SP Tampubolon

Referensi

1. Singh A, Museedi AS, Grossman SA. Acute Coronary Syndrome. In: StatPearls Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459157/
2. Shahjehan RD, Bhutta BS. Coronary Artery Disease.In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK564304/
3. Coven, D.Acute Coronary Syndrome. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1910735-overview#a7
80. Tarantini G, Razzolini R, Napodano M, et al. Acceptable reperfusion delay to prefer primary angioplasty over fibrin-specific thrombolytic therapy is affected (mainly) by the patient's mortality risk: 1 h does not fit all. Eur Heart J 2010; 31:676
81. Danchin N, Popovic B, Puymirat E, et al. Five-year outcomes following timely primary percutaneous intervention, late primary percutaneous intervention, or a pharmaco-invasive strategy in ST-segment elevation myocardial infarction: the FAST-MI programme. Eur Heart J 2020; 41:858.

Patofisiologi Sindrom Koroner Akut

Artikel Terkait

  • Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
    Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
  • Apakah Calcium Score Jantung Merupakan Indikator Penyakit Jantung Koroner?
    Apakah Calcium Score Jantung Merupakan Indikator Penyakit Jantung Koroner?
  • Diagnosis Banding Elevasi Segmen ST pada Elektrokardiografi
    Diagnosis Banding Elevasi Segmen ST pada Elektrokardiografi
  • Memahami Gelombang P dalam EKG
    Memahami Gelombang P dalam EKG
  • Makna Klinis Fragmented QRS
    Makna Klinis Fragmented QRS

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Anindita Farah Yuwana
Dibalas 20 April 2025, 09:45
Apabila ditemukan gambaran ST elevasi dan ST depresi dalam satu EKG, didiagnosis STEMI atau NSTEACS?
Oleh: dr.Anindita Farah Yuwana
5 Balasan
Alo dokter. Saya bingung apabila ditemukan ST elevasi dan ST depresi dalam satu EKG, pasien tersebut didiagnosis sebagai apa ya dok?Sudah konsul DPJP, ini...
dr. Ica Trianjani S.
Dibalas 04 April 2025, 07:36
Jika T inversi hanya di temukan di lead V1 apakah bermakna dan harus ditangani?
Oleh: dr. Ica Trianjani S.
3 Balasan
Alo Dokter. Ijin bertanya, jika ada pasien di lakukan ekg dan hanya di temukan t inverted di lead V1. Apakah bermakna dan harus dilakukan penanganan? Kadang...
Anonymous
Dibalas 05 November 2024, 13:07
Pemeriksaan EKG menggunakan manset tensimeter
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Apakah ekg omron hem-7350T hasilnya dapat dipercaya TSMohon pendapat dan petunjuknya

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.