Diagnosis Ventricular Tachycardia
Diagnosis takikardia ventrikular atau ventricular tachycardia (VT) memerlukan pendekatan yang holistik, karena tidak ada kriteria tunggal yang dapat diaplikasikan untuk setiap keadaan. Anamnesis, pemeriksaan fisik, EKG 12 sadapan, kondisi hemodinamik, serta riwayat penyakit dasarnya harus ditelaah secara komprehensif, agar diagnosis tepat.[2]
Anamnesis
Gejala terkait VT dapat dikategorikan dalam beberapa kelompok, yaitu:
- Gejala terkait aritmia: palpitasi, pusing, sinkop, dispnea, nyeri dada, hingga henti jantung
- Gejala terkait penyakit jantung sebelumnya: dispnea saat istirahat atau aktivitas, paroxysmal nocturnal dyspnea, nyeri dada, dan edema ekstremitas[2]
Anamnesis faktor risiko VT perlu digali, termasuk aktivitas fisik dan stres emosional pada pasien. Riwayat penyakit jantung sebelumnya seperti penyakit jantung kongenital, penyakit katup jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit lainnya, seperti gangguan tiroid, penyakit ginjal dan gangguan elektrolit, penyakit paru, epilepsi, serta riwayat penyakit keluarga perlu ditanyakan.[2]
Selain itu, faktor risiko untuk penyakit jantung yang harus ditanyakan misalnya hipertensi, diabetes melitus, hiperlipidemia, dan merokok. Riwayat penggunaan obat anti-aritmia atau obat yang dapat mencetuskan aritmia ventrikular, seperti golongan stimulan (kokain atau amfetamin), suplemen yang mengandung steroid anabolik, dan obat-obatan lainnya yang dapat menyebabkan pemanjangan interval QT dan torsades de pointes juga harus dicatat.[2]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada VT harus segera dilakukan, yaitu status kesadaran, tanda vital, ketidakstabilan hemodinamik, serta tanda lain yang berhubungan faktor risikonya. Pasien dapat datang dalam keadaan hipotensi, gangguan kesadaran, diaforesis, dan pucat.[2,7]
Pemeriksaan fisik lain yang berhubungan dengan penyakit jantung adalah tekanan vena jugular, murmur, edema ekstremitas, dan bekas sternotomi. Tanda ini dapat menunjukkan pasien dengan penyakit jantung.[2]
Diagnosis Banding
VT harus dibedakan dengan supraventricular tachycardia (SVT) dengan konduksi aberan. VT dan SVT konduksi aberan harus dapat dibedakan karena mekanisme, tata laksana, dan prognosisnya sangat berbeda. Salah satu kondisi SVT dengan konduksi aberan adalah Wolff-Parkinson-White Syndrome (sindrom WPW).[9-11]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada VT meliputi elektrokardiogram (EKG) 12 lead, pemeriksaan laboratorium, serta pemeriksaan radiologi.
Elektrokardiogram (EKG)
Pada gambaran EKG 12 lead, faktor yang penting dalam diagnosis VT adalah kompleks QRS melebar, yaitu >0,14 detik dengan pola right bundle branch block atau >0,16 detik dengan pola left bundle branch block. Gambaran lain adalah disosiasi AV, interval RS interval >100 ms pada lead prekordial (Brugada sign), kompleks QRS dengan konkordans negatif pada lead prekordial, dan ventricular fusion beats.[10]
Pasien dengan VT yang berhubungan dengan aktivitas, penyakit jantung iskemik, atau VT polimorfik katekolaminergik memerlukan pemeriksaan treadmill stress test. Pada pasien dengan sinkop, presinkop, atau palpitasi tanpa aritmia pada EKG 12 lead, perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut dengan pemantauan EKG ambulatori.[7]
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium menunjang untuk menemukan etiologi VT, dan menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan natriuretic peptides (BNP atau N-terminal pro-BNP) berperan dalam identifikasi peningkatan risiko kematian jantung mendadak pada populasi umum.
Pemeriksaan enzim jantung dapat dilakukan untuk melihat penyakit jantung iskemik. Pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan elektrolit serial (kalium, magnesium, kalsium), panel infeksi dan tiroid, serta kadar digoxin dan pemeriksaan toksikologi.[7,12]
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi penting untuk melihat fungsi jantung dan mendeteksi kardiomiopati. Echocardiography merupakan pemeriksaan lini pertama untuk diagnosis dan stratifikasi risiko untuk penyakit katup jantung, kardiomiopati dilatasi, maupun kardiomiopati hipertrofi. Echocardiography dapat mendeteksi disfungsi gerakan aktif dan pasif miokardium.
Pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) dan computed tomography (CT) dapat bermanfaat untuk mencari penyebab gangguan struktur jantung. Coronary computed tomography angiography (CTA) dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi adanya penyakit jantung iskemik, dan menentukan apakah diperlukan revaskularisasi.[2,8]
Tipe Takikardia Ventrikel
Beberapa tipe VT adalah:
- VT monomorfik: morfologi kompleks QRS pada EKG yang seragam
- VT polimorfik: morfologi kompleks QRS yang berubah atau multiformis pada EKG
Bidirectional ventricular tachycardia (BDVT): VT dengan kompleks QRS yang bergantian arah pada bidang aksis frontal, yang sering terlihat pada toksisitas digitalis atau VT polimorfik katekolaminergik
- VT sustained: terjadi >30 detik, atau memerlukan terminasi akibat gangguan hemodinamik
- VT nonsustained atau unsustained: terjadi pada ≥3 kompleks irama jantung tetapi dapat hilang secara spontan [2]
Gambar 1. Takikardia Ventrikular Monomorfik [sumber: Shutterstock]
Gambar 2. Takikardia Ventikular Polimorfik [sumber: Shutterstock]
Penulisan pertama oleh: dr. Gold Tampubolon