Etiologi Ventricular Tachycardia
Etiologi takikardia ventrikular atau ventricular tachycardia (VT) yang sering ditemukan adalah gagal jantung serta penyakit jantung iskemik. Penyebab lain VT adalah kardiomiopati hipertrofi.[4]
Etiologi
VT sering ditemukan pada gagal jantung serta penyakit jantung iskemik, dan meningkatkan risiko kematian jantung mendadak dengan perburukan kelas New York Heart Association (NYHA). Di bawah adalah penyebab lain dari VT.[4]
Kardiomiopati Hipertrofi
Pada kardiomiopati hipertrofi genetik, dapat terjadi kekacauan miosit jantung, fibrosis interstisial, dan kerentanan terhadap iskemia. Kondisi ini merupakan faktor aritmogenik yang akan menyebabkan aritmia ventrikular, terutama VT polimorfik dan fibrilasi ventrikular.[5]
Penyakit Katup Jantung
Penyakit katup jantung merupakan penyebab dari 4% pasien dengan VT recurrent sustained. VT akibat skar dikaitkan dengan 70% skar di area katup aorta dan mitral. VT dapat terjadi bertahun-tahun setelah operasi, yang mungkin merupakan penyebab terbentuknya skar dan remodeling.
Bundle branch re-entry adalah penyebab dari ⅓ VT sustained yang muncul pada tahap awal (sebagian besar pada 10 hari pasca operasi). Prolaps katup mitral juga berhubungan dengan aritmia ventrikular dan kematian jantung mendadak.[5]
Penyakit Inflamasi
Penyakit jantung akibat inflamasi, seperti sarkoidosis dan giant cell myocarditis seringkali berhubungan dengan aritmia ventrikular dan perburukan kondisi yang cepat. Inflamasi aktif berperan dalam aritmia ventrikular dalam beberapa fase syok kardiogenik.
VT monomorfik sustained disebabkan karena re-entry akibat skar atau berhubungan dengan Purkinje. Skar yang menyebabkan VT dapat terjadi pada ventrikel kanan maupun kiri, serta pada endokardium, epikardium, atau intramural. Skar dapat berpola menyebar atau berkumpul. Miokarditis lain yang dapat menyebabkan VT adalah penyakit Chagas, miokarditis limfositik, dan miokarditis autoimun akibat obat.[5]
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko VT dapat terjadi sebelum atau sesudah infark miokard akut terjadi, atau berhubungan dengan faktor dari infark itu sendiri. Studi GEVAMI mengidentifikasi faktor risiko VT meliputi usia <60 tahun, riwayat keluarga dengan kematian jantung mendadak, tidak ada angina sebelum infark akut, penggunaan statin, riwayat atrial fibrilasi, dan konsumsi alkohol (> 7 unit per minggu).[6]
Pada infark miokard akut, ukuran dan lokasi iskemia dapat berpengaruh pada insiden VT. Elektrokardiogram (EKG) yang dilakukan pada fase awal dapat menilai stratifikasi risiko VT. Pasien dengan skor ST elevasi tinggi, interval RR pendek, atau pemanjangan interval PR dan QRS kompleks meningkatkan risiko VT.[6]
Selain itu, gangguan lokasi obstruksi pada arteri koroner kiri, baik left anterior descending (LAD) atau arteri left circumflex (LCx), memiliki risiko VT yang lebih tinggi dibandingkan arteri koroner kanan.[6]
Faktor risiko lain dari VT meliputi hipertensi, riwayat infark miokard sebelumnya, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), dan perubahan ST segmen saat datang.[7]
Penulisan pertama oleh: dr. Gold Tampubolon