Prognosis Ventricular Tachycardia
Prognosis takikardia ventrikular atau ventricular tachycardia (VT) bergantung pada penyebab dan kondisi jantung pasien. Pasien VT yang disertai ketidakstabilan hemodinamik memiliki tingkat kematian >30% jika tidak diberikan penanganan segera.
Komplikasi
Komplikasi akut dari VT adalah penurunan hemodinamik yang dapat berakibat fatal, yakni kematian dalam hitungan menit. VT dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung akut dan syok kardiogenik.[8]
Kematian jantung mendadak dapat terjadi segera apabila VT tidak stabil tidak segera diterminasi. Selain itu bisa terjadi VT storm yang merupakan sebuah kondisi ketidakstabilan irama jantung yang ditandai dengan ≥ 3 episode sustained VT atau VF yang memerlukan terapi defibrilasi/kardioversi eksternal atau defibrilasi implan dalam 24 jam.[2]
Prognosis
VT yang terjadi sebelum revaskularisasi memiliki mortalitas yang tinggi. Pasien dengan kardiomiopati hipertrofi, sindrom pemanjangan QT, dan displasia ventrikel kanan umumnya memiliki fungsi jantung yang baik, tetapi memiliki risiko tinggi untuk kematian jantung mendadak.[7]
Hubungan penyakit jantung dengan kematian jantung mendadak bervariasi, bergantung pada usia individu. Pada pasien dengan usia lebih muda, kematian lebih sering terjadi akibat gangguan elektrofisiologi primer, kardiomiopati, miokarditis, serta anomali koroner.[8]
Pada populasi pasien lebih tua, penyakit struktural kronis akibat penyakit arteri koroner, stenosis koroner kronis, penyakit katup jantung, dan gagal jantung, lebih sering menyebabkan kematian jantung mendadak.[8]
Di Indonesia, kematian jantung mendadak akibat VT dilaporkan sebanyak 6% dan berhubungan dengan riwayat infark miokard serta penurunan fraksi ejeksi.[9]
Penulisan pertama oleh: dr. Gold Tampubolon