Penatalaksanaan Frozen Shoulder
Hingga kini belum ada konsensus untuk penatalaksanaan frozen shoulder atau adhesive capsulitis. Secara umum, penatalaksanaan konservatif dapat memperbaiki gejala pada kebanyakan kasus. Jika gejala tidak mengalami perbaikan dan pasien terus mengalami disabilitas fungsional setelah 10-12 bulan terapi konservatif, terapi pembedahan perlu dipertimbangkan.[3-5]
Ketika pasien baru didiagnosis, keluhan nyeri paling menonjol. Analgesik dapat diberikan pada tahap ini, disertai dengan injeksi glukokortikoid intraartikular untuk gejala sedang hingga berat.
Pada 2-3 bulan berikutnya, istirahatkan bahu dan minta pasien melakukan latihan rentang gerak lembut untuk sendi glenohumeral (dilakukan hanya jika tidak menyebabkan ketidaknyamanan). Injeksi glukokortikoid intraartikular tetap dapat diberikan untuk gejala sedang hingga berat setiap 3-4 minggu.
Selanjutnya, lakukan penilaian rentang gerak dan nyeri secara berkala setiap 2-3 bulan. Beri pasien program latihan di rumah. Jika perlu, libatkan ahli terapi fisik untuk membantu pasien.
Apabila setelah 10-12 bulan tidak ada perbaikan atau pembatasan gerak yang parah berlanjut, lakukan rujukan ke bedah ortopedi. Jika ada perbaikan yang signifikan, lanjutkan dengan terapi latihan.[17]
Terapi Konservatif
Terapi konservatif mencakup pemberian obat oral, fisioterapi, injeksi steroid, dan hidrodilatasi. Terapi konservatif umumnya memperbaiki gejala pada 90% pasien frozen shoulder.
Pemilihan terapi perlu menyesuaikan keluhan yang dialami pasien. Pada awal penyakit, nyeri merupakan keluhan yang paling menonjol, sehingga injeksi steroid dapat memberikan perbaikan keluhan nyeri yang tepat. Ketika pasien sudah mengalami fase frozen, dimana nyeri mulai mereda dan gangguan lingkup gerak lebih menonjol, maka terapi harus berfokus pada perbaikan lingkup gerak. Kemudian, ketika nyeri dan lingkup gerak sudah membaik secara bertahap, maka terapi difokuskan pada rehabilitasi dan adaptasi gerakan skapula.[3-5]
Obat Antiinflamasi Nonsteroid Oral
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) merupakan analgesik yang paling sering diresepkan untuk mengurangi keluhan nyeri pada frozen shoulder. Kenyataannya belum ada bukti kuat efikasi OAINS mengurangi keluhan nyeri frozen shoulder. OAINS juga hanya bersifat simtomatik, tidak mempengaruhi patomekanisme penyakit. Contoh OAINS yang dapat digunakan adalah diklofenak, meloxicam, ataupun asam mefenamat.[3]
Steroid
Penggunaan steroid pada pasien frozen shoulder bisa melalui dua sediaan. Pertama melalui oral, sediaan ini terbukti mengurangi keluhan, seperti memperbaiki lingkup gerak sendi, tetapi hanya dalam jangka pendek. Steroid oral yang dapat digunakan adalah prednison 30 mg per hari, digunakan tidak lebih dari enam minggu.[3,5]
Cara pemberian steroid yang kedua adalah melalui injeksi intraartikuler. Metode ini terbukti memperbaiki lingkup gerak sendi dan mengurangi nyeri dengan awitan yang cepat. Pilihan steroid yang dapat digunakan adalah injeksi triamcinolone 40 mg atau methylprednisolone 40 mg, digunakan sebagai injeksi tunggal.
Mengingat potensi efek samping glukokortikoid oral, pengobatan rutin dengan sediaan oral tidak dianjurkan, terutama dengan peningkatan bukti efikasi injeksi intraartikuler.[5,17,24,25]
Rehabilitasi Fisik
Walaupun bukti ilmiahnya tidak kuat, rehabilitasi fisik merupakan pilihan terapi yang paling sering disarankan untuk pasien frozen shoulder. Rehabilitasi fisik berupa beberapa latihan yang harus dilakukan dengan prinsip dimulai perlahan, jangan dipaksakan, dan biarkan nyeri sebagai standar untuk peningkatan intensitas latihan.
Latihan diawali dengan latihan mobilisasi bahu berupa gerakan abduksi, eksternal rotasi, internal rotasi, dan gabungan abduksi dan eksternal rotasi. Jika sudah mampu melakukan latihan tersebut tanpa keluhan nyeri, intensitasnya bisa ditingkatkan menjadi latihan menggunakan resistance band untuk melatih kekuatan dengan gerakan abduksi-adduksi, fleksi-ekstensi, dan seating eksternal rotasi.[2]
Platelet Rich Plasma
Injeksi intraartikular platelet rich plasma (PRP) juga merupakan terapi yang dikembangkan untuk mengatasi frozen shoulder. Injeksi tunggal intraartikular PRP terbukti mampu mengurangi keluhan nyeri dan meningkatkan lingkup gerak sendi lebih lama dibandingkan injeksi intraartikular steroid. PRP dilaporkan efektif mengurangi keluhan frozen shoulder sampai 12 minggu.[21]
Hidrodilatasi
Dalam modalitas pengobatan ini, sendi disuntik dengan salin dan steroid untuk melebarkan kapsul glenohumeral. Hidrodilatasi telah terbukti mengurangi rasa sakit, meningkatkan lingkup gerak sendi, dan fungsi dalam jangka pendek. Bukti ilmiah saat ini tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan perbaikan klinis ketika membandingkan hidrodilatasi dengan injeksi steroid intraartikular.[1]
Terapi Pembedahan
Terapi pembedahan biasanya dianjurkan jika setelah 10-12 bulan terapi konservatif tidak menunjukkan perbaikan klinis yang signifikan. Terapi pembedahan bisa berupa manipulasi di bawah anestesi umum, yang dilakukan untuk merusak adhesi yang telah terjadi. Teknik ini tidak disarankan pada pasien orang yang berisiko fraktur humerus.[2,3]
Pilihan terapi pembedahan lain adalah release kapsul glenohumeral melalui artroskopi. Teknik artroskopi ini biasanya menggunakan perangkat frekuensi radio bipolar untuk melakukan pelepasan kapsul glenohumeral. Modalitas ini juga memungkinkan konfirmasi visual diagnosis, serta dapat sekaligus mengobati penyakit intraartikular dan subakromial yang mungkin berkontribusi sebagai penyebab utama frozen shoulder.[3,17]
Rehabilitasi Pasca Pembedahan
Rehabilitasi pascaoperasi adalah poin yang sangat penting dalam perawatan bedah. Jika memungkinkan, rehabilitasi dimulai sesegera mungkin untuk mempertahankan perolehan gerakan yang dicapai intraoperatif. Beberapa ahli merekomendasikan penggunaan kateter interskalen kontinu untuk infus anestesi pada periode awal pasca operasi untuk meningkatkan efek pereda nyeri dan kepuasan pasien.
Arm sling hanya digunakan untuk kenyamanan selama beberapa hari setelah operasi dan sebaiknya tidak dilanjutkan hingga 1 minggu. Pasien dianjurkan untuk tidak tidur dengan memakai arm sling. Minta pasien melakukan peregangan di rumah sebanyak tiga kali sehari.[3]