Penatalaksanaan Acute Limb Ischemia
Prinsip penatalaksanaan acute limb ischemia melibatkan tindakan segera untuk mengembalikan aliran darah ke ekstremitas yang terkena. Revaskularisasi, baik melalui prosedur bedah atau tindakan endovaskular, menjadi prioritas utama guna mengatasi obstruksi arteri. Pemberian antikoagulan dan antiplatelet membantu mencegah pembentukan bekuan baru dan memperbaiki aliran darah.[5,20]
Penatalaksanaan Acute Limb Ischemia Menurut Skala Rutherford
Penatalaksanaan acute limb ischemia bisa dipilih berdasarkan klasifikasi diagnosisnya menurut skala Rutherford. Durasi gejala dan tanda yang dimunculkan pasien menjadi kunci penentu pilihan terapi yang akan diambil. Amputasi terutama dilakukan bila pasien masuk ke dalam kategori III Rutherford, sementara yang masuk ke dalam kategori I, IIA, dan IIB masih dapat diusahakan menempuh revaskularisasi.
Kasus yang masuk kategori I memerlukan revaskularisasi secara mendesak (urgent). Di sisi lain, kasus yang masuk kategori IIA dan IIB memerlukan revaskularisasi gawat-darurat (emergency), sedangkan kasus kategori III sudah memerlukan amputasi ekstremitas.[5]
Persiapan Rujukan
Setelah diagnosis, pasien sebaiknya diobati oleh ahli vaskular di rumah sakit. Dalam beberapa kasus, pasien mungkin perlu segera dirujuk. Secara umum, tidak disarankan untuk melakukan elevasi pada ekstremitas yang dicurigai sedang mengalami acute limb ischemia.[16,17]
Medikamentosa
Penanganan awal pada acute limb ischemia adalah dengan pemberian terapi medikamentosa analgesik yang dilanjutkan antikoagulan. Tujuannya adalah untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada pasien dan mencegah perburukan iskemia.[16]
Analgesik
Analgesik diberikans esuai kebutuhan dan tingkat keparahan gejala. Opioid, seperti morfin atau fentanil, dapat memberikan analgesia yang efektif namun harus digunakan dengan hati-hati untuk menghindari depresi pernapasan dan efek samping lain. Analgesik non-opioid dapat menjadi pilihan yang lebih aman dalam beberapa situasi, meskipun mungkin tidak memberikan kontrol nyeri yang sama pada kasus nyeri iskemik yang berat.[5,18,19]
Trombolitik dan Antikoagulan
Pemberian trombolitik, seperti alteplase atau urokinase, dapat dipertimbangkan pada pasien dengan acute limb ischemia yang disebabkan oleh trombosis arteri atau emboli kecil yang dapat terurai oleh trombolitik. Pemberian trombolitik biasanya efektif jika dilakukan dalam waktu yang singkat setelah onset gejala, namun risiko perdarahan menjadi pertimbangan utama, terutama pada pasien dengan faktor risiko tambahan seperti riwayat stroke atau pembedahan dalam 10 hari terakhir.
Antikoagulan, seperti heparin atau enoxaparin, digunakan untuk mencegah perburukan dan pembentukan bekuan baru. Pemberian antikoagulan harus dimulai segera setelah diagnosis dibuat dan dapat diteruskan dalam jangka waktu yang lebih panjang tergantung pada penyebab dan karakteristik klinis pasien. Penggunaan antikoagulan juga perlu disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien, termasuk risiko perdarahan, dan mungkin perlu disertai dengan pemantauan rutin parameter koagulasi seperti PTT (partial thromboplastin time) atau INR (international normalized ratio).[1-3,5,16]
Tabel 1. Trombolitik dan Antikoagulan untuk Acute Limb Ischemia
Sumber: dr. Qorry Amanda, Alomedika, 2023.[5,18,19]
Trombolisis Dipandu Kateter
Prosedur revaskularisasi dengan trombolisis yang dipandu kateter dilakukan dengan membuat akses arteri yang dipandu USG untuk mengurangi trauma pembuluh darah. Melalui kateter dengan lubang samping ganda, diberikan dosis alteplase bolus 2-4 mg, diikuti dengan infus kontinu 0,5 hingga 1 mg/jam. Heparin sistemik diberikan secara simultan pada dosis tetap 500 U/jam.
Selanjutnya, diperlukan evaluasi serial darah lengkap dan fibrinogen setiap 6 jam. Pasien dipantau di unit perawatan intensif. Pemantauan utamanya dilakukan untuk menilai perburukan iskemia atau komplikasi perdarahan.
Pasien akan memerlukan evaluasi ulang di laboratorium kateter dalam waktu 18 hingga 36 jam untuk menentukan apakah diperlukan perawatan endovaskular atau bedah terbuka tambahan.[5]
Embolektomi Terbuka
Prosedur embolektomi terbuka dilakukan untuk menghilangkan emboli dan trombus yang lembut dan baru terbentuk dari sistem arteri. Embolektomi terbuka dapat dilakukan dengan arteriotomi tunggal yang diikuti dengan penggunaan kateter balon Fogarty 14 di bawah anestesi lokal.[5]
Trombektomi Mekanik Perkutan
Trombektomi mekanik perkutan (PMT) dapat menjadi terapi mandiri atau digunakan bersamaan dengan terapi trombolitik, terutama pada pasien dengan kontraindikasi terhadap trombolisis dan risiko bedah yang tinggi. PMT dilakukan dengan menyuntikkan aliran jet saline bertekanan melalui lubang terarah pada ujung kateter, menciptakan zona tekanan rendah yang menghancurkan trombus dan menghisap partikel darah dan bekuan keluar dari tubuh.[5]
Operasi Bypass
Jika terjadi oklusi trombotik pada segmen vaskular yang sudah kronis, tindakan operasi bypass dapat dipertimbangkan. Setelah pengangkatan bekuan, dokter perlu melakukan angiografi intraoperatif untuk memastikan keberhasilan trombektomi. Jika trombektomi tidak berhasil, maka pertimbangkan tindakan grafting bypass atau prosedur tambahan seperti endarterektomi, patch angioplasty, dan trombolisis intraoperatif.[5]
Terapi Suportif
Beberapa terapi pendukung telah dilaporkan dapat menunjang terapi utama pada acute limb ischemia. Obat golongan statin telah dilaporkan dapat mengurangi risiko dilakukannya amputasi pada penderita acute limb ischemia. Selain itu, cilostazol telah dilaporkan efektif mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.[21-23]
Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggita