Prognosis Acute Limb Ischemia
Prognosis acute limb ischemia (ALI) sangat tergantung pada sejauh mana aliran darah dapat dipulihkan dengan cepat. Jika penanganan dilakukan secara dini dan berhasil, prognosisnya dapat membaik, dan risiko kecacatan atau amputasi dapat diminimalkan. Namun, ketika diagnosis dan intervensi terlambat, atau jika terdapat komplikasi, prognosisnya dapat menjadi buruk dengan risiko kehilangan anggota tubuh.[1,5]
Komplikasi
Dampak paling ditakuti dari acute limb ischemia adalah iskemia berat yang mengakibatkan amputasi.[5]
Nekrosis Jaringan
Kurangnya aliran darah akibat acute limb ischemia menyebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi pada jaringan, memicu nekrosis. Tanda dan gejala yang muncul bisa berupa kulit pucat hingga kebiruan, rasa dingin, dan nyeri yang parah. Identifikasi dini nekrosis penting untuk menentukan tingkat keparahan dan memandu pilihan terapi, yang dapat mencakup debridemen jaringan nekrotik atau amputasi.[1,5,10]
Infeksi
Iskemia dapat menurunkan sistem imunitas lokal dan memfasilitasi proliferasi bakteri. Tanda dan gejala yang muncul bisa berupa edema, eritema, demam, dan nyeri bertambah. Terapi antibiotik agresif diperlukan untuk mengatasi infeksi, dan seringkali perlu dilakukan debridemen bedah.[1,5,10]
Emboli Sistemik
Terlepasnya emboli dari sumber acute limb ischemia dapat mencapai organ vital seperti otak atau paru. Gejala yang muncul bergantung pada organ yang terkena, dapat termasuk gejala neurologis atau gejala respirasi.[1,5,10]
Sindrom Kompartemen
Iskemia dapat menyebabkan pembengkakan dan peningkatan tekanan di dalam kompartemen otot, menyebabkan sindrom kompartemen. Penanganan dilakukan dengan dekompresi segera kompartemen melalui fasiotomi.[1,5,10]
Gangguan Fungsi Neurologis
Iskemia menyebabkan kerusakan pada saraf perifer. Pasien bisa mengalami parestesia, kelemahan otot, atau bahkan kehilangan fungsi motorik yang transien maupun permanen. Rehabilitasi saraf dan pemantauan ketat terhadap perubahan neurologis diperlukan.[1,5,10]
Hiperkalemia
Kurangnya pasokan darah yang adekuat ke ekstremitas yang terkena dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan pelepasan kalium dari sel-sel otot yang rusak ke dalam sirkulasi darah. Pelepasan kalium yang berlebihan ke dalam darah dapat menyebabkan hiperkalemia dan aritmia jantung.[1,5,10]
Nekrosis Tubular Akut Akibat Rhabdomyolysis
Iskemia yang berkepanjangan mengakibatkan kerusakan otot yang menyebabkan pelepasan mioglobin ke dalam darah, yang kemudian dapat merusak ginjal dan menyebabkan nekrosis tubular akut. Mioglobin yang dilepaskan dapat menyumbat tubulus ginjal, memicu reaksi inflamasi dan gangguan fungsi ginjal hingga gagal ginjal yang memerlukan dialisis.[1,5,10]
Prognosis
Ekstremitas dapat menahan iskemia selama 4 hingga 6 jam. Semakin cepat diagnosis ditegakkan dan diterapi, semakin besar peluang untuk menyelamatkan anggota tubuh.
Prognosis acute limb ischemia cenderung buruk, baik dalam hal ekstremitas yang terkena maupun kesintasan secara keseluruhan. Acute limb ischemia umumnya berkembang menjadi iskemia ekstremitas yang parah dalam waktu 2 minggu setelah onset akut, dan telah dilaporkan memiliki tingkat kematian mencapai 20%. Kematian sebagian besar disebabkan oleh komorbiditas seperti penyakit kardiovaskular atau serebrovaskular, serta cedera iskemia–reperfusi.
Meskipun revaskularisasi dini dilakukan, prognosis acute limb ischemia tetap buruk dengan tingkat amputasi sekitar 10-15%. Pasien dengan acute limb ischemia juga cenderung memiliki penyakit aterosklerotik yang lebih lanjut, serta memiliki risiko lebih tinggi untuk kejadian kardiovaskular mayor.[5,18]
Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggita