Epidemiologi Deep Vein Thrombosis
Data epidemiologi memperkirakan kejadian deep vein thrombosis (DVT) atau thrombosis vena dalam setiap tahunnya sekitar 80 kasus per 100.000 populasi. Tingkat fatalitas DVT dilaporkan sekitar 6%.[1,9,11]
Global
Insiden DVT di Eropa dan Amerika mencapai ~1-2 per 1.000 orang-tahun. Insiden DVT di Asia dipikirkan lebih rendah dibandingkan di Eropa dan Amerika. Di Amerika Serikat, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan bahwa setidaknya 900,000 orang di Amerika Serikat mengalami DVT atau emboli paru setiap tahunnya. Meski begitu, DVT sering disebut sebagai silent disease sehingga angka kejadian tahunannya bisa jadi lebih tinggi dari pada yang dilaporkan.[1,12,24]
Indonesia
Data epidemiologi nasional mengenai angka kejadian DVT di Indonesia belum tersedia. Meski begitu, berdasarkan studi multisenter yang dilakukan di 12 rumah sakit terhadap 360 pasien dengan penyakit medis akut yang tirah baring di rumah sakit selama >3 hari, kejadian DVT dilaporkan sebesar 40,3%.[13]
Mortalitas
Angka kematian dalam 30 hari dilaporkan sebesar 6% pada pasien dengan DVT. Kematian biasanya berkaitan dengan komplikasi, terutama emboli paru. Di antara pasien yang mendapat terapi, telah dilaporkan bahwa 20-50% pasien mengalami post-thrombotic syndrome (PTS).
Selain itu, angka rekurensi dari kejadian tromboemboli vena (VTE), termasuk DVT, adalah tinggi. Telah dilaporkan tingkat rekurensi VTE dalam 10 tahun adalah sebesar 40% pada pasien yang mendapat 3-6 bulan terapi antikoagulasi. Risiko rekurensi dilaporkan lebih tinggi pada kasus unprovoked VTE dibandingkan provoked VTE.[9]
Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra