Etiologi Deep Vein Thrombosis
Etiologi deep vein thrombosis (DVT) atau thrombosis vena dalam adalah obstruksi aliran darah oleh thrombus atau gumpalan darah yang terbentuk di sistem vaskular vena dalam. Pembentukan thrombus dapat terjadi akibat adanya gangguan aliran darah, kerusakan endotel pembuluh darah, dan hiperkoagulabilitas, ketiganya dikenal dengan trias Virchow.[6,9,10]
Stasis Vena
Stasis vena terjadi ketika aliran darah terhambat, seperti saat seseorang duduk dalam waktu yang lama, misalnya pada penerbangan panjang atau selama periode pemulihan pascaoperasi. Ini mengarah pada penurunan kecepatan aliran darah, memungkinkan faktor-faktor pembekuan darah untuk terakumulasi dan memicu pembentukan bekuan.[6,9,10]
Kerusakan Endotel
Kerusakan pada endotel dapat terjadi akibat trauma, pembedahan, atau infeksi. Ketika endotel rusak, protein koagulasi darah dapat terpapar pada permukaan yang tidak terlindungi, memicu reaksi koagulasi.[6,9,10]
Hiperkoagulabilitas
Beberapa kondisi medis dan genetik meningkatkan risiko pembekuan darah. Contohnya termasuk mutasi faktor V Leiden, defisiensi protein C atau S, defisiensi antithrombin III, dan sindrom antifosfolipid.[6,9,10]
Unprovoked dan Provoked DVT
Unprovoked DVT adalah DVT yang terjadi tanpa adanya faktor risiko, baik faktor yang didapat atau faktor lingkungan. Sementara itu, provoked DVT adalah DVT yang terjadi karena adanya faktor risiko. Tiga klasifikasi faktor risiko pada provoked DVT adalah faktor risiko mayor, minor, dan persisten.
Faktor risiko mayor meliputi trauma, prosedur pembedahan (>30 menit), rawat inap dan tirah baring total di rumah sakit >3 hari, terapi estrogen, kehamilan, atau puerperium. Faktor risiko minor meliputi prosedur pembedahan (<30 menit), rawat inap dan tirah baring total di rumah sakit <3 hari, cedera tungkai yang menyebabkan gangguan mobilisasi setidaknya 3 hari.
Sementara itu, faktor risiko persisten umum terjadi pada kondisi malignansi yang belum mendapatkan terapi kuratif, gagal terapi, atau sedang menjalani terapi. Selain malignansi, faktor risiko persisten lainnya adalah inflammatory bowel disease.[4]
Faktor Risiko
Faktor-faktor seperti kehamilan, kontrasepsi hormonal, merokok, obesitas, dan gaya hidup sedenter atau inaktivitas fisik dapat meningkatkan risiko terbentuknya thrombus yang akan meningkatkan risiko DVT.[2,4,9-11]
Kehamilan
Selama kehamilan, perubahan hormon dan peningkatan tekanan pada pembuluh darah dapat meningkatkan risiko terbentuknya thrombus.[2,4,8-11]
Kontrasepsi Hormonal
Penggunaan pil kontrasepsi yang mengandung estrogen dapat meningkatkan koagulabilitas darah.[2,4,9-11]
Merokok
Rokok dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada pembuluh darah, meningkatkan risiko hipertensi, aterosklerosis, dan terbentuknya thrombus.[2,4,9-11]
Obesitas
Obesitas terkait dengan peningkatan risiko DVT melalui berbagai mekanisme, termasuk peningkatan stasis vena, peradangan, dan perubahan hormon.[2,4,9-11]
Keterbatasan Gerak
Inaktivitas fisik, termasuk akibat kondisi medis seperti stroke atau pemulihan pasca trauma, serta adanya gaya hidup yang sedenter akan meningkatkan risiko terbentuknya thrombus. Perpanjangan periode tidak bergerak, seperti pada penerbangan panjang, juga dapat meningkatkan risiko stasis vena dan DVT.[2,4,8-11]
Kondisi Medis
Beberapa jenis kanker dan terapi kanker, seperti kemoterapi, meningkatkan risiko pembekuan darah. Penyakit seperti lupus dan arthritis reumatoid, dapat meningkatkan risiko pembekuan darah melalui mekanisme inflamasi. Penyakit seperti gagal jantung kongestif atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dapat menyebabkan stasis vena dan meningkatkan risiko DVT.[2,4,8-11]
Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra