Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Henti Jantung Mendadak general_alomedika 2025-03-28T14:08:39+07:00 2025-03-28T14:08:39+07:00
Henti Jantung Mendadak
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Henti Jantung Mendadak

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Diagnosis henti jantung mendadak perlu ditegakkan secara cepat dan tepat, karena kondisi ini dapat mengancam jiwa. Anamnesis sering sulit dilakukan pada pasien, sehingga kecurigaan terjadinya henti jantung mendadak dibuat apabila pasien tidak merespon dan berhenti bernapas.[1,3]

Anamnesis

Anamnesis kasus henti jantung mendadak dapat diperoleh dengan bertanya kepada keluarga penderita atau penolong yang menemukan penderita. Riwayat penyakit yang menjadi faktor risiko munculnya henti jantung mendadak atau faktor risiko lainnya merupakan hal yang wajib untuk ditanyakan.

Gejala awal yang paling sering adalah nyeri dada akut yang menggambarkan iskemia koroner akut, disertai dengan keluhan yang bervariasi, mulai dari jantung berdebar-debar, sesak nafas, pusing, keringat dingin, atau kehilangan keseimbangan.[1-3]

Pemeriksaan Fisik

Pada pasien dengan henti jantung mendadak, harus dilakukan pemeriksaan tanda vital dan idealnya dipantau ketat dengan monitor. Pemeriksaan cepat dari kepala hingga kaki akan membantu menentukan tata laksana.[1,4]

Secara umum, temuan fisik dari henti jantung mendadak adalah tidak adanya respon pasien terhadap rangsangan (suara, sentuhan, atau nyeri), tidak terdapat pernapasan normal, dan tidak teraba denyut nadi di arteri besar (arteri karotis, femoralis, radialis).[1,3]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding untuk henti jantung mendadak yaitu syncope, kejang, dan overdosis obat-obatan.[1,2]

Syncope

Syncope adalah hilangnya kesadaran sementara yang biasanya disebabkan oleh penurunan aliran darah ke otak. Pasien yang mengalami syncope tidak responsif seperti penderita henti jantung mendadak. Perbedaannya adalah pasien henti jantung mendadak umumnya tidak akan memiliki pola pernapasan atau denyut nadi yang normal sebagaimana syncope.[1,2]

Kejang

Kejang juga bisa disalah artikan sebagai henti jantung mendadak, dan sebaliknya. Pasien yang mengalami kejang tidak akan responsif dan mungkin mengalami pernapasan abnormal. Irama jantung yang tidak normal dan adanya denyut nadi dapat membedakan kejang dari henti jantung mendadak.[1,2]

Overdosis Obat

Overdosis obat, terutama opiat, dapat menyebabkan pasien tidak responsif dan tidak bernapas dengan normal. Adanya denyut nadi akan membedakan overdosis opiat dari henti jantung mendadak.[1,2]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang henti jantung mendadak yang dapat mendeteksi keadaan ini secara cepat adalah elektrokardiografi (EKG). Adapun pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi dapat dilakukan setelah dipastikan kondisi pasien stabil.[2,10]

Elektrokardiografi

Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) sangat penting dilakukan di awal. Di negara yang memiliki sistem pelayanan gawat darurat (emergency medical services atau EMS), pemeriksaan EKG dapat dilakukan segera di luar rumah sakit.

Gambaran EKG pada henti jantung mendadak dapat terlihat sebagai fibrilasi ventrikular (VF) , takikardi ventrikular (VT), aktivitas elektrik tanpa nadi (PEA), atau asistol.[1,4]

Fibrilasi Ventrikular:

Perubahan EKG yang dapat dijumpai pada VF sebagai berikut:

  • Irama tidak teratur
  • Frekuensi jantung tidak dapat dihitung
  • Gelombang P tidak ada
  • Interval PR tidak ada
  • Gelombang QRS bergelombang
  • Tidak teratur dan tidak dapat dihitung[1,11]

Takikardi Ventrikular:

Perubahan EKG pada VT adalah:

  • Kompleks QRS lebar (>140 ms)
  • Irama jantung reguler
  • Adanya disosiasi AV yang ditandai dengan fusion beats (akibat aktivasi ventrikel secara simultan melalui sistem konduksi yang normal dengan sistem konduksi ektopik) dan capture beats (keadaan di mana kompleks QRS sempit pada saat terjadinya VT dengan disosiasi AV)
  • Aksis QRS superior dan aksis kanan
  • Kompleks QRS dapat tegak di sadapan aVR
  • Kompleks QRS yang tidak sesuai dengan gambaran bundle branch block

  • Menyatunya bagian awal kompleks QRS
  • Pada beberapa kondisi gambaran EKG VT mungkin mirip dengan gambaran supraventricular tachycardia (SVT) dengan konduksi aberan[1,12]

Aktivitas Elektrik Tanpa Nadi:

Perubahan EKG yang dapat dijumpai pada PEA yaitu otomatisasi yang abnormal, yaitu tingkat ventrikel lambat dengan kompleks QRS lebar.[1,13]

Asistol:

EKG pada asistol tidak terlihat adanya aktivitas listrik jantung, di mana hanya akan terlihat garis datar.[1,14]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menemukan penyebab henti jantung mendadak. Beberapa pemeriksaan yang dianjurkan adalah elektrolit darah, enzim jantung (Troponin), kadar terapeutik obat-obatan (misalnya digoxin, antidepresan trisiklik), dan zat terlarang atau narkotika. Jika dicurigai kondisi penyakit jantung kongenital, dapat dilakukan pemeriksaan genetik.[1,3]

Pemeriksaan Radiologi dan Ekokardiografi

Pemeriksaan radiologi, seperti foto toraks, untuk mengetahui  penyebab terjadinya henti jantung mendadak atau komplikasi dari resusitasi jantung paru (RJP), seperti hemothorax, pelebaran mediastinum oleh diseksi aorta, edema paru, atau pneumonia.

Ekokardiografi diperlukan untuk menilai regional wall motion abnormality yang disebabkan oleh proses infark, tamponade jantung, diseksi aorta, atau tekanan pengisian vena cava inferior.

CT angiografi dan MRI kardiak dapat dilakukan setelah pasien dalam kondisi stabil. Pemeriksaan ini untuk menilai penyebab reversible henti jantung mendadak, serta menilai fungsi jantung.[1,4,15]

 

Direvisi oleh: dr. Eurena Maulidya Putri P.

Referensi

1. Sovari AA. Sudden Cardiac Death. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/151907-overview#a1
2. Patel K, Hipskind JE. Cardiac Arrest. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534866/
3. Sharabi AF, Singh A. Cardiopulmonary Arrest in Adults. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563231/
4. Yow AG, Rajasurya V, Sharma S. Sudden Cardiac Death. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2024. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507854/
10. Andersen LW, Holmberg MJ, Berg KM, Donnino MW, Granfeldt A. In-Hospital Cardiac Arrest: A Review. JAMA. 2019 Mar 26;321(12):1200-1210.
11. Ludhwani D, Goyal A, Jagtap M. Ventricular Fibrillation. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537120/
12. Foth C, Gangwani MK, Alvey H. Ventricular Tachycardia. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532954/
13. Oliver TI, Sadiq U, Grossman SA. Pulseless Electrical Activity. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513349/
14. Jordan MR, Lopez RA, Morrison-Ponce D. Asystole. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2024. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430866/
15. Coulier B. CT angiography findings in sudden cardiac arrest. Diagn Interv Imaging. 2021:S2211-5684(20)30325-9.

Epidemiologi Henti Jantung Mendadak
Penatalaksanaan Henti Jantung Me...

Artikel Terkait

  • Kajian Etik dan Medikolegal dari Do Not Resuscitate
    Kajian Etik dan Medikolegal dari Do Not Resuscitate
  • Sekilas Mengenai Henti Jantung Intraoperatif
    Sekilas Mengenai Henti Jantung Intraoperatif
  • Terapi Hipotermia pada Pasien Henti Jantung dengan Irama Jantung Non-Shockable
    Terapi Hipotermia pada Pasien Henti Jantung dengan Irama Jantung Non-Shockable
  • Resusitasi Jantung Paru di Luar Fasilitas Kesehatan
    Resusitasi Jantung Paru di Luar Fasilitas Kesehatan
  • Pembaruan Pedoman ACLS 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pembaruan Pedoman ACLS 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 8 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 8 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 2 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.