Epidemiologi Pneumothorax
Data epidemiologi menunjukkan bahwa pneumothorax spontan lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Pneumothorax spontan juga lebih banyak terjadi pada mereka yang merokok. Sementara itu, pneumothorax traumatik lebih banyak terjadi pada dewasa muda. Mortalitas pneumothorax umumnya berkaitan dengan gagal napas.[1,2]
Global
Pneumothorax spontan lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan wanita. Risiko semakin meningkat dengan adanya riwayat merokok. Di Inggris, insidensi pneumothorax spontan primer adalah sebesar 16,8 per 100.000 populasi per tahun. Di Swedia, insidensi pneumothorax spontan lebih rendah, yaitu 18 per 100.000 per tahun pada pria dan 6 per 100.000 per tahun pada wanita.
Rekurensi pada kasus pneumothorax merupakan hal yang sering terjadi. Kasus pneumothorax spontan primer telah dilaporkan memiliki laju rekurensi mencapai 52%. Risiko pneumothorax rekuren sering terjadi terutama pada 6 bulan pasca kejadian pneumothorax pertama.
Pneumothorax iatrogenik terjadi berhubungan dengan prosedur medis invasif. Penyebab tersering adalah insersi kateter vena sentral, torakosentesis, serta ventilasi mekanis.[1,2]
Indonesia
Data epidemiologi pneumothorax di Indonesia belum tersedia.
Mortalitas
Penyebab utama kematian tersering pada pneumothorax yaitu akibat gagal napas. Faktor-faktor yang memperburuk kesintasan meliputi trauma toraks dan penyakit tuberkulosis.
Lebih dari 10% pasien trauma mengalami pneumothorax traumatik, dengan laju mortalitas 5 hingga 20%. Mortalitas pada kasus pneumothorax traumatik berhubungan dengan kondisi hemothorax mengancam nyawa, tension pneumothorax, dan kerusakan organ sekitar seperti aorta torasika.[1,2]
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta