Edukasi dan Promosi Kesehatan Pneumothorax
Edukasi dan promosi kesehatan tentang pneumothorax mencakup anjuran untuk membatasi aktivitas, berhenti merokok, dan menghindari faktor risiko rekurensi.
Edukasi Pasien
Pasien dapat dianjurkan harus membatasi beberapa aktivitas ketika sedang dalam masa pemulihan pneumothorax. Banyaknya aktivitas yang harus dibatasi tentu berhubungan dengan derajat pneumothorax yang dialami.[3,18]
Pembatasan Aktivitas Pasca Pneumothorax
Secara umum, pembatasan aktivitas meliputi aktivitas yang menyebabkan paru bekerja dengan berat, seperti menyelam, berkendara dengan pesawat terbang, serta memainkan alat musik tiup hingga 1 minggu pasca resolusi pneumothorax spontan dan 2 minggu pasca pneumothorax traumatik.[3,18]
Berhenti Merokok
Merokok meningkatkan risiko pneumothorax. Sampaikan pada pasien untuk berhenti merokok dengan harapan mencegah rekurensi di masa depan.[3,18,22]
Risiko Rekurensi
Jelaskan pada pasien mengenai risiko rekurensi. Rekurensi umum terjadi terutama pada kasus pneumothorax spontan. Risiko rekurensi dilaporkan sebesar 30% untuk pneumothorax spontan primer dan 43% pada pneumothorax spontan sekunder[3,21,22]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan penyakit meliputi kontrol faktor risiko pneumothorax. Penanganan penyakit paru yang tepat, terutama penyakit yang meningkatkan risiko pneumothorax sekunder harus ditangani dengan tepat demi mencegah pneumothorax sekunder.[18]
Pencegahan Rekurensi
Upaya pencegahan rekurensi pneumothorax berupa penundaan olahraga dengan gerakan ekstrim hingga tercapai resolusi total, larangan merokok serta larangan menyelam seumur hidup kecuali telah menjalani prosedur pleurektomi.
Selain itu, penerbangan berisiko dapat menimbulkan hipoksia akibat perubahan tekanan atmosfer pada ketinggian tertentu. Beberapa sumber menyarankan pasien diperbolehkan untuk melakukan perjalanan udara paling cepat 6 bulan pasca resolusi penuh pneumothorax yang dibuktikan dengan gambaran radiologi. Ada pula yang menyarankan penundaan perjalan udara hingga 1 tahun pasca pneumothorax. Akan tetapi jika telah menjalani pleurodesis, tidak ada larangan terbang karena risiko rekurensi yang rendah.
Kehamilan juga berisiko menimbulkan rekurensi. Pemantauan dan perencanaan persalinan oleh tim multidisiplin diperlukan.[22,23]
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta