Patofisiologi Ruptur Hepar
Patofisiologi ruptur hepar dibagi menjadi 2, yaitu ruptur karena trauma seperti trauma tumpul maupun penetrasi abdomen dan ruptur spontan sebagai komplikasi penyakit seperti preeklamsia dan eklamsia.
Pada ruptur hepar karena trauma, gangguan parenkim dan penetrasi kapsula Glissons yang disebabkan oleh kekuatan eksternal merupakan penyebab ruptur. Sebaliknya, pada ruptur hepar spontan, perdarahan intraparenkim adalah penyebab ruptur kapsula Glissons dan parenkim.[1,4,6]
Ruptur Hepar karena Trauma
Hepar merupakan organ yang paling sering cedera karena trauma tumpul atau penetrasi pada bagian abdomen. Hal ini karena ukuran hepar yang besar. Selain itu, lokasi hepar yang bergeser mengikuti pola pernapasan, berada pada setinggi T4 ketika ekspirasi dan setinggi T12 ketika inspirasi, membuat hepar rentan mengalami cedera. Hepar juga merupakan organ dengan vaskularisasi, tinggi yang menerima 25% dari total cardiac output.[3,4,6]
Pada kondisi trauma tumpul, terdapat 2 mekanisme cedera penyebab ruptur hepar. Mekanisme pertama adalah gaya kompresi dari hantaman langsung pada abdomen. Gaya kompresi tersebut menyebabkan cedera remuk terpusat (central crush injury). Jenis cedera ini berpotensi menyebabkan laserasi segmen IV, V, dan VIII, serta cedera vaskular pada arteri dan vena hepatika atau vena porta.[6]
Mekanisme kedua adalah gaya deselerasi yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas atau jatuh. Mekanisme ini menyebabkan laserasi bagian hepar yang melekat pada dinding abdomen atau diafragma (ligamentum peritoneal). Kondisi ini juga menyebabkan fraktur bagian anterior dan posterior lobus kanan hepar.[6]
Lokasi Ruptur Hepar
Bila merujuk pada vektor gaya trauma maka lokasi ruptur hepar dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu tipe A dan B.
Tipe A:
Tipe A terjadi karena dampak energi frontal. Cedera terjadi sepanjang ligamentum falciformis dengan kerusakan pada lobus kiri hepar (segment II, III, dan IV). Vektor gaya trauma ini terkait dengan kondisi hemodinamik yang tidak stabil.[7]
Tipe B:
Tipe B terjadi karena dampak energi selain energi frontal. Biasanya disebabkan oleh energi dari berbagai arah. Pada jenis vektor ini, cedera terjadi pada lobus kanan (segmen V, VI, VII, dan VIII).[7]
Gambar 2. Segmen dan Lobus Hepar. Sumber: Shutterstock, 2023.
Ruptur Hepar Spontan
Patofisiologi ruptur hepar spontan belum jelas dan diduga multifaktorial. Ruptur hepar spontan sering terjadi sebagai komplikasi pada pasien dengan preeklampsia dan eklampsia, atau bahkan sindrom HELLP (haemolysis, elevated liver enzymes, low platelet count).[1]
Pada penyakit jaringan ikat, ruptur hepar dapat terjadi akibat jaringan tidak mendukung struktur hepar dengan baik. Kondisi ini menyebabkan jaringan hepar rentan terhadap fluktuasi, seperti peningkatan tekanan sistolik.[1]
Pada tumor atau kondisi lainnya yang memunculkan desakan pada hepar, patogenesis ruptur hepar belum mampu dijelaskan secara baik. Pada tumor sentral besar dan pada lesi permukaan kecil, ruptur dapat terjadi karena ruptur arteri atau laserasi vena. Kondisi ruptur juga dapat terjadi pada kondisi sirosis hepatis.
Pasien dengan hepatocellular carcinoma terbukti mengalami gangguan integritas vaskular, sehingga memungkinkan untuk mengalami ruptur hepar. Kanker hati juga menunjukkan proliferasi elastin yang terdegenerasi, distribusi abnormal dari elastase terkait neutrofil, dan peningkatan degradasi kolagen tipe IV.[1]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli