Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Ruptur Hepar general_alomedika 2023-03-07T10:03:21+07:00 2023-03-07T10:03:21+07:00
Ruptur Hepar
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Ruptur Hepar

Oleh :
dr. Rifan Eka Putra Nasution
Share To Social Media:

Penatalaksanaan awal ruptur hepar adalah stabilisasi hemodinamik dan laparotomi emergensi atau embolisasi angiografi sesuai indikasi. Penatalaksanaan ruptur hepar pada pasien dengan hemodinamik stabil adalah resusitasi cairan dan pengawasan di unit perawatan intensif (ICU). Sedangkan pada pasien mengalami ruptur hepar berat atau hemodinamik tidak stabil, tindakan operatif menjadi pilihan.

Temuan radiologi digunakan untuk menilai derajat ruptur hepar. Termasuk menggunakan skala Hepatic Injury Scale dari American Association for the Surgery of Trauma. Ruptur hepar dengan derajat yang lebih tinggi memiliki mortalitas yang lebih tinggi dan terkait dengan tingkat kegagalan yang lebih besar untuk manajemen konservatif.[3,5,13]

Penentuan Derajat Cedera Hepar

American Association for the Surgery of Trauma membagi cedera hepar menjadi :

  • Derajat 1, yaitu hematoma subkapsular <10% permukaan; atau laserasi kapsular <1 cm kedalaman parenkim
  • Derajat 2, yaitu hematoma subkapsular 10–50% permukaan, intraparenkimal, dan diameter <10 cm; atau laserasi 1–3 cm kedalaman parenkim dan panjang <10 cm
  • Derajat 3, yaitu hematoma subkapsular >50% permukaan atau meluas, subkapsular ruptur atau hematoma parenkim, dan hematoma intraparenkim >10 cm; atau laserasi >3 cm kedalaman parenkim
  • Derajat 4, yaitu laserasi dengan kerusakan parenkim 25–75% lobus hepatik
  • Derajat 5, yaitu laserasi dengan kerusakan parenkim >75%; atau cedera juxtavenous hepatic, seperti vena cava atau vena hepatik sentral mayor
  • Derajat 6, yaitu avulsi hepar

Kebanyakan pasien dengan cedera hepar mengalami cedera derajat ringan–sedang (derajat 1–3), dan 1/3 mengalami cedera derajat berat (derajat 4–6).[5]

Terapi Konservatif

Terapi konservatif atau nonoperatif pada ruptur hepar merupakan penatalaksanaan pilihan pada pasien dengan cedera ringan–sedang dan hemodinamik stabil. Terapi konservatif hanya dapat dilakukan pada fasilitas kesehatan yang mampu memantau hemodinamik, pemeriksaan abdomen serial, dan ruang operasi yang segera tersedia bila sewaktu–waktu tindakan laparotomi darurat diperlukan.[3,5,22]

Pada pasien dengan ruptur hepar spontan, terutama karena tumor atau keganasan, tujuan utama pengobatan merupakan tindakan hemostasis. Terapi konservatif pada kasus ruptur hepar spontan adalah tindakan resusitasi aktif dengan/tanpa penggantian produk darah.

Terapi konservatif dapat mengontrol perdarahan pada hampir separuh pasien dengan ruptur hepar spontan. Apabila kontrol perdarahan tidak tercapai, tindakan embolisasi dengan angiografi perlu dipertimbangkan. Embolisasi ditemukan efektif pada 80% pasien yang gagal mendapatkan kontrol hemostasis setelah menjalani terapi konservatif.[3,5,22]

Embolisasi Angiografi

Embolisasi selektif dengan angiografi merupakan salah satu metode penatalaksanaan ruptur hepar. Tingkat keberhasilan angiografi dan embolisasi adalah 83%. Akan tetapi, belum terdapat pedoman atau konsensus yang menjelaskan kapan dan di mana pasien harus menjalani tindakan embolisasi dengan angiografi.

Beberapa ahli menyarankan tindakan ini dilakukan untuk setiap ruptur hepar dengan derajat lebih dari III. Pendapat lain menyarankan tindakan ini dilakukan bila terdapat ekstravasasi kontras pada CT scan abdomen.[16,17]

Pembedahan

Tindakan pembedahan laparotomi harus dilakukan pada pasien ruptur hepar dengan hemodinamik tidak stabil dan tidak responsif terhadap tindakan resusitasi aktif, serta pasien dengan tanda peritoneal.

Prinsip tindakan laparotomi adalah mengendalikan kerusakan hepar, mengontrol perdarahan pada ruptur hepar, serta mengontrol kontaminasi di traktus gastrointestinal. Abdomen harus di-packing dalam 4 kuadran agar memungkinkan cedera terlokalisir.[1,2,5,13]

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kehilangan darah:

  • Kompresi hepar langsung oleh ahli bedah menggunakan tangan
  • Perihepatic packing dengan menempatkan bantalan laparotomi pada ruang antara hepar dan diafragma atau pada sisi anterior dan lateral hepar untuk merapatkan tepi parenkim yang terluka

  • Manuver Pringle dengan memasang non–crushing vascular clamp pada porta hepatika untuk menyumbat arteri hepatik dan vena porta
  • Pada ruptur yang lebih berat, ligasi arteri hepatik atau lobektomi hepatik anatomi mungkin diperlukan[1,2,5,13]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Srinivasa S, Lee WG, Aldameh A, Koea JB. Spontaneous hepatic haemorrhage: a review of pathogenesis, aetiology and treatment. HPB (Oxford) 2015;17:872–80. doi:10.1111/hpb.12474.
2. Hammoud GM, Ibdah JA. Chapter 52 - The Liver in Pregnancy. In: Boyer TD, Manns MP, Sanyal AJBT-Z and BH Sixth Ed, editor., Saint Louis: W.B. Saunders; 2012,p. 919–40. doi:https://doi.org/10.1016/B978-1-4377-0881-3.00052-8
3. Ward J, Alarcon L, Peitzman AB. Management of blunt liver injury: what is new? Eur J Trauma Emerg Surg Off Publ Eur Trauma Soc 2015;41:229–37. doi:10.1007/s00068-015-0521-0.
5. Coccolini F, Coimbra R, Ordonez C, Kluger Y, Vega F, Moore EE, et al. Liver trauma: WSES 2020 guidelines. World J Emerg Surg 2020;15:24. doi:10.1186/s13017-020-00302-7.
13. Letoublon C, Amariutei A, Taton N, Lacaze L, Abba J, Risse O, et al. Management of blunt hepatic trauma. J Visc Surg 2016;153:33–43. doi:10.1016/j.jviscsurg.2016.07.005.
16. Letoublon C, Morra I, Chen Y, Monnin V, Voirin D, Arvieux C. Hepatic arterial embolization in the management of blunt hepatic trauma: indications and complications. J Trauma 2011;70:1032–7. doi:10.1097/TA.0b013e31820e7ca1.
17. Chatoupis K, Papadopoulou G, Kaskarelis I. New technology in the management of liver trauma. Ann Gastroenterol 2013;26:41–4.
22. Taghavi S, Askari R. Liver Trauma. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513236/

Diagnosis Ruptur Hepar
Prognosis Ruptur Hepar
Diskusi Terkait
dr. Ni Luh Putu Wulan Budyawati
Dibalas 18 Maret 2019, 17:34
Trauma tumpul liver dengan terapi konservatif
Oleh: dr. Ni Luh Putu Wulan Budyawati
8 Balasan
Selamat sore dok, ijin bertanya pertanyaan dari user, anak 14 thn mengalami trauma tumpul di perut sehingga menyebabkan robekan di liver, namun tidak...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.