Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Tenggelam/Drowning general_alomedika 2023-06-16T14:57:12+07:00 2023-06-16T14:57:12+07:00
Tenggelam/Drowning
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Tenggelam/Drowning

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Diagnosis tenggelam terutama adalah riwayat submersi yang baru terjadi ke air atau cairan lainnya. Pasien dengan tenggelam seringkali datang dengan penurunan kesadaran, serta hipoksia dan distress napas akibat adanya cairan pada paru yang mengganggu difusi udara.

Anamnesis

Anamnesis pada tenggelam harus mendapatkan penyebab dari tenggelam, apakah tenggelam tersebut disengaja atau tidak, serta penyakit sekunder, seperti epilepsi, yang mungkin mendasari. Detail dari kejadian tenggelam bisa menentukan terapi yang tepat dan memperkirakan prognosis pasien.[5]

Anamnesa pada kasus tenggelam mencakup:

  • Detail waktu, yaitu waktu imersi, waktu dilakukan pertolongan sejak tenggelam, waktu saat dilakukan upaya bantuan napas, dan detail terapi yang dilakukan
  • Kejadian yang mendahului kejadian tenggelam, yaitu klinisi harus peka terhadap cerita yang tidak konsisten dan cerita yang tidak sesuai dengan usia perkembangan anak
  • Kemungkinan penyebab medis lain pada anak yang tenggelam, terutama anak dengan kemampuan berenang yang baik. Kondisi medis misalnya kejang, hipoglikemia, aritmia, sindrom QT panjang, dan intoksikasi[12,20]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang perlu diperhatikan pada kasus tenggelam adalah adanya tanda hipoksia ataupun distress pernapasan sampai apnea. Tenggelam dapat berisiko aspirasi yang mengancam nyawa. Pada keadaan ini, perlu dilihat adanya tanda sianosis, sampai penurunan kesadaran.[1,20]

Hasil pemeriksaan fisik pada kasus tenggelam diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu asimtomatik, simtomatik, cardiopulmonary arrest, dan meninggal. Pasien asimtomatik apabila kejadian tenggelam terjadi dalam waktu yang singkat dan cepat diresusitasi dengan baik.[2,20]

Pada kasus simtomatik, tanda dan gejala yang dapat terjadi adalah:

  • Kelainan tanda vital, seperti hipotermia, takikardia atau bradikardia, takipnea, dyspnea
  • Gangguan pernapasan, seperti takipnea, dyspnea, batuk, dan wheezing

  • Tampak cemas
  • Gangguan kesadaran dan defisit neurologis

  • Gangguan gastrointestinal, seperti muntah dan diare

Pada kasus yang lebih berat, hipoksia yang terjadi progresif menyebabkan takikardia berubah menjadi bradikardia, hingga cardiopulmonary arrest dan kematian.[2,4,20]

Pemeriksaan suhu harus dilakukan secara hati-hati. Pada pasien submersi dengan kepala yang berada di atas air, pemeriksaan suhu dengan infrared akan menunjukkan hasil yang tidak akurat. Pemeriksaan suhu harus dilakukan berdasarkan suhu pusat.[4,20]

Diagnosis Banding

Diagnosis dari tenggelam umumnya cukup jelas berdasarkan penggalian riwayat pasien. Pasien dengan penurunan kesadaran tanpa hipoksia yang signifikan membutuhkan investigasi lebih lanjut mengenai penyebab selain tenggelam, seperti hipotermia, cedera kepala, atau kondisi medis lain (misalnya hipoglikemia, kejang, dan intoksikasi).[12]

Cardiopulmonary Arrest

Terdapat beberapa hal yang membedakan antara tenggelam dengan cardiopulmonary arrest. Pada cardiopulmonary arrest, aliran darah akan langsung terhenti. Sedangkan pada tenggelam, aliran darah tetap ada, tetapi tidak ada oksigen yang tersalurkan ke jaringan tubuh menyebabkan hipoksia yang berlanjut menjadi asfiksia. Cairan submersi yang lebih dingin dibandingkan dengan tubuh akan menurunkan suhu tubuh dan menghambat kematian saraf.[16]

Alcohol Poisoning

Penggunaan alkohol pada merupakan salah satu penyebab kasus tenggelam yang tidak disengaja. Alkohol mempengaruhi sistem saraf pusat serta mengganggu kemampuan psikomotor, menurunkan kemampuan kognitif, dan mencetuskan keinginan melakukan sesuatu yang berisiko tinggi.

Seseorang kemudian tidak bisa mempertimbangkan secara jelas risiko berenang atau berselancar dalam kondisi yang berbahaya. Alkohol pada korban tenggelam diketahui dengan mengukur blood alcohol concentration (BAC).[17]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang tidak dibutuhkan pada korban yang dalam kondisi baik dan asimtomatik. Pemeriksaan penunjang yang diminta harus sesuai dengan temuan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit umumnya berada pada kadar normal dan tidak rutin dilakukan. Gangguan elektrolit hanya terjadi pada aspirasi >11–22 mL/kg air, dan pada kasus tenggelam umumnya hanya 3–4 mL/kg air yang teraspirasi.[1,5]

Analisa gas darah

Analisa gas darah harus dilakukan pada semua pasien dengan riwayat submersion untuk menilai oksigenasi dan kebutuhan ventilasi. Analisa gas darah dapat secara akurat menilai methemoglobinemia dan carboxyhemoglobinemia meskipun pada pasien yang bergejala ringan.[2,10]

Fungsi Ginjal

Pemeriksaan fungsi ginjal serial dilakukan apabila pada pemeriksaan awal didapatkan peningkatan kreatinin serum, asidosis metabolik, hasil urinalisis yang tidak normal, dan limfositosis signifikan. Gangguan ginjal bisa terjadi pada kasus tenggelam dan bervariasi dari gangguan ringan (kreatinin serum <3,39 mg/dl) hingga berat yang membutuhkan hemodialisa.[2]

Urinalisis

Pemeriksaan urinalisis pada kasus tenggelam untuk mendapatkan faktor yang mencetuskan tenggelam, misalnya penggunaan alkohol dan obat-obatan.[1]

Elektrokardiografi

Elektrokardiografi (EKG) dilakukan pada pasien dengan riwayat kelainan jantung, takikardia, atau bradikardia. Pada pasien  tenggelam, penghangatan harus dilakukan dengan monitor EKG karena disritmia umum terjadi pada proses ini.[1]

Radiografi

Radiografi tidak dilakukan rutin pada semua kasus tenggelam. Radiografi dilakukan pada pasien dengan indikasi, misalnya hipoksia atau gejala respirasi yang memburuk. Temuan yang bisa dilihat dari pemeriksaan ini adalah aspirasi, edema pulmonal, atau atelektasis segmental pada aspirasi benda asing di dalam air. Korban tenggelam dengan kecurigaan trauma kepala leher harus menjalani CT scan kepala.[2,5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. McCall JD, Sternard BT. Drowning. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430833/
2. Peden, A.E., Işın, A. Drowning in the Eastern Mediterranean region: a systematic literature review of the epidemiology, risk factors and strategies for prevention. BMC Public Health 22, 1477 (2022). https://doi.org/10.1186/s12889-022-13778-6
4. Layon JA, Modell JH. Drowning. Anesthesiology. 2009; 110:1390-401. https://bit.ly/3c9Jb0x
5. Mott TF, Latimer KM. Prevention and Treatment of Drowning. American Family Physician; 93 (7): 576-582. 2016. https://www.aafp.org/afp/2016/0401/p576.html#sec-3
10. Matthew J, Robertson C, Hofmeyr R. Update on drowning. SAMJ. 2017. www.samj.org.za/index.php/samj/article/download/11952/8117
12. The Royal Children’s Hospital Melbourne. Drowning. 2020. https://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/Drowning/
16. Topjian AA, et al. Brain Resuscitation in the Drowning Victim. Neurocrit Care. 2012; 17(3): 441-467. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3677166/
17. Pajunen T, et al. Unintentional drowning: Role of medicinal drugs and alcohol. BMC Public Health. 2017. https://bmcpublichealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12889-017-4306-8
20. Armstrong EJ, Erskine KL. Investigation of Drowning Deaths: A Practical Review. Acad Forensic Pathol. 2018 Mar;8(1):8-43. doi: 10.23907/2018.002. Epub 2018 Mar 7. PMID: 31240023; PMCID: PMC6474464.

Epidemiologi Tenggelam/Drowning
Penatalaksanaan Tenggelam/Drowning

Artikel Terkait

  • Durasi Resusitasi Jantung Paru pada Henti Jantung – Telaah Jurnal Alomedika
    Durasi Resusitasi Jantung Paru pada Henti Jantung – Telaah Jurnal Alomedika
  • Kajian Etik dan Medikolegal dari Do Not Resuscitate
    Kajian Etik dan Medikolegal dari Do Not Resuscitate
  • Pedoman 2018 Resusitasi Jantung Paru: Peranan Obat Antiaritmia
    Pedoman 2018 Resusitasi Jantung Paru: Peranan Obat Antiaritmia
  • Sekilas Mengenai Henti Jantung Intraoperatif
    Sekilas Mengenai Henti Jantung Intraoperatif
  • Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Tenggelam?
    Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Tenggelam?

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 13 Februari 2025, 22:07
Pemberian epinefrin apakah boleh diberikan IM pada henti jantung henti napas
Oleh: Anonymous
7 Balasan
Alo dokter. izin menanyakan jika pasien anak datang dgn kondisi henti jantung henti nafas, namun akses iv/io sulit ditemukan dan tidak terpasang ett...
Anonymous
Dibalas 07 Januari 2025, 11:23
Pemasangan NGT berakibat apneu dan cardiac arest
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Saya mendapatkan kasus anak usia 2 tahunS : pasien sadar sesak (-) NGT terlepas 2 jam sebelum pemasangan NGT pasien diminumkan susuO :TSSCMHR :126x/mRR :...
dr. Muhammad Raihan Farrasky
Dibalas 01 Oktober 2024, 08:37
Tindakan defibrilasi maupun kardioversi pada kasus drowning?
Oleh: dr. Muhammad Raihan Farrasky
1 Balasan
Apakah perlu dilakukan tindakan Defibrilasi atau Kardioversi pada kasus drowning jika ditemukan gambaran Shockable, mengingat adanya gangguan kalium pada...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.