Etiologi Syok Hipovolemik
Etiologi syok hipovolemik terbagi atas trauma dan non trauma. Syok hipovolemik yang disebabkan oleh trauma terjadi akibat kehilangan volume darah yang masif atau kehilangan plasma darah karena adanya major soft injury akibat mekanisme trauma.[2,3,6]
Sementara itu, syok hipovolemik yang disebabkan oleh non trauma dipicu oleh adanya kehilangan cairan, kekurangan asupan cairan akibat suatu penyakit baik infeksi maupun inflamasi, dan perdarahan yang tidak disebabkan oleh trauma seperti pada kehamilan ektopik terganggu.[4,9–11]
Tabel 1 menjelaskan etiologi syok hipovolemik akibat trauma maupun non trauma.
Tabel 1. Etiologi Syok Hipovolemik
Kehilangan plasma ● Luka bakar luas ● Deskuamasi kulit, seperti sindrom Stevens-Johnson dan nekrolisis epidermal toksik ● Sindrom Dumping ● Heatstroke ● Demam |
Kehilangan cairan ekstraseluler ● Muntah (vomitus) ● Dehidrasi akibat asupan cairan yang tidak terpenuhi ● Diare yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, terutama pada anak-anak ● Terapi diuretik yang sangat agresif ● Hiperaldosteronisme ● Diuresis imbas obat |
Perdarahan ● Trauma, seperti trauma toraks, trauma abdomen dan pelvis, trauma kepala, trauma muskuloskeletal, dan hematoma subkapsular hati ● Perdarahan gastrointestinal ● Kehamilan ektopik, solusio plasenta, dan plasenta previa ● Perlukaan ganda ● Ruptur aneurisma aorta ● Perdarahan post partum |
Sumber: dr. Eva Naomi Oretla, Alomedika, 2023[1,4,9,11]
Faktor Risiko
Individu tertentu yang memiliki risiko tinggi mengalami syok hipovolemik, antara lain neonatus, anak-anak, dan geriatri, memiliki komorbiditas berupa penyakit kardiopulmoner, mengalami luka bakar dengan luas >20%, kehamilan ektopik terganggu, serta dehidrasi akibat diare, muntah, dan hiperhidrosis.[2–6,8,10]
Usia
Pasien neonatus, pediatrik, dan geriatri memiliki respons terhadap syok hipovolemik yang cenderung berbeda dengan usia dewasa. Anak-anak dan usia lanjut lebih rentan mengalami dekompensasi awal setelah kehilangan volume cairan tubuh dan volume intravaskular akibat kehilangan darah atau perdarahan akut.[2,4]
Komorbiditas Kardiopulmoner
Individu dengan komorbiditas kardiopulmoner memiliki gangguan pada sistem kardiopulmoner, di mana terjadi perubahan fisiologis dan kondisi medis yang mempengaruhi kemampuan kompensasi terhadap kehilangan volume cairan tubuh akut.[5,6,8]
Adanya penyakit seperti aterosklerosis akan menyebabkan penurunan elastin, sehingga terjadi penurunan kemampuan kompensasi vaskuler dan vasodilatasi arteri jantung.[5,8]
Jenis Trauma
Individu yang mengalami jenis trauma seperti trauma luka bakar dengan luas >20% dapat mengalami syok hipovolemik. Syok hipovolemik pada luka bakar terjadi akibat permeabilitas kapiler yang meninggi dan menyebabkan terjadinya edema, serta menimbulkan bula yang banyak mengandung elektrolit. Hal tersebut akan menyebabkan penurunan volume cairan intravaskuler.[2,3,10]
Cedera traumatik juga merupakan faktor risiko syok hipovolemik yang sering terjadi akibat kehilangan volume darah yang masif. Beberapa lokasi trauma yang dapat menyebabkan syok hipovolemik adalah trauma abdomen, pelvis, dan muskuloskeletal.[2,3,5]
Kehamilan
Kehamilan ektopik terganggu dapat menyebabkan syok hipovolemik akibat adanya perdarahan yang tersembunyi. Kehamilan dengan solusio plasenta ataupun plasenta previa juga dapat menyebabkan terjadinya syok hipovolemik melalui perdarahan post partum pervaginam.[5,10]
Dehidrasi
Individu yang mengalami dehidrasi yang disebabkan oleh diare, vomitus, dan hiperhidrosis sangat rentan untuk mengalami syok hipovolemik akibat berkurangnya volume intravaskuler.[4,5,10]
Penulisan pertama oleh: dr. Reren Ramanda